CEO Citi Indonesia Batara Sianturi mengatakan, peningkatan laba bersih ini didukung oleh lebih rendahnya biaya cadangan penurunan nilai kredit di lini institutional banking.
"The biggest driven daripada performance ini adalah lebih rendahnya biaya cadangan penurunan di lini bisnis institutional banking," ujarnya saan konferensi pers di Hotel Langham, Jakarta, Kamis (11/8/2022).
Dia menjelaskan, portofolio kredit Citi di periode ini meningkat 9,8 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 43,7 triliun.
Adapun kontribusi utama pertumbuhan portfolio kredit berasal dari lini bisnis institutional banking, terutama pada sektor industri manufaktur dan perantara keuangan.
Pertumbuhan portofolio kredit perseroan ditunjang oleh tingkat kualitas dana pihak ketiga (DPK) berkelanjutan yang tumbuh sebesar 11,1 persen.
Penghimpunan DPK ini memungkinkan perseroan untuk mencatatkan Loan to Deposit Ratio (LDR) yang sehat sebesar 64 persen.
Selain sangat likuid, perseroan juga memiliki tingkat kecukupan modal yang sangat baik dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 26 persen.
Kemudian, Citi Indonesia mencatatkan penurunan gross kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) dari 3,61 persen menjadi 2,86 persen dari periode yang sama tahun lalu. Hal ini mencerminkan peningkatan kualitas asset.
"Kami yakin bahwa kualitas portfolio kredit kami tetap dalam kondisi baik karena penerapan prinsip kehati-hatian dalam manajemen resiko untuk mengatasi dampak pencadangan kerugian kredit, di mana kami menjaga rasio Net NPL tetap rendah yaitu sebesar 0,26 persen dari pandemi," imbuhnya.
https://money.kompas.com/read/2022/08/11/163000026/naik-63-persen-laba-bersih-citi-indonesia-capai-rp-750-miliar