Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pengalaman Naik MRT Jakarta dengan Lansia dan Batita, Apa Saja yang Perlu Diperhatikan?

Saat ini MRT Jakarta baru memiliki 13 stasiun, yaitu Bundaran HI, Dukuh Atas, Setiabudim Bendungan Hilir, Istora, Senayan, Asean, Blok M, Blok A, Haji Nawi, Cipete Raya, Fatmawati, dan Lebak Bulus.

Adapun tarif MRT Jakarta sebesar Rp 3.000 untuk tarif minimal dan bertambah Rp 1.000 setiap melewati stasiun. Tarif tertinggi dari Stasiun Bundaran HI ke Lebak Bulus dan sebaliknya sebesar Rp 14.000.

Pada Senin (13/6/2022), Kompas.com menjajal naik MRT dari Stasiun Blok M ke Stasiun Bundaran HI bersama orangtua (lansia) dan bayi berusia kurang dari 2 tahun (batita) menggunakan stroller.

Penulis sengaja melakukan perjalanan pada hari Senin karena pada akhir pekan biasanya volume penumpang yang menjajal MRT Jakarta cukup banyak.

Berdasarkan pengalaman tersebut ada beberapa hal yang perlu diperhatikan bagi penumpang MRT Jakarta yang membawa anak dan stroller, apa saja?

1. Tersedia lift untuk yang membawa stroller

Penulis menggunakan lift untuk naik ke stasun MRT Blok M agar memudahkan membawa stroller bayi/batita dan pada saat itu kami sedang membawa orangtua.

Lift ini memang disediakan pihak MRT Jakarta khusus untuk penumpang lansia dan disabilitas, meskipun yang menggunakan lift ini lebih banyak penumpang usia muda ketimbang lansia dan disabilitas.

Namun, perilaku ini tidak dapat disalahkan sepenuhnya ke penumpang mengingat tangga menuju stasiun MRT Jakarta cukup panjang dan melelahkan. Belum lagi perjalanan masuk ke peron cukup melelahkan.

Satu hal yang perlu diacungi jempol, kondisi lift cukup terawat dan dapat berfungsi dengan baik.

2. Anak dengan tinggi di atas 90 cm wajib kenakan masker

Saat akan memasuki kawasan stasiun MRT Jakarta di Blok M, setiap calon penumpang diwajibkan melakukan scan aplikasi Pedulilindungi.

Kemudian salah seorang petugas memperingatkan kami untuk memakaikan masker ke anak kami sebelum masuk ke peron stasiun.

Penulis lantas mencoba memakaikan masker ke batita, tapi sang anak menangis karena belum terbiasa memakai masker dan mencopotnya kembali.

Akhirnya kami mencoba untuk tetap berjalan ke gate masuk untuk tap kartu uang elektronik. Lagi-lagi seorang petugas menegur kami dan meminta agar anak kami dipakaikan masker sebelum masuk.

Kami pun mengatakan kepada petugas bahwa anak kami berusia di bawah 2 tahun karena seingat penulis aturan wajib memakai masker hanya berlaku untuk anak mulai usia 2 tahun ke atas.

Petugas tersebut mengatakan, ketentuan pihak MRT mewajibkan anak dengan tinggi di atas 90 centimeter (cm) untuk mengenakan masker selama masih di area stasiun.

Namun karena anak kami tingginya kurang dari 90 cm akhirnya kami diperbolehkan masuk meski anak kami tidak mengenakan masker.


3. Satu kartu uang elektronik untuk satu penumpang dan pastikan saldo cukup

Saat akan menempelkan (tap) kartu uang elektronik, lagi-lagi langkah kami kembali terhenti lantaran saldo uang elektronik yang penulis gunakan tidak mencukupi.

Petugas MRT mengatakan, untuk menaiki MRT Jakarta minimal harus menyediakan saldo Rp 14.000 untuk sekali jalan.

Petugas juga menginformasikan satu kartu uang elektronik hanya bisa digunakan untuk satu penumpang.

"Saldo mbaknya kurang, minimal Rp 14.000," kata petugas MRT mejawab kebingungan penulis.

Kemudian, petugas mengarahkan kami yang akan menuju Stasiun Bundaran HI ke peron yang benar.

4. Tersedia gerbong khusus untuk pengguna stroller


Saat sudah sampai di peron, kami kembali diarahkan petugas untuk menunggu di garis antrean.

"Nanti masuknya dari sini saja ya, soalnya gerbong yang ini khusus buat stroller dan kursi roda," pesan petugas tersebut.

5. Dilarang berbicara di dalam gerbong

Nampaknya petugas-petugas di MRT Jakarta cukup tegas dalam menerapkan aturan untuk para penumpangnya, terutama aturan protokol kesehatan.

Pasalnya, saat di dalam kereta kami ditegur petugas karena mengajak berbicara anak kami yang baru pertama kali menaiki kereta.

"Dilarang berbicara selama di gerbong ya Bu," ujar petugas tersebut setengah berbisik kepada kami.

Kami pun diam, meskipun anak kami sesekali terdengar mengoceh karena antusias melihat pintu MRT yang bisa buka dan menutup otomatis.

Di dalam gerbong, penumpang yang kelihatannya mayoritas merupakan pekerja dengan patuh tidak ada yang berbicara dan menjaga jarak duduknya tanpa diminta. Nampaknya mereka sudah terbiasa menggunakan MRT sebagai transportasi untuk pergi dan pulang kerja.

Namun masih terlihat beberapa masyarakat awam seperti kami yang baru pertama kali menjajal moda transportasi ini. Sesekali mereka terdengar berbicara dan saling mengambil foto di dalam gerbong.


Semoga lift atau eskalator diperbanyak...

Berdasarkan pengalaman tersebut, penulis menyimpulkan fasilitas yang disediakan PT MRT Jakarta cukup memuaskan karena lift, eskalator, toilet, area stasiun, dan musholla terlihat terawat dan bersih. Hal tersebut membuat penumpang nyaman untuk berlama-lama di stasiun.

Kenyamanan tersebut sejujurnya tidak penulis rasakan ketika menggunakan stasiun kereta api biasa karena di stasiun beberapa fasilitasnya kurang terawat walaupun saat ini sudah semakin membaik.

Pengelola juga memperhatikan kebutuhan penumpang disabilitas dengan menyediakan lift dan jalan pemandu atau guding block di dalam stasiun.

Petugas yang berjaga pun cukup banyak sehingga dapat dengan mudah ditemui saat penumpang membutuhkan bantuan. Bahkan petugas-petugas ini mendatangi kami yang saat itu terlihat kebingungan.

Berbeda dengan KRT atau kereta api biasa, sensasi menaiki MRT terasa lebih halus saat berjalan dan tidak terdengar bising suara kereta yang biasa terdengar saat menaiki kerea api biasa.

Namun, kekurangannya ialah tangga untuk masuk dan keluar yang terlalu tinggi membuat penumpang enggan menaiki tangga dan lebih memilih untuk menggunakan lift. Belum lagi jalan dari tangga tersebut ke peron cukup jauh.

Diharapkan ke depannya pihak MRT Jakarta dapat menyediakan eskalator untuk naik ke luar stasiun supaya lebih memudahkan penumpang menaiki tangga.

https://money.kompas.com/read/2022/06/26/133000026/pengalaman-naik-mrt-jakarta-dengan-lansia-dan-batita-apa-saja-yang-perlu

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke