Pergeseran tersebut disebabkan oleh disrupsi rantai pasok global, yang terjadi akibat konflik geopolitik antar sejumlah negara.
"Pada saat dunia butuh persatuan untuk menghadapi pandemi, malah yang terjadi perpecahaan, yang kita kenal dengan istilah geopolitik yang saling bersaing," ujar Mahendra, di Jakarta, Selasa (30/8/2022).
Lebih lanjut ia bilang, saat ini sejumlah negara justru membentuk aliansi untuk mengamankan pasokan komoditas, di tengah disrupsi yang terjadi. Hal ini dinilai menunjukkan adanya pergeseran fundamental ekonomi dari globalisasi menjadi deglobalisasi.
Mahendra menilai kondisi tersebut menjadi sulit untuk diselesaikan. Sebab, pertemuan multirateral yang biasanya dilakukan untuk menghadapi krisis menjadi sulit dengan deglobalisasi.
"Saya sudah tidak berharap itu lagi, karena justru itu bagian dari penyebab masalah. Karena, yang terjadi bukan hanya geopolitik competition, tapi malah deglobalisasi," kata Mahendra.
Dengan kehadiran deglobalisasi tersebut, mantan wakil menteri luar negeri itu meyakini "badai ekonomi" akan berlangsung panjang. Bahkan, Ia tidak menutup kemungkinan badai tersebut bisa berlangsung lebih dari 10 tahun.
"Kurang dari 10 tahun saja almost a miracle," ucap dia.
https://money.kompas.com/read/2022/08/30/200000526/bos-ojk-prediksi-badai-ekonomi-bakal-berlangsung-lama