“Sejak tahun 1968, kita sudah berkomitmen semua proses dilakukan di dalam negeri. Di 3 tahun kedepan, kami menargetkan produksi (nikel) akan 3 kali lipat,” kata Febriany.
Untuk mendorong target produksi nikel PT Vale Indonesia akan melakukan konsesi di tiga proyek baru, yakni di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara.
Adapun area konsesi adalah sebesar 118.000 ha secara keseluruhan, dengan rincian di Sulsel total areanya seluas 70.500 ha dengan target eksplorasi 14.188 ha.
Sementara itu, di Sulteng, dengan total area 22.699 ha dengan target eksplorasi 6.046 ha, dan di Sultra luas areanya mencapai 24.752 ha dan target eksplorasinya 1.882 ha
Perusahaan yang 20 persen sahamnya dimiliki oleh Holding BUMN Pertambangan atau MIND.ID melalui PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) mencatatkan produksi nikel di tahun 2021, sebanyak 65.388 metrik ton atau turun dibandingkan tahun 2020 sebesar 72.237 metrik ton.
Demikian juga dengan produksi nikel PT Vale Indonesia sepanjang kuartal I tahun ini yang juga mengalami penurunan. INCO memproduksi nikel sejumlah 13.827 ton pada kuartal I-2022, atau turun 9 persen dibandingkan periode sama tahun 2021 sebesar 15.198 ton.
Adapun total pendapatan PT Vale Indonesia pada tahun 2021 sebesar 955,8 juta dollar AS, naik dibandingkan tahun 2020 sebesar 768,21 dollar AS. Namun pendapatan INCO di tahun 2019 lebih tinggi, yakni sebesar 786,7 juta dollar AS, dibandingkan tahun 2020.
“Penurunan pendapatan terjadi di tahun 2020 karena pandemi Covid-19. Adapun 85 persen sampai 95 persen pendapatan didistribusikan kepada para pemangku kepentingan. Dalam 5 tahun, INCO berkontribusi sebesar Rp 7,8 triliun terhadap penerimaan negara,” ujar Febriyani.
https://money.kompas.com/read/2022/07/05/210000926/pt-vale-indonesia-targetkan-produksi-nikel-tumbuh-3-kali-lipat-di-2025