Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Genjot Pemulihan Ekonomi Nasional, Puan Minta Pemerintah Pertajam Insentif Pajak

JAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI meminta pemerintah agar lebih mengoptimalkan insentif pajak untuk menggenjot pemulihan ekonomi nasional.

Seperti diketahui, insentif pajak biasanya diberikan pemerintah untuk mendorong wajib pajak memenuhi kewajiban perpajakannya sehingga dapat meningkatkan pendapatan negara.

Insentif pajak juga dapat menarik investor untuk berinvestasi di Indonesia sehingga dapat mendorong aktivitas ekonomi.

Dengan pemberian insentif pajak yang lebih masif, Puan menilai ini dapat menggenjot pemulihan ekonomi di kala kondisi masih tidak pasti seperti saat ini.

"Pemerintah juga agar mempertajam insentif pajak yang diarahkan untuk dapat memberikan dampak pengganda yang besar dalam pemulihan ekonomi nasional," kata Ketua DPR RI Puan Maharani Rapat Paripurna Pembukaan Masa Persidangan I Tahun 2022-2023 di Kompleks DPR-MPR RI, Jakarta, Selasa (16/8/2022).

Tak hanya itu, kata Puan, pertumbuhan ekonomi dapat digenjot apabila setiap kementerian dan lembaga ikut berkontribusi melalui upaya, kebijakan, dan program yang dapat memberikan nilai tambah ekonomi nasional.

Kemudian, pertumbuhan ekonomi dapat digenjot dengan memaksimalkan penerimaan negara, terutama yang berupa perpajakan.

Pada tahun 2023, pemerintah merencanakan target pendapatan negara mencapai Rp 2.443,6 triliun di mana mayoritas berasal dari penerimaan pajak sebesar Rp 2.016,9 triliun dan sisanya dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp 426,3 triliun.

"(Pemerintah diharapkan) agar dapat mengoptimalkan implementasi Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan sehingga dapat meningkatkan tax rasio pada tingkat yang maksimal," ucap Puan Maharani.

https://money.kompas.com/read/2022/08/16/213000726/genjot-pemulihan-ekonomi-nasional-puan-minta-pemerintah-pertajam-insentif

Terkini Lainnya

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke