Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Banyak Negara Dibayang-bayangi Resesi, Bank Mandiri "Pede" Perekonomian RI Positif hingga Akhir Tahun

Meskipun demikian, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menyatakan, kondisi perekonomian Indonesia masih positif hingga akhir kuartal II-2022.

"Perekonomian Indonesia hingga akhir kuartal II ini menunjukkan indikator yang positif meskipun di tengah tekanan eksternal yang semakin besar dari Perang Russia-Ukraina, angka inflasi global yang meningkat dan kenaikan suku bunga acuan The Fed yang cukup agresif," tutur Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro, dalam Media Gathering Kuartal II-2022, Rabu (22/6/2022).

Bank dengan kode emiten BMRI itu bahkan memproyeksikan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II tahun ini akan lebih baik dibandingkan dengan periode tiga bulan pertama 2022.

"Penghitungan berdasarkan nowcasting kami sementara ini pertumbuhan kuartal II akan berkisar 5,2 persen hingga 5,3 persen," kata Andry.

Proyeksi itu dibuat dengan melihat kondisi perekonomian Indonesia yang masih menunjukkan berlanjutnya pemulihan ekonomi dengan berbagai faktor.

Dari sisi konsumsi, belanja masyarakat pada periode tiga bulan kedau tahun ini sudah mencapai level tertinggi sepanjang pandemi Covid-19.

Hal itu ditunjukan oleh Mandiri Spending Index (MSI) di mana indeks frekuensi belanja berada di level 185,5, sementara indeks nilai belanja naik ke level 159,9, indeks tertinggi sepanjang pandemi.

"Hal ini mengindikasikan pemulihan ekonomi yang signifikan jika dibandingkan dengan periode dua tahun sebelumnya, yang berjalan beriringan dengan pelonggaran mobilitas masyarakat," ujar Andry.


Selain itu, tingkat belanja di semua wilayah kembali meningkat sejak awal Maret 2022.

Andry mengungkpakan, perbaikan tingkat belanja tidak hanya terjadi di wilayah-wilayah yang terimbas kenaikan harga komoditas, namun juga di wilayah yang mengandalkan pariwisata.

Dari sisi produksi, pemulihan ekonomi sektoral juga menunjukan arah yang semakin solid, ditunjukan semakin banyak sektor dengan level PDB sektoralnya sudah melebihi level sebelum pandemi Covid-19.

"Pertumbuhan ekonomi sektoral pun semakin kuat, impor bahan baku dan barang modal meningkat, mengindikasikan pergerakan ekonomi yang terus membaik," ujar Andry.

Namun demikian, Andry meyebutkan, pemulihan ekonomi ke depan dihadapkan pada beberapa tantangan yang perlu diwaspadai dan diantisipasi.

Mulai dari kenaikan harga-harga energi, seperti minyak, gas dan batubara, dan juga pangan yang akan meningkatkan biaya produksi dan konsumsi.

Kemudian, produsen akan meningkatkan harga jual di tingkat konsumen (pass-through).

"Resiko rupiah terdepresiasi yang dapat meningkatkan biaya-biaya dari bahan baku impor," ucap Andry.

https://money.kompas.com/read/2022/06/22/200623626/banyak-negara-dibayang-bayangi-resesi-bank-mandiri-pede-perekonomian-ri

Terkini Lainnya

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Whats New
Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan jadi 6,25 Persen

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan jadi 6,25 Persen

Whats New
Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Earn Smart
Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Earn Smart
Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang Jika Mau Maju

Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang Jika Mau Maju

Whats New
United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

Whats New
Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Whats New
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Earn Smart
Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Whats New
Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Whats New
Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Whats New
Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Whats New
Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke