Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tahun Baru Hijriyah 1444 dan Hijrah Keuangan

TAHUN baru selalu menjadi momen penting dalam mengevaluasi dan membuat perencanaan untuk masa depan yang lebih baik.

Namun terdapat perbedaan signifikan bagaimana umat merayakan dan memperingati antara tahun baru hijriyah dan tahun baru masehi.

Euphoria peringatan Tahun Baru Islam dirasa kurang, bahkan banyak yang tidak menyadari bahwa satu tahun hijriyah telah berlalu.

Tahun Baru hijriyah menandai momen hijrahnya Rasulullah SAW dan para sahabat dari kota Mekkah ke kota Madinah yang ditetapkan pertama kali sebagai awal kalender Islam oleh Khalifah Umar bin Khattab.

Dengan hadirnya Tahun Baru hijriyah 1444 ini dapat menjadi momentum untuk sama-sama ber-”hijrah” menuju kehidupan yang lebih baik, salah satunya dalam hal finansial.

Istilah hijrah finansial akhir-akhir ini mulai terdengar gaungnya dibarengi dengan kepopuleran halal lifestyle.

Hijrah finansial yang secara arti berpindah pada sistem keuangan yang syariah antiriba sebenarnya telah lebih dahulu eksis mengikuti perkembangan sistem keuangan syariah di Indonesia terutama pada sistem perbankan.

Seiring dengan semakin bervariasinya produk jasa keuangan, maka semakin banyak produk-produk jasa keuangan yang juga menganut sistem syariah seperti asuransi syariah, pegadaian syariah, hingga investasi berbasis syariah.

Seiring perkembangan industri keuangan syariah, muncul sektor-sektor industri lain yang memproduksi komoditas halal dan Islami mulai dari industri makanan, kosmetik, farmasi, pakaian Muslim, hingga media dan rekreasi.

Munculnya tren produk halal dipicu oleh semakin banyaknya kalangan masyarakat menengah keatas yang mulai up to date dalam tren gaya hidup dan konsumsi produk dan jasa yang sesuai dengan syariat Islam.

Sehingga dengan dukungan dari berbagai sisi memungkinkan kita untuk dapat hijrah finansial lebih mudah.

Berikut tujuh tips yang dapat memudahkan hijrah finansial.

1. Niat karena Allah SWT

Kukuhkan dalam hati bahwa yang kita lakukan ini semata-mata karena berharap ridha Allah SWT, sehingga gaya hidup halal ini bukan menjadi tren FOMO (Fear Of Missing Out) sesaat. “Sungguh, Allah tidak akan mengubah keadaaan suatu kaum hingga kaum tersebut mengubah dirinya sendiri.” (QS. Ar-Ra’d (13): 11).

2. Mulai hijrah dari hal kecil dan mudah

Kita bisa memulai dari hal yang paling dekat dengan kita, seperti mulai melihat isi dompet kita kartu-kartu perbankan mana saja yang kita pakai, kurangi sedikit demi sedikit transaksi dengan produk keuangan non syariah. Bisa juga dengan mulai memperhatikan label halal produk-produk yang kita konsumsi.

3. Diagnosis kondisi keuangan pribadi

Hijrah finansial tidak bisa dicapai jika kita tidak mengetahui kondisi keuangan kita sendiri pada saat ini.

Untuk itu diperlukan mendiagnosis bagaimana kondisi keuangan dengan melihat apa saja harta yang dipunya, kewajiban yang harus ditunaikan, alokasi dana sosial dan jangan lupa cek apakah dalam harta yang kita punya terdapat pendapatan non halal.

4. Penganggaran

Mulailah dengan menghitung jumlah pendapatan yang akan diterima. Syarat utama dalam menghitung pendapatan adalah harus konservatif.

Tidak boleh menganggarkan pendapatan yang tidak realistis, apalagi dari sumber yang tidak jelas, belum pasti atau bahkan tidak halal.

Kemudian susun anggaran belanja secara komprehensif (tidak ada item yang tinggal) dan susun sesuai dengan prioritas dan pastikan anggaran belanja harus menampung unsur-unsur penting dalam hidup kita yang mungkin sangat spesifik, tetapi sangat penting.

5. Buat arus kas

Buat catatan pemasukan dan pengeluaran harian. Jangan lupa untuk selalu mengecek apakah belanja yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan prioritas jangan sampai masuk kedalam kategori boros, seperti dalam QS Al Isra (17): 26-27: “dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Rabbnya.”

6. Berorientasi halal dan menggunakan instrument keuangan syariah

Jangan lupa bahwa semua yang kita lakukan adalah untuk mencari ridha Allah SWT. Untuk itu kita harus mengikuti aturan-Nya terutama pada apa yang kita usahakan dari proses hingga akhirnya kita konsumsi sesuai syariat Islam dan terjamin kehalalannya.

7. Hindari berhutang dan segera tunaikan hutang

Dengan banyaknya e-commerce yang menyediakan fasilitas pay later dan didukung gencarnya pinjaman-pinjaman online, membuat kita mudah sekati terjerumus dalam gaya hidup berhutang.

Padahal berhutang merupakan hal yang seharusnya dihindari kecuali dalam keadaan darurat saja.

“Barangsiapa utang uang kepada orang lain dan berniat akan mengembalikannya, maka Allah akan luluskan niatnya itu; tetapi barangsiapa mengambilnya dengan niat akan membinasakan (tidak membayar), maka Allah akan merusakkan dia.” (H.R Bukhari).

Mari kita sama–sama hijrah, hijrah ke situasi, status, pekerjaan, atau tempat yang lebih baik. Mari kita perhatikan apa yang kita siapkan untuk hari esok.

"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan." (QS Al-Hasyr (59): 18).

Dari seruan ayat ini, setiap Muslim harus introspeksi terus apa yang telah diperbuatnya untuk masa depannya.

Hari “esok” dalam ayat tersebut mengandung makna: hari esok, yaitu Senin, Selasa, Rabu, dan hari esok yang abadi, yaitu akhirat. Wallahu a'lam bis-shawaab. Salam Sakinah!

https://money.kompas.com/read/2022/08/01/150433426/tahun-baru-hijriyah-1444-dan-hijrah-keuangan

Terkini Lainnya

Inflasi Medis Kerek Pembayaran Klaim AXA Financial Indonesia

Inflasi Medis Kerek Pembayaran Klaim AXA Financial Indonesia

Whats New
Wirausaha Muda Butuh Tingkatkan Kompetensi, Program Bimbingan Jadi Solusi

Wirausaha Muda Butuh Tingkatkan Kompetensi, Program Bimbingan Jadi Solusi

Whats New
Terbang ke Jepang, Menhub Bahas MRT Jakarta hingga Pelabuhan Patimban

Terbang ke Jepang, Menhub Bahas MRT Jakarta hingga Pelabuhan Patimban

Whats New
Forum APEC SMEWG, Menteri Teten Ajak Tingkatkan Kolaborasi terkait UKM

Forum APEC SMEWG, Menteri Teten Ajak Tingkatkan Kolaborasi terkait UKM

Whats New
Ekonom Sebut Program Gas Murah Berisiko Bikin Defisit APBN

Ekonom Sebut Program Gas Murah Berisiko Bikin Defisit APBN

Whats New
Hartadinata Abadi Bakal Tebar Dividen Rp 15 Per Saham

Hartadinata Abadi Bakal Tebar Dividen Rp 15 Per Saham

Whats New
Penjelasan DHL soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Penjelasan DHL soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Stok Lampu Bisa Langka gara-gara Implementasi Permendag 36/2023

Stok Lampu Bisa Langka gara-gara Implementasi Permendag 36/2023

Whats New
IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

Whats New
Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Whats New
Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Whats New
Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Whats New
Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Whats New
Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke