Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

LPEM UI: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal II-2022 Diproyeksi 5,07 Persen

Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky mengatakan, konsumsi rumah tangga menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi RI.

Ia bilang, pelonggaran pembatasan mobilitas bersamaan dengan realisasi vaksinasi yang lebih cepat, telah mendukung pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang signifikan.

Konsumsi rumah tangga juga diperkirakan meningkat di kuartal II-2022 karena adanya momentum Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Pada saat yang bersamaan dengan pemulihan permintaan, kredit terus juga meningkat.

"Dari indikator keyakinan konsumen dan penjualan ritel, itu relatif meningkat dalam beberapa waktu belakangan, lebih tinggi dari era pandemi. Ini menunjukkan bahwa memang konsumen masih optimis terhadap perekonomian dalam negeri," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Kamis (4/8/2022).

Adapun peningkatan konsumsi yang terlihat dari indeks keyakinan konsumen (IKK) tercatat tetap kuat yaitu sebesar 128,2, meningkat dari IKK pada kuartal I-2022 yang sebesar 111. Begitu pula pada penjualan eceran yang tercatat tumbuh 15,4 persen (yoy).

Kemudian dari sisi produksi yang terliat dari PMI Manufaktur, juga masih ekspansif dengan menguat menjadi 51,3 pada Juli 2022 dari sebelumnya 50,2 di Juni 2022.

Aktivitas ekonomi yang cukup baik dari sisi konsumsi dan produksi itu menunjukkan kondisi Indonesia yang masih resilience di tengah situasi global yang terimbas perang Rusia-Ukraina dan lonjakan inflasi global.

"Hal itu mengindikasikan bahwa dari level konsumen, kita masih menduduki optimisme dan sentimen yang cukup resilience terhadap kondisi perekonomian domestik, paling tidak saat ini sampai beberapa waktu mendatang," kata Teuku.


Investasi dan ekspor dorong pertumbuhan ekonomi RI

Di sisi lain, proyeksi pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2022, juga didorong oleh seluruh komponen pengeluaran lainnya yaitu investasi dan ekspor juga mencatat pertumbuhan positif pada periode yang sama.

Realisasi investasi pada kuartal II-2022 yang mencapai Rp 302,2 triliun, tercatat menjadi tertinggi dalam satu dekade terakhir, dengan penyumbang utama berasal dari sektor manufaktur. Ini menunjukkan bahwa kepercayaan investor masih sangat tinggi.

Ekspor juga mencatatkan perbaikan signifikan dalam satu tahun terakhir, dengan surplus perdagangan pada kuartal II-2022 mencapai 15,6 miliar dollar AS.

Menurut Teuku, melonjaknya harga komoditas turut membawa momentum bermanfaat bagi ekspor, karena Indonesia merupakan eksportir komoditas energi utama. Surplus perdagangan barang kemudian mendorong surplus transaksi berjalan.

"Surplus perdagangan yang terus berlanjut juga telah meredam dampak pengetatan moneter terhadap arus keluar modal dan depresiasi rupiah karena ekspor yang lebih tinggi daripada impor mengindikasikan likuiditas valuta asing yang lebih besar di pasar," paparnya.

Di sisi lain, kepemilikan asing atas aset keuangan yang menurun telah memberi Indonesia ruang yang cukup untuk menyerap guncangan global dibandingkan dengan negara lain sejauh ini, terutama dalam hal inflasi dan volatilitas mata uang.

Oleh sebab itu, ia menilai, momentum kenaikan harga komoditas membuat kondisi suram yang terjadi pada ekonomi global, saat ini tidak terlihat pada kondisi ekonomi domestik.

"Windfall yang berasal dari lonjakan harga komoditas memungkinkan pemerintah Indonesia untuk memperluas stimulus fiskal untuk menunda kenaikan inflasi sementara tetap membangun momentum pemulihan. Dengan demikian, kegiatan konsumsi dan produksi akan tetap berjalan aman," tutup Teuku.

https://money.kompas.com/read/2022/08/05/053000626/lpem-ui--pertumbuhan-ekonomi-ri-kuartal-ii-2022-diproyeksi-5-07-persen

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke