PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yakin dapat mencapai target penyaluran kredit tersebut di 2022.
Direktur Keuangan BRI Viviana Dyah Ayu Retno mengatakan, sebelum BI merevisi proyeksi target pertumbuhan tersebut, BRI sudah menargetkan kredit tumbuh 9-11 persen di tahun ini sehingga BRI tetap optimistis.
"Dengan melihat pencapaian sampai dengan Juni 2022, sampai dengan akhir tahun ini kami masih optimis bahwa untuk pertumbuhan kredit dan juga pembiayaan BRI secara grup masih akan tumbuh di antara 9-11 persen," ujarnya saat konferensi pers, Rabu (27/7/2022).
Dia menjelaskan, optimisme ini didapat seiring dengan pemulihan ekonomi dan kembalinya aktivitas sosial masyarakat karena penanganan pandemi sudah membaik.
Dengan membaiknya keadaan sosial dan ekonomi, dia yakin pertumbuhan penyaluran kredit BRI secara konsolidasi dapat tumbuh terutama di segmen mikro dan ultra mikro.
"Terutama dengan dikonsolidasikan dari Pegadaian dan BNM di BRI," kata dia.
Dia juga optimistis perseroan dapat mencapai target tersebut karena hingga Semester I 2022, BRI Group berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp 1.104,79 triliun atau tumbuh 8,75 persen secara tahunan (yoy).
Secara rinci, porsi penyaluran kredit BRI paling besar di segmen UMKM sebesar Rp 920 triliun. Lalu diikuti segmen mikro sebesar Rp 518,76 triliun, segmen kecil dan menengah Rp 246,48 triliun, segmen korporasi Rp 184,78 triliun, dan segmen konsumer Rp 154,76 triliun.
Adapun, penyaluran kredit BRI kepada seluruh segmen pinjaman tercatat tumbuh positif di periode ini, dengan pertumbuhan kredit di segmen mikro sebesar 15,07 persen, segmen UMKM tumbuh 9,81 persen, segmen konsumer tumbuh 5,27 persen, segmen korporasi 3,76 persen, dan segmen kecil dan menengah tumbuh 2,71 persen.
Kemampuan BRI dalam menyalurkan kredit mampu diimbangi dengan manajemen risiko yang baik. Hal tersebut tercermin dari rasio NPL BRI secara konsolidasian yang terkendali di level 3,26 persen.
Rasio NPL tersebut meskipun masih di atas target perseroan tahun ini, yakni 2,8-3 persen, namun BRI akan terus berhati-hati dalam merestrukturisasi kredit yang bermasalah akibat pandemi Covid-19.
"Pertumbuhan (penyaluran kredit) ini tentunya masih akan kami jaga secara hati-hati sehingga kami juga tetap akan menargetkan NPL atau rasio kredit bermasalah akan masih berada di kisaran 2,8-3 persen karena sampai dengan saat ini kami masih jg berhati-hati terutama dengan kredit yang direstrukturisasi akibat Covid-19," jelasnya.
Di sisi lain, BRI juga menyiapkan pencadangan sebagai langkah antisipatif atas potensi pemburukan kredit. NPL Coverage BRI tercatat sebesar 266,26 persen di akhir Kuartal II 2022, dimana angka ini meningkat dibandingkan dengan NPL Coverage di akhir Kuartal II 2021 yang sebesar 252,59 persen.
https://money.kompas.com/read/2022/07/27/153400126/bri-optimistis-penyaluran-kredit-tahun-ini-capai-9-11-persen