Saat menjadi mitra pengemudi GrabCar pada 2017, Ariek kerap kesulitan menentukan titik lokasi ketika melakukan penjemputan. Seperti diketahui, kota-kota di Indonesia, termasuk Jakarta, memiliki banyak gang atau jalan sempit.
Peta digital yang tersedia sebelumnya pada ekosistem Grab pun dirasa belum mampu memuat titik lokasi secara terperinci dan tidak up-to-date yang sesuai dengan kebutuhan Grab saat ini.
Oleh karena itu, Grab memutuskan untuk membuat sendiri teknologi pemetaan dan geolokasi yang dinamakan GrabMaps lewat pusat inovasi teknologi regional Grab,.
Untuk diketahui, ID Tech HQ - Grab menaungi ratusan talenta teknologi lokal. Beberapa di antaranya turut berkontribusi untuk pengembangan inovasi GrabMaps. Pada saat yang sama, Ariek pun bergabung dengan divisi pemetaan Grab.
“Di bawah naungan ID Tech HQ – Grab, saya dan tim berhasil berkontribusi untuk mengembangkan GrabMaps,” ujar pria lulusan Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada itu kepada Kompas.com, Rabu (10/8/2022).
Pengalaman sebagai mitra pengemudi GrabCar, kata Ariek, membuat dirinya semakin memahami kesulitan yang dialami pengemudi dan penumpang layanan ride-hailing itu.
GrabMaps pun dikembangkan dengan metode hyperlocal guna mengatasi masalah tersebut. Dengan metode ini, GrabMaps mampu menghadirkan pemetaan dengan tingkat akurasi tinggi dan sesuai dengan kondisi jalan yang sebenarnya. Bahkan, peta tersebut juga memuat gang atau jalan sempit yang biasanya tidak terdeteksi pada peta digital lain.
“Metode tersebut membantu mempermudah pengguna, baik penumpang maupun mitra pengemudi, untuk menentukan titik lokasi atau point of interest (POI) saat penjemputan,” jelas Ariek.
Lebih dari itu, GrabMaps mampu membantu mitra usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan pedagang tradisional yang berlokasi di gang atau jalan sempit agar bisa lebih mudah dijangkau.
Ariek menjelaskan, hal tersebut juga membantu mitra pengemudi untuk memangkas waktu pengiriman produk kepada konsumen. Pasalnya, berkat peta ini, titik pengiriman dan pengantaran menjadi lebih akurat sehingga mengurangi waktu berkoordinasi atau pencarian alamat.
Petakan lebih dari 500.000 km jalan
Ariek menuturkan, peta digital yang diperkenalkan pada Rabu (8/6/2022) itu kini telah berhasil memetakan lebih dari 500.000 kilometer (km) jaringan jalan di Indonesia.
“Angka itu setara dengan 12,5 kali keliling bumi,” ujar pria yang kini menjabat sebagai Senior Map Operations Manager GrabMaps Indonesia.
Bahkan, GrabMaps sudah memetakan 22 juta POI di lebih dari 200 kota di Indonesia. Jutaan POI itu mencakup restoran, mal, kantor, dan pusat aktivitas masyarakat lainnya. Adapun POI akan terus bertambah sesuai perkembangan kondisi di lapangan.
Dalam mengembangkan teknologi GrabMaps, Ariek bekerja sama dengan talenta teknologi lokal lainnya di bawah naungan ID Tech HQ - Grab.
Untuk memperkaya pemetaan, tim tersebut juga dibantu oleh berbagai stakeholders, seperti mitra pengemudi Grab, baik GrabFood, ride-hailing, logistik, maupun layanan Grab lain. Tak hanya itu, tim GrabMaps juga dibantu oleh mitra merchant dan penumpang untuk melakukan perekaman kondisi jalan secara live.
“Mereka membantu program Kartaview Street Level Imagery, yakni program perekaman gambar jalan berdasarkan kondisi sebenarnya,” kata Ariek.
Sebagai kontributor aktif, para mitra pengemudi Grab itu menggunakan KartaCam 360. Untuk diketahui, kamera yang dikembangkan sendiri oleh GrabMaps ini mampu merekam situasi jalan dalam pandangan 360 derajat secara akurat dan real-time.
Ariek mencontohkan, jika terjadi penutupan jalan di suatu lokasi, mitra pengemudi akan merekamnya menggunakan KartaCam.
Hasil rekaman itu akan dianalisis melalui Kartaview. Selanjutnya, GrabMaps akan mengarahkan mitra pengemudi untuk menghindari jalan tersebut.
Digunakan di 7 negara
Sebagai informasi, peta digital GrabMaps saat ini telah digunakan di 7 dari 8 negara operasional Grab, yakni Singapura, Filipina, Malaysia, Thailand, Vietnam, Myanmar, dan Kamboja.
Di Indonesia sendiri, GrabMaps sudah digunakan di beberapa kota. Saat ini, Ariek beserta tim masih terus menambah POI. Pasalnya, Indonesia merupakan negara kepulauan yang luas dengan kontur wilayah yang unik. Selain itu, Indonesia juga memiliki banyak jalanan atau gang kecil.
Ariek berharap, cakupan pemetaan GrabMaps dapat terus diperluas, bertambah, dan bertumbuh, termasuk untuk wilayah Indonesia.
“Ke depan, kami juga akan menyajikan informasi real-time tentang perubahan alamat bisnis dan aspek lain yang memengaruhi kelancaran operasional sehari-hari. Dengan demikian, GrabMaps dapat menjadi solusi unggulan bagi masyarakat atau pelaku bisnis di Asia Tenggara,” jelas Ariek.
Kontribusi Ariek dan tim dalam pengembangan GrabMaps yang kini digunakan dalam lingkup regional itu pun mendapat apresiasi dari Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi.
Menurut Neneng, kehadiran GrabMaps di negara-negara Asia Tenggara membuktikan bahwa talenta lokal di bawah naungan ID Tech HQ – Grab juga dapat turut berkontribusi dan bersaing di kancah global.
“Sebagai pusat inovasi regional Grab untuk UMKM dan pedagang pasar, ID Tech HQ - Grab tak hanya berkontribusi untuk menelurkan inovasi yang diimplementasikan di Indonesia. Tak sedikit inovasi dari ID Tech HQ – Grab juga diterapkan di negara-negara lain di Asia Tenggara,” jelas Neneng.
Untuk diketahui, sebagai perusahaan yang berfokus pada inovasi teknologi, Grab telah memiliki Pusat Penelitian dan Pengembangan (R&D Centre) di Indonesia sejak 2017. Kemudian, Grab memperkenalkan Grab Tech Center pada 2020 yang kini bernama ID Tech HQ - Grab.
“Keberadaan ID Tech HQ - Grab menegaskan komitmen jangka panjang Grab untuk pengembangan UMKM serta pedagang pasar melalui ratusan inovasi teknologi yang akan terus bertambah dan bertumbuh,” imbuh Neneng.
https://money.kompas.com/read/2022/08/15/195400126/kisah-ariek-wibisono-eks-pengemudi-grabcar-yang-turut-kembangkan-peta-digital