Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

PLN Bakal Temui Pelanggan yang Dituduh Pasang Meteran Palsu dan Didenda Rp 68 Juta

JAKARTA, KOMPAS.com - PT PLN (Persero) bakal melakukan pertemuan dengan pelanggan yang dikenakan denda Rp 68 juta karena menggunakan segel meteran PLN palsu. Pertemuan ini juga akan diikuti pihak dari Ditjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM.

Persoalan denda ini ramai dibicarakan setelah seorang pelanggan melalui akun Instagramnya @sharonwicaksono mengunggah beberapa foto yang berisi informasi, bahwa dirinya diminta membayar Rp 68 juta oleh PLN karena segel meteran yang sudah digunakannnya sejak tahun 1993, dinyatakan palsu.

Senior Manager Komunikasi dan Umum PLN UID Jakarta Raya, Kemas Abdul Gaffur mengatakan, pihaknya telah menjadwalkan pertemuan dengan pelanggan terkait pada 22 Juni 2022. Hal ini menyusul adanya keberatan yang diajukan oleh pelanggan terkait denda yang dikenakan oleh pihak PLN.

"Nanti tanggal 22 Juni (dilakukan pertemuan dengan pelanggan), informasi lebih lanjut (akan disampaikan) setelah pertemuan dengan pelanggan," ujarnya kepada Kompas.com, Senin (20/6/2022).

Berdasarkan keterangan PLN, pemeriksaan kWh meter merupakan bagian dari program Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL). Melalui pemeriksaan itu, pada rumah pelanggan tersebut ditemukan bahwa terdapat segel di kWh meter yang tidak sesuai dengan standar PLN.

Lalu pelanggan diminta untuk membawa alat meterannya ke lab PLN Bandengan. Pelanggan hadir di lab dan menyaksikan pengujian terhadap kWh meter tersebut yang menunjukkan hasil ujinya tidak sesuai dengan acuan standar.

Hasil uji tersebut menyatakan terdapat pelanggaran P2 yaitu mempengaruhi pengukuran kWh meter sehingga hasil ukurnya tidak akurat. Alhasil, PLN mengenakan denda terhadap pelanggan tersebut.

Pelaksana Harian (PLH) Manager UP3 Bandengan, PLN UID Jakarta Raya Akkhita Nurrul mengatakan, atas hasil uji lab itu pelanggan memang menyatakan keberatan. Menurutnya, pihak PLN koorperatif atas pengajuan keberatan tersebut sehingga akan dilakukan pertemuan dengan pelanggan.

"Atas hasil lab itu, pelanggan mengajukan keberatan. PLN dengan sangat kooperatif memfasilitasi keberatan tersebut," katanya.

Sebelumnya, unggahan di akun Instagram @sharonwicaksono terkait diminta membayar denda Rp 68 juta oleh pihak PLN karena segel meteran yang palsud, menjadi viral di media sosial. Pada postingan itu terdapat foto perbedaan segel meteran asli menurut PLN dan segel palsu yang terpasang di meteran pelanggan.

Pada narasi postingan tersebut, rumah pelanggan PLN berinisial SW didatangi oleh petugas PLN yang melakukan pengecekan seperti biasa. Namun, saat itu SW sedang tidak berada di rumah.

SW merasa petugas PLN tersebut mencari-cari kesalahan, dan meteran milik SW perlu dibawa ke lab PLN untuk pengecekan lebih lanjut. Saat dibawa, pihak PLN Bandengan menyebut bahwa segel meteran SW tidak asli dan diminta membayar denda sebesar Rp 68 juta.

Dari tagihan itu, SW merasa diperas oleh 'oknum' pihak PLN. Sebab, ia mengaku orang awam yang tidak mengerti mengenai menteran listrik, terlebih segel meteran listrik itu sudah digunakan dari tahun 1993. SW pun mengaku sempat diancam akan diputus aliran listrik jika tidak membayar denda.

"Jujur gue sbg rakyat Indonesia merasa sangat KECEWA & DIRUGIKAN oleh 'oknum2' seperti mereka. Yg seharusnya tugasnya melayani masyarakat (PLN) malah bertindak sepihak & merugikan orang2 kecil kayak gini," tulis postingan pada akun @sharonwicaksono.

https://money.kompas.com/read/2022/06/20/220500426/pln-bakal-temui-pelanggan-yang-dituduh-pasang-meteran-palsu-dan-didenda-rp-68

Terkini Lainnya

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke