Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Inflasi Berpotensi Melonjak Imbas Kenaikan Harga BBM, Investasi Risiko Rendah Jadi Pilihan?

JAKARTA, KOMPAS.com - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) saat ini masih menjadi perhatian utama investor. Maklum saja, harga BBM yang lebih tinggi tentu akan berdampak terhadap peningkatan indeks harga konsumen (IHK), baik secara langsung maupun tidak langsung.

Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Keuangan, memproyeksi inflasi berpotensi menembus level 6,8 persen secara tahunan (year on year/yoy) imbas dari kenaikan harga BBM. Angka proyeksi ini sebenarnya lebih rendah dari perhitungan sejumlah pakar, yang memprediksi inflasi dapat menembus 8 persen secara yoy.

Tingkat inflasi yang lebih tinggi, kemudian diprediksi berimbas kepada suku bunga acuan Bank Indonesia (BI). Pengetatan kebijakan moneter melalui suku bunga berpotensi kembali terjadi, guna meredam laju inflasi.

Dengan melihat kondisi tersebut, apakah instrumen investasi berisiko rendah menjadi lebih menarik ke depannya?

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, peningkatan inflasi berdampak pada tergerusnya daya beli masyarakat sehingga demand akan barang dan jasa cenderung melemah. Ini kemudian berdampak pada profitabilitas perusahaan.

"Sehingga potensi terjadi perlambatan dari pasar saham cenderung tinggi," ujar dia, kepada Kompas.com, diktuip Kamis (8/9/2022).

Sementara itu, Josua mengamini, peningkatan inflasi akan direspons oleh BI dengan meningkatkan suku bunga acuan dalam waktu dekat. Kondisi suku bunga yang diprediksi lebih tinggi akan menguntungkan pemegang obligasi dengan kupon yang bergantung pada suku bunga acuan BI.

"Seperti obligasi yang non-tradeable," katanya.

"Potensi kenaikan suku bunga juga berpotensi menambah imbal hasil bagi investor-investor yang menaruh dananya di deposito," tambah Josua.

Sementara itu, Kepala Divisi Wealth Management Bank OCBC NISP Juky Mariska mengungkapkan, obligasi pada awal 2022 hanya menjadi pilihan nasabah-nasabah primer saja. Namun ke depannya obligasi patut dipertimbangkan sebagai investasi pilihan, sebab saat ini baik bank sentral Amerika Serikat maupun Indonesia sama-sama berpeluang akan menaikkan kembali suku bunga acuannya di sisa tahun 2022.

"Dengan adanya kepastian dari The Fed dan suku bunga di Indonesia juga, harusnya untuk para nasabah yang mau obligasi sekarang ini sudah mulai boleh lagi untuk consider (mempertimbangkan) ke obligasi," ujarnya.

Bukan Hanya Obligasi

Tidak hanya obligasi, dia bilang, reksa dana juga dapat dipertimbangkan untuk menjadi investasi pilihan untuk jangka panjang. Sebab, kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah seperti kenaikan suku bunga BI dan harga BBM dapat memperkuat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang saat ini sudah berada di level yang cukup tinggi yakni 7.200.

"Jadi saya rasa untuk nasabah yang mau investasi jangka panjang di reksa dana tahun depan seharusnya juga cukup bagus sih," kata Juky.

Adapun Investment Specialist Manulife Aset Manajemen Indonesia Krizia Maulana menilai, di tengah kondisi perekonomian yang tidak menentu, pasar saham nasional masih berpotensi tumbuh ke depan. Ini ditopang oleh kondisi makro ekonomi Indonesia yang lebih solid yang disertai dengan pertumbuhan laba perusahaan.

Ia mengungkapkan, dalam jangka panjang, peluang investasi di reksa dana saham jelas masih menarik. Namun di tengah situasi global yang masih volatil, ada baiknya investor melakukan diversifikasi aset dan menambah porsi kepemilikan investasi di instrumen yang memiliki tingkat korelasi rendah antar aset pada portofolionya.

"Contohnya seperti di reksa dana campuran," ujar dia.

Kondisi pasar yang dinamis menawarkan peluang yang menarik bagi investor. Berinvestasi pada beragam jenis kelas aset reksa dana sekaligus, seperti saham, obligasi, dan pasar uang dalam satu portofolio investasi dapat menjadi cara yang efektif untuk meraup peluang guna memacu pertumbuhan investasi kita.

"Reksa dana campuran memungkinkan investor untuk mendapatkan return yang lebih optimal dengan risk yang lebih terjaga," ucap Krizia.

https://money.kompas.com/read/2022/09/08/154000126/inflasi-berpotensi-melonjak-imbas-kenaikan-harga-bbm-investasi-risiko-rendah

Terkini Lainnya

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke