BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Gojek
Salin Artikel

Riset Tenggara Strategics: GoFood Jadi Layanan OFD Terbanyak Diunduh dan Digunakan di Indonesia

KOMPAS.com – Platform online food delivery (OFD) yang juga bagian dari ekosistem PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo Group), GoFood, menjadi layanan pesan antar makanan yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia.

Hal tersebut tertuang dalam hasil riset “Survei Persepsi dan Perilaku Konsumsi Online Food Delivery di Indonesia" yang dipublikasikan Tenggara Strategics pada Rabu (15/6/2022). Riset tersebut juga mengungkap bahwa saat ini, GoFood menempati posisi teratas sebagai layanan pesan antar makanan di Indonesia dengan nilai transaksi terbesar.

Adapun badan riset yang merupakan bagian dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) dan Universitas Prasetiya Mulya itu melakukan penelitian tersebut untuk mendalami perilaku konsumen Indonesia dalam menggunakan layanan OFD.

Pada survei tersebut, Tenggara Strategics melibatkan 1.200 konsumen OFD di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), Bandung, Surabaya, Semarang, Surakarta, serta Medan.

Riset tersebut dilakukan pada 10-14 Januari 2022 dengan menggunakan metode wawancara tatap muka oleh pewawancara terlatih. Adapun tingkat kepercayaan riset ini sebesar 95 persen dengan batas kesalahan atau margin of error (MoE) sekitar 2,8 persen.

Direktur Eksekutif Tenggara Strategics Riyadi Suparno mengatakan bahwa berdasarkan hasil riset tersebut, GoFood menjadi pemimpin layanan OFD di Indonesia dengan nilai transaksi terbesar di tengah pandemi Covid-19.

Tenggara Strategics mengestimasi nilai transaksi atau gross merchandise value (GMV) layanan OFD sebesar Rp 78,4 triliun pada 2021. Dari jumlah tersebut, nilai transaksi platform GoFood diestimasi mencapai Rp 30,65 triliun atau menguasai 39 persen dari total GMV.

“Jumlah tersebut lebih tinggi daripada penyedia layanan OFD lain, seperti Shopee Food dan GrabFood yang masing-masing diestimasi memiliki nilai transaksi sebesar Rp 26,49 triliun dan Rp 20,93 triliun,” ujar Riyadi dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (22/6/2022).

Hasil riset Tenggara Strategics juga mengungkap bahwa sebanyak 41 persen konsumen mengaku memiliki lebih dari dua aplikasi OFD. Sementara itu, 31 persen konsumen memiliki dua aplikasi OFD dan 28 persen hanya memiliki satu aplikasi OFD.

Sekalipun sebagian besar responden mengaku memiliki lebih dari satu aplikasi OFD, papar Riyadi, GoFood menjadi aplikasi yang paling banyak diunduh, yakni 76 persen.

“Hal itu beralasan, mengingat sebanyak 50 persen konsumen menjadikan GoFood sebagai layanan pesan antar yang pertama kali diingat (top of mind),” ujarnya.

Selain itu, GoFood menjadi favorit konsumen karena menawarkan kenyamanan dan keamanan dalam bertransaksi, serta pilihan menu yang beragam ketimbang platform OFD lain.

Dari hasil survei tersebut, Riyadi menilai bahwa layanan OFD menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi digital dan penggerak perekonomian masyarakat.

Di tengah pandemi Covid-19, layanan OFD terbukti menjadi penyelamat masyarakat yang harus beraktivitas dari rumah sekaligus penyelamat usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk bisa tetap berbisnis.

“Meski pandemi Covid-19 sudah mereda dan masyarakat dapat beraktivitas kembali, layanan OFD tetap diminati masyarakat karena kenyamanan dan kemudahan yang ditawarkan,” papar Riyadi.

Prospek layanan OFD

Hal senada juga diuraikan oleh Economic Research Lead Tenggara Strategics Stella Kusumawardhani. Stella menilai, layanan OFD sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari keseharian masyarakat.

Pasalnya, mayoritas konsumen menggunakan layanan OFD untuk mendukung produktivitas, menjelajahi tren kuliner terbaru, dan bersosialisasi. Setidaknya, lebih dari setengah konsumen yang disurvei menggunakan OFD minimal sekali setiap minggu.

Stella mengatakan, layanan OFD sudah digunakan oleh hampir seluruh lapisan masyarakat berpenghasilan tetap. Adapun mayoritas pengguna layanan ini terdiri atas generasi Z sebanyak 43 persen dan 39 persen dari generasi milenial.

“Kami memperkirakan, industri OFD juga akan terus bertumbuh. Hasil survei kami menemukan bahwa 96 persen dari mayoritas konsumen berniat terus menggunakan dan meningkatkan penggunaan layanan OFD di masa mendatang,” ujar Stella.

Research Fellow Tenggara Strategics Handyanto Widjojo menjelaskan, preferensi konsumen untuk tetap menggunakan layanan OFD pada masa mendatang karena mereka telah menikmati kenyamanan dan kemudahan layanan OFD dalam memesan makanan.

“Layanan OFD telah membentuk kebiasaan sekaligus gaya hidup terkait makanan dan minuman sehingga akan menjadi pertimbangan bagi konsumen pada periode berikutnya,” ujar Handyanto.

https://money.kompas.com/read/2022/06/22/090300426/riset-tenggara-strategics--gofood-jadi-layanan-ofd-terbanyak-diunduh-dan

Terkini Lainnya

Angkutan Lebaran 2024, Kemenhub Siapkan Sarana dan Prasarana Transportasi Umum

Angkutan Lebaran 2024, Kemenhub Siapkan Sarana dan Prasarana Transportasi Umum

Whats New
Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Work Smart
Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Whats New
Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Whats New
Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Whats New
Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Whats New
HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Bagikan artikel ini melalui
Oke