Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ini Penyebab Agen Asuransi Belum Bisa Diganti dengan Kecanggihan Teknologi

JAKARTA, KOMPAS.com - Agen asuransi masih jadi pilihan utama saat seseorang membutuhkan penjelasan terperinci mengenai produk asuransi. Kendati kemajuan teknologi terus melaju pesat, peran agen asuransi tampaknya belum akan tergantikan dalam waktu dekat.

Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu mengatakan, teknologi informasi memang sangat baik untuk penetrasi asuransi, tetapi peran agen asuransi masih sangat dibutuhkan.

"Pernah ada cerita, orang tertarik dengan produk asuransi yang ditawarkan melalui provider, tetapi orang itu masih minta perusahaan mengirim agen datang ke rumah untuk menjelaskan produk asuransinya," kata dia dalam konferensi pers Million Dollar Round Table (MDRT), Selasa (28/6/2022).

Ia menambahkan, digitalisasi sebenarnya sangat baik untuk industri asuransi. Misalnya, perlu diciptakan suatu aplikasi yang dapat memudahkan masyarakat untuk memberikan pilihan produk sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan nasabah pasti akan sangat membantu.

Walaupun demikian, Togar sangsi digitalisasi pada industri asuransi akan berjalan dalam waktu dekat.

"Kalau industri ini mau bergeser ke digitalisasi, aplikasi, berarti any claim must pay. Jadi jangan gaya-gayaan pakai aplikasi, giliran klaim tunggu 30 hari," ucap dia.

Togar menegaskan, kalau perusahaan asuransi ingin berkomitmen menuju digitalisasi, makan urusan klaim harus dalam hitungan menit. Begitu pula cara klaim sebaiknya juga bisa menggunakan pengenalan wajah dan suara.

Sementara itu, Commitew Chair MDRT Day Indonesia 2022 Kennedy Sumarlie secara pribadi mengatakan, teknologi itu tidak bisa menggantikan agen.

Teknologi belum dapat menggantikan agen asuransi, kecuali dalam kaitannya dengan asuransi kendaraan atau rumah. Teknologi informasi dapat membantu masyarakat membandingkan produk asuransi yang ada.

"Tetapi dalam kaitannya dengan financial planner, saya harus mendesain keluarga muda yang sudah menikah punya anak dan yang sudah menikah belum punya anak pasti beda, terus financial goal-nya apa. Jadi perlu ada privasi," urai dia.

Untuk itu, sebagai agen asuransi ia selalu bertemu secara pribadi dengan calon pemegang polis.

"Jadi bagi saya IT itu utility untuk membantu kita lebih maju lagi, misalnya dengan adanya Zoom. IT bukan untuk menggantikan, otaknya tetap di kita," tandas dia.

Sebagai informasi, jumlah agen berlisensi di 2021 berdasarkan catatan Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) sebanyak 574.003 agen. Sementara itu, di tahun 2020, jumlah agen berlisensi lebih banyak mencapai sekitar 607.380 agen asuransi.

https://money.kompas.com/read/2022/06/28/163600826/ini-penyebab-agen-asuransi-belum-bisa-diganti-dengan-kecanggihan-teknologi

Terkini Lainnya

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke