Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

PT Arkora Hydro Berencana IPO, Bidik Dana Segar Rp 179,7 Miliar

Direktur Utama ARKO, Aldo Artoko mengatakan, jumlah saham yang ditawarkan oleh perseroan tersebut mewakili 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor ARKO setelah IPO saham. Adapun harga IPO berada di rentang Rp 286 sampai Rp 310 per saham, dengan target perolehan dana Rp Rp 165,85 miliar sampai dengan Rp 179,77 miliar.

“Kita sebagai suatu perusahaan ingin memaksimalkan pengembangan energi baru terbarukan yang ramah lingkungan dan bisa mengurangi emisi karbon. Jadi keputusan kita melaksanakan IPO pada tahun ini adalah kesempatan kita bisa memberikan awareness kepada masyarakat bahwa perusahaan ini memberi dampak positif kepada lingkungan, dan profitable juga,” kata Aldo Artoko di Jakarta, Selasa (21/6/2022).

Adapun penggunaan dana IPO ARKO antara lain 63 persen digunakan untuk tambahan investasi pada anak perusahaan dan 37 persen lagi untuk pelunasan kewajiban jangka pendek. Adapun rincian anak perusahaan yang akan didanai yakni, 54 persen untuk PT Arkora Hydro Sulawesi (AHS), 29 persen untuk PT Arkora Energi Baru dan 17 persen di PT Arkora Tenaga Matahari.

Rencananya, saham ARKO akan dicatatkan di BEI pada 8 Juli 2022. Aldo berharap, dapat menerima pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk IPO pada 30 Juni 2022. Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek dalam IPO ARKO, yakni PT Lotus Andalan Sekuritas dan PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia.

Kedepannya, Aldo meyakini, bisnis EBT masih memiliki potensi besar di Indonesia, bahkan dalam teknologi yang sudah matang seperti hidro, surya dan angin. Kehadiran hydro sudah kompetitif dengan pembangkit listrik berbahan bakar batubara.

Sebagai informasi, Arkora Hydro aktif mencari proyek hidro berpotensi besar di atas 25 MW. Arkora juga telah menyelesaikan pembangunan proyek mini hidro Cikopo-2 dengan total biaya 1,65 juta dollar AS per MW. Cikopo-2 merupakan pembangkit listrik berkapasitas 7,4 MW yang dimiliki dan dioperasikan oleh Arkora Hydro.

Selain itu, Arkora Hydro juga mengerjakan proyek Tomasa menelan biaya investasi 1,75 juta dollar AS per MW. Biaya investasi ini di bawah rata-rata industri sebesar 2,2 - 2,5 juta dollar AS per MW. Proyek Tomasa merupakan pembangkit listrik berkapasitas 10 (2x5) MW.

Ada juga proyek Yaentu di Poso (Sulawesi Tengah) yang sedang dalam konstruksi. Proyek Yaentu dengan kapasitas 10 (2x5) MW ini dikembangkan oleh PT Arkora Hydro Sulawesi (AHS), anak perusahaan tidak langsung milik Arkora Hydro.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

https://money.kompas.com/read/2022/06/21/160000326/pt-arkora-hydro-berencana-ipo-bidik-dana-segar-rp-179-7-miliar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke