“Komisi VII DPR RI mendorong Menteri ESDM untuk menaikkan kuota BBM bersubsidi sesuai hasil kesepakatan raker dengan Menteri ESDM 14 April 2022, yaitu kuota pertalite dinaikkan menjadi 29 juta kilo liter dan solar menajdi 17,39 juta kilo liter,” kata Eddy.
Sebelumnya, pemerintah sudah menetapkan kuota BBM bersubsidi untuk jenis solar sebanyak 14,9 juta kilo liter dan pertalite sebanyak 23 juta kilo liter. Adapun hingga Juni 2022, kuota BBM subsidi semakin menipis.
Rinciannya, kuota solar tersisa sebesar 6,6 juta kilo liter, dan pertalite 8,8 juta kilo liter. Jika kuota tidak ditambah, dikhawatirkan akan habis pada bulan Oktober atau November tahun ini, dan tidak mencukupi konsumsi hingga akhir tahun.
Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Syaikul Islam Ali mengimbau agar pemerintah melakukan pembatasan pembelian BBM bersubsdi, agar tidak habis sebelum akhir tahun. Menurutnya langkah ini lebih tepat daripada menaikkan harga BBM.
“Opsi pembatasan itu yang masuk akal. Kalau tidak ada pembatasan dan dilakukan kenaikan harga tidak masuk akal, sudah pasti kuota jebol,” kata Syaikul.
Eddy menambahkan, pihaknya juga meminta Menteri ESDM untuk melakukan melakukan pengawasan, dalam implementasi pembatasan penggunaan BBM bersubsidi. Dengan begitu, maka subsidi yang diberikan akan tepat sasaran.
“Komisi VII DPR RI mendorong Menteri ESDM untuk menguatkan sistem distribusi BBM bersubsidi dan pengawasannya agar pelaksanaan tepat sasaran,” tegas Eddy.
https://money.kompas.com/read/2022/08/25/083000426/komisi-vii-dpr-ri-minta-menteri-esdm-menambah-kuota-bbm-bersubsidi