Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

IRRI Berikan Klarifikasi soal Misinformasi Penghargaan Swasembada Beras untuk Indonesia

KOMPAS.com – International Rice Research Institute (IRRI) memberikan penghargaan berupa sertifikat pengakuan kepada Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jakarta, Minggu (14/8/2022).

Penghargaan tersebut diberikan untuk mengapresiasi keberhasilan pemerintah Indonesia dalam mencapai swasembada beras 2019-2021.

Belum lama ini, pemberian penghargaan itu sempat dipertanyakan oleh Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Sudin saat Rapat Kerja (Raker) Komisi IV bersama Kementerian Pertanian (Kementan), Rabu (31/8/2022).

Dalam forum raker tersebut, Sudin mempersoalkan teknis dan proses pemberian penghargaan dalam bentuk plakat.

Menurutnya, pembuatan plakat penghargaan itu dilakukan pihak IRRI di Indonesia. Hal ini lantas memunculkan persepsi negatif karena pemberian penghargaan tersebut dianggap tidak serius dan hanya akal-akalan semata.

Menanggapi persoalan tersebut, IRRI mencoba meluruskan perihal penghargaan yang diserahkan pihaknya kepada Jokowi waktu itu.

Perwakilan IRRI untuk Indonesia Hasil Sembiring mengatakan, pembuatan plakat sudah melalui mekanisme panjang dan juga banyak pertemuan sejak beberapa tahun lalu.

Hasilnya, kata dia, IRRI memutuskan untuk membuat plakat di Indonesia karena mempertimbangkan efisiensi dan mengkonversinya melalui sertifikat plakat.

"Saya tidak mengerti apa yang diributkan anggota DPR Sudin dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Saya perlu kasih tahu bahwa diskusi pembuatan sertifikat ini prosesnya berbulan-bulan dan sudah melalui pertemuan berkali-kali," kata Hasil dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (1/9/2022).

Bahkan, lanjut dia, pada pertemuan terakhir itu Direktur Jenderal (Dirjen) IRRI Jean Balie berdiskusi langsung dengan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL).

Lebih lanjut Hasil mengatakan, pembuatan plakat di Indonesia juga didasari pada kondisi dunia yang saat ini mengalami kenaikan pandemi Covid-19 sehingga membuat kantor IRRI memutuskan work from home (WFH) atau bekerja dari rumah.

Dari berbagai pertimbangan tersebut, IRRI memutuskan untuk membuat plakat sertifikat di Indonesia.

“Mengingat dari sisi waktu dan praktisnya maka kami buat di Indonesia," ucap Hasil.

Masalah fasilitas untuk IRRI

Selain sertifikat, dalam raker Komisi IV juga sempat menyinggung tentang fasilitas yang diberikan Pemerintah Indonesia kepada rombongan IRRI.

Menanggapi hal itu, Hasil menjelaskan bahwa rombongan IRRI termasuk Dirjen IRRI Jean Balie menginap di salah satu hotel Jakarta dengan biaya mandiri.

Bukan hanya penginapan, sebut dia, IRRI juga merogoh kocek sendiri untuk tiket pesawat sampai tes polymerase chain reaction (PCR).

"Hanya mobil saja yang dipinjamkan karena menghormati sebagai tamu. Apalagi beliau (Dirjen IRRI Jean Balie) diundang. Jadi rasanya sangat tidak layak jika Indonesia tidak memberi fasilitas mobil jemputan,” imbuh Hasil.

Menurutnya, permasalahan tersebut tidak perlu dibicarakan dan dibahas apalagi di sidang DPR.

“Apakah tidak ada isu lain yang lebih penting," jelas Hasil.

Sebelumnya, Pemerintah Indonesia melalui Kementan menggandeng IRRI untuk mengembangkan varietas padi bernutrisi tinggi.

Kerja sama tersebut merupakan salah satu upaya Kementan dan IRRI dalam mengatasi stunting atau kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah lima tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis.

Dari pengembangan itu, Kementan berhasil mengeluarkan varietas bernama Inpari Nutri Zinc. Varietas ini diklaim mampu memproduksi 6,3 ton per hektar (ha) gabah kering giling (GKG).

Beras Inpari Nutri Zinc diketahui mengandung zinc sebesar 34,5 persen. Artinya, kandungan zinc pada varietas ini lebih tinggi dari varietas non-nutrisi yang hanya memiliki zinc sebesar 20 persen.

https://money.kompas.com/read/2022/09/01/143059326/irri-berikan-klarifikasi-soal-misinformasi-penghargaan-swasembada-beras-untuk

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke