Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menteri ESDM Gelar Raker dengan Menperin, Bahas Isu Krisis Energi

Dalam raker tersebut keduanya membahas terkait dengan isu terkini yang berkaitan dengan program kerja Kementerian Perindustrian dan Kementerian ESDM.

Menurutnya, beberapa isu utama seperti transisi energi dan program menuju net zero emission, seperti pengembangan energi baru terbarukan (EBT) dan tuntutan dekarbonisasi memberi dampak yang besar bagi pembangunan.

"Pertemuan antara Kementerian ESDM dengan Kementerian Perindustrian ini membahas isu-isu strategis hasil komunikasi kami berdua agar program-program kerja antara kedua Kementerian ini bisa sinkron sehingga dapat memberikan dampak yang besar bagi pembangunan negeri," ujar Arifin dalam siaran pers.

Arifin juga mengatakan, tantangan selanjutnya juga seperti kondisi pandemi Covid-19 dan ketersediaan energi yang harus dijaga, perang antara Rusia dan Ukraina yang mungkin berlangsung berkepanjangan, yang menyebabkan melonjaknya harga energi. Oleh sebab itu, Arifin menilai penting adanya langkah strategis untuk mengatasinya.

"Perlu adanya strategi mengatasi krisis energi dengan memanfaatkan energi seefisien mungkin, melihat alternatif-alternatif sumber energi untuk memberikan kontribusi bagi negara untuk mengatasi krisis ini," ujar Arifin.

Dalam kesempatan ini, Arifin menyampaikan isu-isu energi yang perlu mendapat dukungan dari Kemenperin, di antaranya pelaksanaan efisiensi energi, pengendalian konsumsi BBM dan LPG PSO, percepatan pengembangan EBT, percepatan industri hilirisasi minerba, penerapan standar SNI pelumas, pemanfaatan gas untuk industri, serta evaluasi penerapan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

Selain itu kebijakan sinergi lainnya, seperti harga gas bumi tertentu untuk industri yang telah dilakukan dengan baik hingga saat ini, sangat terasa manfaatnya, utamanya saat harga gas di pasaran saat ini bisa mencapai sekitar USD20/MMBTU di Eropa.

"Kami harapkan sektor industri dapat memanfaatkan fasilitas harga gas khusus tersebut dengan pertimbangan krisis akibat perang diperkirakan masih berlaku selama satu hingga dua tahun. Ini merupakan kesempatan bagi industri untuk meningkatkan output dan ekspansi, sehingga memperoleh economy capacity untuk bersaing di pasar internasional," tambah dia.


Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita berharap, melalui rapat kerja ini, dua kementerian bisa saling bersinergi memberikan dukungan terhadap kebutuhan masing-masing, agar kinerja masing-masing kementerian bisa semakin ditingkatkan.

"Tentu ini merupakan raker awal yang diharapkan merupakan awal yang sangat baik bagi sinergi Kementerian ESDM dan Kemenperin. Pembahasan ini akan dilanjutkan di tingkat pejabat terkait. Salah satu kesepakatan dari raker bersama adalah membentuk working group sehingga ada sustainability dari pembahasan," tegas Agus.

Sebagai informasi, Industri Pengolahan Nonmigas pada triwulan I tahun 2022 tumbuh sebesar 5,47 persen, lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi sebesar 5,01 persen. Pertumbuhan ini ditopang oleh sektor industri alat angkutan, industri tekstil dan pakaian jadi, industri mesin, dan perlengkapan.

"Untuk mempertahankan kinerja sektor industri, diperlukan upaya strategis dalam menjaga ketersediaan dan pasokan energi, terlebih mengingat sektor industri menyerap hingga 40 persen dari total kebutuhan energi nasional, terbesar kedua setelah sektor transportasi," pungkas tegas Agus.

https://money.kompas.com/read/2022/07/04/200000026/menteri-esdm-gelar-raker-dengan-menperin-bahas-isu-krisis-energi-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke