Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Main HP di SPBU Bisa Picu Kebakaran, Cuma Mitos atau Fakta?

KOMPAS.com - Aturan larangan menggunakan ponsel atau smartphone di area SPBU kembali mengemuka, ini setelah pemerintah dan PT Pertamina (Persero) mendorong masyarakat untuk menggunakan aplikasi MyPertamina dalam rangka pembatasan konsumsi Pertalite dan Solar.

Para pelanggan diminta untuk mengisi data diri di aplikasi MyPertamina atau bisa melalui situs Subsidi Tepat MyPertamina. Kemudian data yang sudah masuk tersebut akan diverifikasi oleh pihak BPH Migas untuk memastikan bahwa pembeli Solar dan Pertalite memang merupakan pelanggan yang berhak.

Di sisi lain, masyarakat masih kebingungan dengan aturan pembelian BBM menggunakan ponsel tersebut, saat bersamaan sudah ada larangan bermain ponsel di area SPBU yang berlaku sejak lama.

Terlepas dari aturan baru tersebut, apakah benar bermain ponsel di area SPBU bisa memicu percikan api sehingga bisa menjadi insiden kebakaran di SPBU?

Dikutip dari Straits Times, rumor penggunaan ponsel dianggap sebagai penyebab kebakaran mulai beredar sejak awal tahun 1990-an, di mana ponsel saat ini dianggap bisa memancarkan gelombang mikro yang bisa memicu percikan api.

Fenomena kebingungan masyarakat soal informasi penggunaan handphone di area SPBU bisa memicu kebakaran juga terjadi di Negeri Jiran, Malaysia dan Singapura. 

Profesor Kelistrikan dari Universitas Putra Malaysia, Dr. Chandima Gomes, meragukan apakah benar ponsel bisa memicu kebakaran di tempat pengisian BBM.

"Gelombang mikro dari ponsel memiliki intensitas yang sangat rendah, kira-kira seperti 2,45GHz. Untuk membuat percikan (api) semacam itu, Anda memerlukan gelombang mikro bertenaga sangat tinggi. Tidak ada bukti ilmiah yang mengatakan bahwa emisi ponsel cukup untuk membuat percikan," jelas profesor yang memiliki spesialisasi pengamanan petir tersebut.

Program televisi dari Discovery Channel, MythBusters, bahkan pernah melakukan serangkaian uji coba apakah ponsel bisa memicu percikan api. Rangkaian tes itu kemudian ditayangkan di saluran TV mereka.

Saat itu, Discovery Channel sengaja mengisi sebuah kotak dengan asap yang mudah terbakar dan meletakan ponsel di dalamnya. Kemudian mereka melakukan penggilan telepon. Hasilnya, tidak ada percikan api yang muncul.

Listrik statis di SPBU

Sementara itu, Robert Rankes, Wakil Presiden Petroleum Equipment Institute (PEI) yang berbasis di Amerika Serikat, mengungkapkan listrik statis dari gesekan yang disebabkan manusia lebih rawan menyebabkan percikan api ketimbang gelombang ponsel.

Ia menyebut, kebakaran di SPBU bisa terjadi ketika seseorang yang sedang mengisi bensin secara tak sengaja bersentuhan dengan benda lain di sekitar mesin pompa bensin dan menciptakan listrik statis.

Setelah menyelidiki ratusan kasus kebakaran, Renkes mengatakan kecelakaan "akibat ponsel" biasanya terjadi ketika seseorang sedang mengisi bahan bakar dan kembali ke bagian dalam mobil untuk menelepon.

Di mana seorang bisa membawa listrik statis dari gesekan tubuhnya dengan kursi jok mobil kemudian terbawa ke area SPBU yang mudah terbakar.

"Saat di dalam mobil, tubuh mereka bergesekan dengan kursi, menciptakan listrik statis dan menempel pada tubuh. Jadi mereka duduk di dalam mobil, mereka menghasilkan listrik statis, mereka keluar lagi, listrik statis itu tidak hilang, dan mereka menyentuh dispenser," terang Rankes.

"Saat bensin masuk, uap keluar dari pipa pengisian, jadi Anda memiliki sumber pemicu ketika listrik statis keluar dari tangan Anda ke nozzle, persis di mana uap keluar dari pipa pengisian," katanya lagi.

