Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kiat Berani Berkomunikasi dengan Atasan

Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Brigitta Valencia Bellion

KOMPAS.com - Selain menyelesaikan pekerjaan, kita juga perlu menjalin relasi yang baik dengan rekan dan atasan. Pasalnya, hal ini berguna untuk mempermudah kita dalam mencapai target kerja.

Setiap tahunnya, kita menghabiskan rata-rata 2.080 hari untuk bekerja. Oleh karena itu, diperlukan kenyamanan relasi agar pekerjaan tetap berjalan lancar. Namun, terkadang banyak pekerja yang takut jika harus berhadapan dengan atasan.

Untuk mengatasinya Vicario Reinaldo, Co-Founder followyourflow.id, dalam siniar Obsesif musim keenam bertajuk “Managing Up, Berkomunikasi dengan Atasan” memberikan beberapa kiat yang bisa kita lakukan.

Cara Mendekatkan Diri dengan Atasan

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mendekatkan diri dengan atasan. Namun, hal ini harus disesuaikan dengan masing-masing perusahaan. Terlebih, hierarki di perusahaan rintisan (startup) dan korporasi sangat berbeda.

Terkadang, atasan dari perusahaan rintisan cenderung lebih fleksibel dan mudah bergaul dengan banyak orang. Sementara itu, perusahaan korporasi masih banyak yang mengedepankan hierarki.

Meskipun begitu, bukan berarti kita tak bisa mencoba untuk berinteraksi dengan mereka. Vicario menyarankan agar kita saling membuka diri secara perlahan.

“Karena kita ngomongin sebuah konsep yang namanya trust (kepercayaan). Dengan begitu, kita akan bisa lebih connect ketika kita sharing lebih banyak dari diri kita,” ujarnya.

Tak perlu merancang pembicaraan yang mendalam karena hal ini bisa dimulai dari percakapan-percakapan kecil. Kita bisa bertanya mengenai bagaimana kabar atau suasana hatinya.

Selain itu, agar percakapan bisa terus berlangsung dan tak dianggap terlalu kaku, tunjukkan antusiasme kita. Ini ditunjukkan dengan mencari persamaan dalam percakapan itu. Kemudian, hubungkan dengan hal-hal yang kita juga suka.

Vicario pun menambahkan, “Di mana kita coba mengenal atasan kita terus kita mencari titik commonalities. Jadi, kita bisa punya conversation yang lebih banyak lagi.”

Namun, jika atasan termasuk orang yang sulit memulai percakapan, kita bisa memantiknya terlebih dahulu. Bisa juga kita yang mulai memantik percakapan itu. Berikanlah pertanyaan dan tanggapan yang berkesan agar tak terlihat transaksional saja.

Justru, gunakanlah kesempatan itu untuk membangun hubungan personal karena menurut Vicario, “It’s very good long term investation.”

Atur Batasan dalam Hubungan dengan Atasan

Setelah bisa berkomunikasi dengan atasan, kita juga perlu menentukan batasan-batasan. Hal ini dilakukan agar tetap menjunjung tinggi nilai-nilai profesionalitas sehingga mampu memosisikan diri dengan tepat.

“Kalo menurut gue, hubungan dengan atasan itu kayak analoginya professional sport team. Ya, i like you, tapi gue tetep fokus sama performance-nya,” pungkas Vicario.

Perlu dipahami bahwa jangan sampai kedekatan itu mentoleransi hal-hal buruk. Misalnya, masih berdiskusi tentang pekerjaan di luar jam kerja. Jika belum ada kesepakatan atau penolakan, artinya atasan harus paham akan hal itu.

Oleh sebab itu, “Harus lihat dan baca situasi bisa going deeper apa enggak. Karena yang namanya relationship kita perlu sama-sama terbuka.”

Jangan sampai hal tersebut justru merusak hubungan kita dengan atasan. Jadi, diperlukan sifat toleransi dan saling memahami yang tinggi. Terlebih, mayoritas atasan berada di usia 30-an yang artinya, “Masalahnya makin banyak. Masalah-masalah yang masih muda kita gak bisa relate pas masih muda.”

Atasi Rasa Takut terhadap Atasan

Ada beberapa dari kita yang pernah punya pengalaman tak menyenangkan dengan atasan, khususnya dalam pemberian umpan balik soal pekerjaan. Karenanya, kita jadi sungkan untuk membuka percakapan.

Terdapat atasan yang senang jika bawahannya bertanya, namun ada pula yang tidak. Makanya, kita perlu memantau bagaimana sifat dan watak atasan serta pandangannya soal keefektivitasan.

Jadi, jika masih belum mengerti dengan kerjaan yang diberikan, kita bisa berdiskusi dan meluangkan waktu selama satu sampai dua hari untuk melakukan riset. Bahkan, kita juga bisa menanyakan hal itu ke rekan dari divisi lainnya.

“Sebelum nanya ke manager kita harus usahain diri kita dulu. Jangan memberi pertanyaan mentah ke atasan,” tegas Vicario. Jika masih bisa mencari jawabannya di Google, usahakan hal itu sebelum bertanya pada atasan.

“Just take one step at the time. Diterima dulu aja dan yang paling penting praktekkin satu hal sebagai bawahan,” tutupnya.

Dengarkan informasi lengkap seputar cara membangun hubungan dengan atasan hanya melalui siniar Obsesif bertajuk “Managing Up, Berkomunikasi dengan Atasan” di Spotify. Di sana, ada banyak informasi untuk para fresh graduate yang baru saja merintis karier.

Ikuti juga siniarnya agar kalian tak tertinggal tiap episode terbarunya. Akses sekarang juga episode ini melalui tautan https://dik.si/obsesifS6E6.

https://money.kompas.com/read/2022/08/15/150000026/kiat-berani-berkomunikasi-dengan-atasan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke