BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Kadin
Salin Artikel

MSMEs Report 2022 Temukan Tiga Pilar untuk Percepat UMKM Indonesia Go Digital

KOMPAS.com – Pandemi Covid-19 mendorong pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk memanfaatkan teknologi digital. Hal tersebut dilakukan agar bisa menjangkau konsumen yang tak bisa keluar rumah akibat kebijakan pembatasan sosial.

Di acara pemaparan MSMEs Report 2022 yang ditayangkan pada kanal Youtube SEA Today, Kamis (1/9/2022), B20 Digitalization Task Force Deputy Chair Fajrin Rasyid menjelaskan bahwa transformasi yang dilakukan UMKM membuka peluang dalam hal pasar dan bisnis baru.

“Digitalisasi UMKM ini membuat (mereka) bisa menjual produk tidak hanya di lingkungan lokal mereka, tetapi lebih luas, secara regional dan global,” ujar Fajrin Rasyid yang juga menjabat sebagai Direktur Digital Telkom.

Selain itu, transformasi digital yang dilakukan telah menyediakan jalur operasional yang lebih efisien dan hemat biaya.

Kendati demikian, persentase pelaku UMKM yang sudah terdigitalisasi masih terbilang kecil, yakni 25 persen. Padahal, mayoritas pelaku usaha di Indonesia adalah UMKM. Sumbangan sektor ini terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional juga besar, yakni 60 persen, sebagaimana tercatat dalam data Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) pada 2018.

Fajrin melanjutkan, beberapa UMKM sudah cukup maju dalam melihat transformasi digital, tetapi sebagian besar lainnya masih tertinggal. Meski demikian, bukan berarti UMKM yang tertinggal tidak mahir dan berhenti belajar digital. Pasalnya, perubahan teknologi kini berjalan lebih cepat ketimbang masa lalu.

“Misalnya, dulu digitalisasi menggunakan situs web. Sekarang, kita menggunakan mobile, mungkin menggunakan media sosial atau live streaming untuk berjualan atau menawarkan produk kepada pelanggan,” kata Fajrin.

Ia pun menekankan bahwa transformasi digital merupakan sesuatu yang harus terus dilanjutkan oleh pelaku UMKM dan juga semua orang.

Guna membantu percepatan transformasi digital pada sektor UMKM, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk bersama Boston Consulting Group (BCG) meluncurkan laporan berjudul “Powering up a Post-Pandemic Rebound for MSMEs Through Digital Transformation”.

Managing Director & Partner at BCG Davids Tjhin menyatakan, penyusunan laporan tersebut bertujuan untuk menjembatani kesenjangan transformasi digital antara perusahaan besar dan UMKM untuk menciptakan pertumbuhan yang inkusif.

“Kami ingin memperkenalkan betapa pentingnya UMKM yang memiliki proporsi besar dalam ekonomi Indonesia kepada dunia,” ujar Davids saat memaparkan MSMEs Report 2022.

Davids menjelaskan, hasil MSMEs Report 2022 mengungkap sejumlah tantangan yang dihadapi pelaku UMKM untuk melakukan transformasi digital. Sebanyak 57 persen pelaku UMKM yang disigi BCG menyetujui bahwa dukungan dana menjadi salah satu tantangan utamanya.

“Kemudian, diikuti oleh pelatihan digital atau learning center dengan angka 49 persen. (Tantangan) yang ketiga adalah dukungan regulasi sebesar 43 persen,” kata Davids.

Selanjutnya, ketiadaan bimbingan konsultasi bisnis mencapai 32 persen, konektivitas infrastruktur sebesar 26 persen, penyediaan platform nasional sebesar 22 persen, penelitian dan pengembangan sebesar 11 persen, perangkat pendukung 9 persen, serta insentif untuk konten lokal sebesar 5 persen.

Pelatihan dan mentor

Melihat temuan tersebut, Davids melanjutkan, penguatan pelatihan dan mentoring bisnis bisa menjadi dua strategi untuk meningkatkan persentase pelaku UMKM yang terdigitlisasi.

Program mentoring menjalankan bisnis secara digital, misalnya, bisa diberikan, khususnya kepada generasi muda yang menjalankan UMKM.

“Saya pikir, kemampuan mereka (generasi muda) untuk beradaptasi dan memastikan mereka berubah akan lebih mudah ketimbang mereka (pelaku UMKM) yang berusia 50 dan 60-an tahun,” ujarnya.

Pemerintah, kata Davids, sebenarnya sudah menyediakan banyak program untuk transformasi digital bagi UMKM melalui berbagai kementerian. Hanya saja, pemerintah perlu melakukan koordinasi lebih baik sehingga dapat menyesuaikan dan memusatkan perhatian untuk mengejar empat atau lima tantangan utama tersebut.

MSME Report 2022, lanjut Davids, tidak hanya mengidentifikasi situasi dan tantangan yang dihadapi pelaku UMKM saat ini, tetapi juga memberikan beberapa tip praktis kepada pengguna sebagai pilar utama.

“Saya pikir (hal) itu suatu yang penting. Dengan demikian, diharapkan masyarakat benar-benar dapat melihat laporan itu dan menerapkan terhadap usaha yang sedang dilakukan saat ini,” kata Davids.

Pilar strategi dan pendukung bagi UMKM go digital

Fajrin kembali menjelaskan MSMEs Report 2022 mengungkap temuan menarik untuk membantu percepatan UMKM go digital, yaitu produk, operasional, dan go to market. Ketiganya menjadi pilar utama digitalisasi UMKM.

Pada pilar produk, ia melanjutkan, pelaku UMKM dapat menawarkan produk dalam beberapa cara dengan bertransformasi digital. Digitalisasi juga membantu mengidentifikasi segmen produk, mengembangkan penawaran produk, dan memasarkannya dengan cara efektif.

Kemudian, teknologi digital juga dapat menekan biaya operasional UMKM serta memungkinkan penerapan alat baru yang efektif untuk mengoptimalkan penjualan.

Dengan melakukan transformasi digital, pelaku UMKM juga dapat meningkatkan kemampuan go to market, mempercepat proses, dan meningkatkan upaya pemasaran.

“Jadi, (jika) tiga pilar tersebut disatukan adalah mengenai pendanaan. (Hal ini) sebenarnya juga bisa (menjadi solusi) UMKM mendapatkan pendanaan dari pemerintah atau swasta untuk membantu permodalan atau percepatan bisnis mereka,” ujarnya.

Selain itu, Fajrin juga mengatakan bahwa pelaku UMKM juga perlu mempelajari keterampilan yang dibutuhkan dalam menjelajahi bidang usaha yang dijalankan.

Terakhir, hal yang tidak kalah penting adalah dukungan dari regulasi dan peraturan pemerintah yang mendukung transformasi digital UMKM.

Davids menambahkan, sebagai bagian dari Presidensi Group of Twenty (G20), transformasi digital UMKM bukan sebuah pilihan, tetapi suatu keharusan.

“Pelaku UMKM harus melakukan transformasi digital karena mereka mempekerjakan sebagian besar penduduk Tanah Air,” ujarnya.

Dengan demikian, Davids meminta kepada semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, perusahaan besar, dan institusi akademik, untuk bekerja sama membantu serta memfasilitasi UMKM bertransformasi.

Fajrin pun akan membawa topik tersebut ke Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang akan diadakan di Bali pada November 2022.

“Kami telah membuat serangkaian rekomendasi kebijakan yang dapat ditindaklanjuti. Kami juga telah menyebutkan atau mengusulkan kepada pemerintah atau pemimpin G20 melalui acara sampingan dan laporan, seperti MSMEs Report 2022 hingga akhirnya akan dibawa ke KTT,” kata Fajrin.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai laporan “Powering up a Post-Pandemic Rebound for MSMEs Through Digital Transformation”, Anda dapat mengujungi tautan berikut ini. Selain itu, Anda juga dapat menyaksikan acara MSMEs Report 2022 selengkapnya di sini.

https://money.kompas.com/read/2022/09/07/125200226/msmes-report-2022-temukan-tiga-pilar-untuk-percepat-umkm-indonesia-go-digital

Bagikan artikel ini melalui
Oke