Laporan serupa juga telah dikeluarkan oleh US Federal Communications Commission, Australian Mobile Telecommuni-cations Association, dan Oklahoma University Centre for Study of Wireless Electromagnetic Compatibility.

Namun, Dr Chandima berpendapat bahwa listrik statis nyaris tidak mungkin terjadi di SPBU di negara tropis seperti Malaysia, mengingat kelembaban tinggi yang secara otomatis menyerap kelebihan muatan di dalam tubuh.

Sementara soal adanya insiden seorang wanita menderita luka bakar serius saat mengisi bahan bakar mobilnya di Setapak Malaysia, Dr Chandima mengatakan korban mungkin sedang mengisi daya ponselnya atau menggunakan baterai yang rusak, sehingga memicu kebakaran.

"Apa yang terjadi adalah ketika telepon benar-benar panas dan Anda memiliki uap bensin, uap bensin yang menyebar dan bertemu dengan panas ponsel mungkin jadi penyebabnya," kata dia.

"Shell di Inggris telah menerbitkan sebuah studi tentang percikan frekuensi radio dari ponsel, menyimpulkan bahwa ponsel portabel yang digunakan dengan benar tidak bisa memicu kebakaran," ungkap dia lagi.

Stigma ponsel bisa memicu kebakaran juga semakin meluas karena dorongan keselamatan global oleh industri minyak Inggris, setelah bencana anjungan minyak Skotlandia pada tahun 1988.

Penjelasan Pertamina

Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga (Sub Holding Commercial & Trading Pertamina) Putut Andriatno menjelaskan, larangan penggunaan HP di SPBU yang dimaksud hanya melakukan panggilan telepon saja.

Pertamina menyampaikan bahwa pelarangan penggunaan HP di area SPBU sifatnya untuk mencegah pemakaian HP yang tidak bertanggungjawab yang dapat menimbulkan keadaan darurat seperti percikan api.

"Dapat kami sampaikan, larangan penggunaan portable electronic product adalah untuk panggilan masuk atau keluar," ujarnya.

Dihubungi terpisah, Pjs. Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, SH C&T Pertamina Irto Ginting mengatakan, pembayaran melalui aplikasi digital atau menggunakan telepon selular saat ini sudah bisa dilakukan. Namun metode pembayaran ini tidak dilakukan di dekat nozzle.

“Saat ini kan juga sudah bisa dilakukan pembayaran menggunakan HP. Namun dilakukan tidak di dekat nozzle,” kata Irto.

Penjelasan LIPI

Peneliti dari Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi LIPI, Yuyu Wahyu mengatakan secara teknis, mengoperasikan ponsel untuk mengakses aplikasi MyPertamina untuk membeli Pertalite dan Solar di SPBU, terbilang aman.

Sebab, gelombang elektronik dari koneksi internet ketika mengakses aplikasi MyPertamina, sangat kecil. Sehingga, secara teori, kecil kemungkinan menimbulkan percikan api.

"Setiap hari, kita dihujani gelombang elektromagnetik dari BTS (4G/5G), satelit, TV terestrial, dengan frekuensi yang berbeda-beda," kata Yuyu.

"Tetapi selama ini aman karena memang sinyalnya memiliki daya kecil, yakni -100 dBm (decibel-milliwatts). Itu nggak apa-apa. Kalau tidak aman, sudah kebakaran," lanjut Yuyu.

Yuyu turut menjelaskan, aktivitas memindai barcode dengan kamera ponsel ketika hendak membayar BBM, juga dikalim aman dan tidak menimbulkan api yang bisa memicu kebakaran.

"Secara teknis aman, itu hanya optical atau pakai kamera saja. Jadi tidak ada transmisi power antara BTS/ponsel," kata Yuyu.

Justru, aktivitas yang berbahaya adalah ketika melakukan panggilan telepon di area SPBU. Menurut Yuyu, ketika menerima atau melakukan panggilan telepon seluler, ada transmisi besar yang dipancarkan atau diterima oleh ponsel.

(Penulis: Yohana Artha Uly, Kiki Safitri, Wahyunanda Kusuma Pertiwi | Editor: Erlangga Djumena, Yoga Sukmana, Wahyunanda Kusuma Pertiwi)

https://money.kompas.com/read/2022/07/02/111300526/main-hp-di-spbu-bisa-picu-kebakaran-cuma-mitos-atau-fakta

Terkini Lainnya

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Whats New
Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Whats New
Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Whats New
Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke