Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mentan SYL Minta Seluruh Petugas Lapangan Awasi Ketat Kasus PMK di Bali

KOMPAS.com – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) memastikan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan-hewan ternak di Bali dapat ditangani dengan baik.

Pasalnya, ia telah meminta seluruh petugas lapangan untuk terus bekerja dan mengawasi secara ketat penyebaran penyakit tersebut.

Adapun petugas lapangan yang terlibat meliputi satuan tugas (satgas) dan gugus tugas yang terdiri dari kementerian, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Tentara Nasional Indonesia (TNI), serta Polisi Republik Indonesia (Polri).

Mentan SYL menuturkan tiga langkah penanganan PMK. Pertama, menyatukan operasional atau tata kelola lapangan antara satgas dan gugus tugas.

Kedua, lanjutnya, melakukan sinkronisasi data, baik yang ada di kandang maupun di lalu lintas perbatasan. Ketiga, menutup lalu lintas keluar masuk hewan dari dan ke Bali.

“Kami berharap di Bali tetap lockdown (karena masih menjadi) daerah merah. Tidak boleh ada hewan yang keluar dari Bali dan tidak boleh ada hewan yang masuk," ucap Mentan SYL dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Sabtu (9/7/2022).

Selain pengawasan ketat, ia melanjutkan, penyemprotan disinfektan tetap dilakukan secara merata di seluruh Bali. Selain area kandang peternakan, upaya sterilisasi ini juga berlaku di bandara dan pelabuhan yang menjadi titik kedatangan manusia.

"Ini (penyemprotan disinfektan) sudah berjalan dengan baik. Semua perlakuan disinfektan kami lakukan. Jadi, siapa pun yang turun di airport maupun pelabuhan, harus disterilisasi," katanya.

Sebagai informasi, Mentan SYL sempat meninjau pemasangan alat disinfektan dan proses disinfeksi di Pelabuhan Padang Bai, Karangasem, Bali. Alat ini melakukan penyemprotan secara otomatis terhadap kendaraan yang masuk melalui pelabuhan.

Dengan pengawasan ketat ditambah penerapan langkah-langkah di atas, Mentan SYL berharap, Bali bisa berubah menjadi zona hijau dalam satu minggu ke depan.

Tak hanya itu, menurut Mentan SYL, semua hewan yang terbukti positif PMK lewat pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR) harus dipotong secara bersyarat.

“Kami pastikan virusnya sudah dihabisi. Saya kira kalau ini bisa terjaga, seluruh Bali (dalam) satu minggu ke depan akan menjadi daerah yang bebas dari PMK," ujarnya.

Ia menegaskan, penanganan PMK merupakan kewajiban semua pihak, termasuk pemerintah daerah dan masyarakat. Semua pihak wajib terlibat untuk mengurangi penularan, baik melalui pengawasan maupun tindakan.

"Memang ada BNPB, TNI, dan Polri, tapi PMK ini merupakan wabah yang harus diawasi bersama, termasuk pemerintah daerah dan masyarakat," ucap Mentan SYL.

Upaya Kementerian Pertanian (Kementan) dalam merespons kasus PMK di Bali diapresiasi Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Gianyar I Made Gede Wisnu Wijaya.

Ia pun menyampaikan terima kasih atas perhatian jajaran Kementan terhadap peternakan sapi di Bali.

Wisnu mengatakan, semua arahan pemerintah pusat harus menjadi acuan dalam melakukan pengawasan dan pengendalian PMK.

"Pertama, arahan dari pusat harus dilaksanakan dengan baik. Kedua, lakukan pemetaan dan mobilisasi hewan agar tetap bisa diawasi. Ketiga, tutup semua perlintasan hewan," katanya.

Wisnu mengungkapkan, saat ini, jumlah hewan ternak di Bali yang sudah divaksin mencapai lebih dari 575 ekor. Sebanyak 5.024 ekor lainnya masih dalam proses.

“Intinya, pengobatan dan penyemprotan disinfektan serta vaksinasi terus berjalan,” ujarnya.

https://money.kompas.com/read/2022/07/09/203857326/mentan-syl-minta-seluruh-petugas-lapangan-awasi-ketat-kasus-pmk-di-bali

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke