Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tarif Listrik Naik, Orang Kaya Akan Kembali Berhemat?

Menurut dia, rumah tangga kelas atas yang sudah mulai berbelanja saat pandemi melandai akan menurun. Hal ini karena kenaikan tarif listrik ini mendorong kekhawatiran golongan orang kaya, terkait dengan lonjakan biaya hidup yang akan dirasakan dalam beberapa bulan kedepan.

“Situasi ini akan membuat kelas atas lebih banyak saving. Padahal kelompok 20 persen pengeluaran paling atas berkontribusi sebesar 45,7 persen dari total konsumsi secara nasional (BPS Sept 2021). Imbasnya DPK nasabah kakap akan naik, dan ini sebenarnya kontraproduktif bagi pemulihan ekonomi,” kata Bhima saat dihubungi Kompas.com, Senin (4/7/2022).

Di sisi lain, Bhima menilai kenaikan tarif listrik akan memicu inflasi yang tinggi jika diterapkan pada golongan 3.500 VA ke bawah. Namun, sejauh ini pemerintah menerapkan kenaikan listrik adalah untuk golongan 3.500 VA ke atas, sehingga efeknya pada (konsumsi) golongan kelas bawah tidak berpengaruh.

“Kenaikan tarif listrik untuk golongan rumah tangga di atas 3.500 VA sebenarnya efeknya kecil ke konsumsi atau sekitar 3 persen dari total pelanggan PLN,” lanjut Bhima.

Bhima mengatakan, saat ini yang terpenting adalah mendorong beberapa sektor yang terdampak Covid-19 untuk kembali pulih, seperti sektor perhotelan dan restoran misalnya. Dengan demikian pemulihan ekonomi pasca pandemi, bisa berlanjut.

“Sekarang yang terpenting beberapa golongan industri seperti perhotelan, restoran dan rumah tangga dibawah 1.300 VA masih ditahan kenaikan tarif listriknya. Pemerintah harus menambah dulu kompensasi dan subsidi untuk jaga perubahan tarif listrik di golongan yang daya belinya belum solid,” jelas dia.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya mengatakan, pemerintah akan berhati-hati dalam mengambil kebijakan yang menyangkut daya beli masyarakat seperti kenaikan tarif listrik. Oleh karenanya, hanya tarif listrik untuk golongan menengah ke atas yang dinaikkan supaya daya beli masyarakat menengah ke bawah tetap terjaga.

"Mengenai kenaikan harga pangan dan energi harus disikapi dengan hati-hati sekali. Ya, kalau lihat dari segmennya menurut kita tidak (berdampak ke inflasi). Kita tetap masih bisa di dalam range yang tadi 3,5-4,5 persen (inflasinya)," ujar Sri Mulyani usai Rapat Banggar DPR RI, Jumat (1/7/2022).

Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono menilai kenaikan tarif lsitrik bisa mendorong inflasi pada Juli 2022.

“Peningkatan tarif listrik memiliki potensi memacu inflasi di Juli 2022. Biasanya kalau ada peningkatan harga di bulan tersebut, efeknya akan langsung dirasakan pada bulan itu. Nanti besarannya akan dilihat pada rilis bulan depan” kata Margo.

https://money.kompas.com/read/2022/07/04/090800126/tarif-listrik-naik-orang-kaya-akan-kembali-berhemat-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke