Pemerintah, saat ini telah menggelontorkan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebagai bagian dari restrukturisasi Garuda senilai Rp 7,5 triliun. Namun, meski telah disetujui dana tersebut masih dalam proses pencairan.
“Kan PMN belum turun, lagi proses. Pak Presiden Joko Widodo (Jokowi) kan minta BUMN untuk memperbanyak armada. Makanya Garuda bikin MoU dengan PPA supaya bisa nambah pesawat,” kata Arya saat ditemui di Jakarta, Selasa (23/8/2022).
Garuda Indonesia tambah armada, sesuai permintaan Jokowi
Sebelumnnya, PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) bersama Garuda Indonesia (Persero) sudah menandatangani komitmen kerja sama dalam mendukung optimalisasi program restorasi armada sebagai upaya meningkatkan frekuensi penerbangan yang dilakukan pada Kamis (18/8/2022) lalu.
Arya mengungkapkan, penambahan jumlah armada ini termasuk untuk armada Citilink dan Pelita. Setelah kesepakatan tersebut, rencananya dengan kesepakatan tersebut Garuda bisa menambah jumlah pesawat hingga 10 armada.
“Kalau khusus untuk BUMN adalah bagaimana Garuda bisa memperbanyak armada, termasuk Citilink dan Pelita. Supaya harga lebih kompetitif, itu langsung udah kita kerjakan. Kemungkinan nambah pesawat sekitar 10,” lanjutnya.
Kapan dana PMN untuk Garuda Indonesia turun?
Menurut Arya, dengan penambahan 10 pesawat otomatis akan menambah lebih banyak lagi rute penerbangan. Adapun, penambahan armada pesawat tersebut dengan skema sewa (lease).
“Nanti kalau tambah 10, rute akan tambah banyak. Pasti leasing enggak mungkin beli,” lanjutnya.
Saat ditanya kapan dana PMN turun, Arya tidak menyebutkan waktu yang spesifik. Tapi, ia berharap PMN bisa cair tahun ini.
“Harusnya tahun ini. kita sudah usahakan, sebelum turun PMN kita sudah siapin MoU dengan PPA,” tegas dia.
https://money.kompas.com/read/2022/08/23/154500926/stafsus-bumn--garuda-indonesia-bakal-tambah-10-pesawat-usai-mou-dengan-ppa