JAKARTA, KOMPAS.com - Southeast Asia Director, Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) Faela Sufa mengatakan, desain ruang jalan di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara belum memprioritaskan pejalan kaki dan pesepeda.
Ia mengatakan, dari struktur ruang jalan IKN Nusantara yang diterimanya, 50 persen ruang jalan diperuntukkan bagi kendaraan pribadi.
"Kemarin saya melihat struktur jalan yang didesain itu 50 persen masih dipergunakan untuk kendaraan pribadi, di sana di beberapa jalan kolektor bahkan jalan kolektor sekitar 43 persen. Jadi hal itu sangat bertentangan sekali dengan target IKN yang tertuang di dalam Undang-Undang," kata Faela dalam diskusi Forum Merdeka Barat 9 secara virtual, Kamis (28/7/2022).
Faela mengusulkan agar perencanaan ruang jalan IKN Nusantara menerapkan konsep transit di mana pejalan kaki dan angkutan umum bisa menjadi moda utama untuk perjalanan.
Ia juga mengatakan, penyediaan angkutan umum listrik harus dilakukan sedini mungkin agar pembangunan IKN fokus pada zero carbon.
"Nanti kalau ini tidak dilakukan, nanti generasi pertama IKN bisa-bisa langsung beli motor atau bawa mobil. Itu lah kenapa penyediaan angkutan umum sejak awal sangat penting," ujarnya.
Lebih lanjut, Faela mengatakan, selain menyediakan angkutan umum listrik, pemerintah harus membatasi jumlah kendaraan pribadi di IKN dan membangun micro mobility agar pergerakan penduduk menggunakan sepeda, skuter dan berjalan kaki lebih nyaman dan aman.
"Micro mobility bisa menjadi moda andalan kota terpadu karena kecepatannya itu cukup rendah kemudian mendorong perjalanan jarak pendek karena radius kota di IKN masih dekat dan berukuran kecil dan efisien," ucap dia.
https://money.kompas.com/read/2022/07/28/193500326/itdp--desain-ruang-jalan-ikn-nusantara-belum-utamakan-pejalan-kaki-dan