Dilansir dari CNN, Biro Statistik Tenaga Kerja AS mengumumkan, indeks harga konsumen (IHK) pada Agustus meningkat sebesar 0,1 persen dari bulan sebelumnya. Padahal para ekonom memproyeksi IHK Negeri Paman Sam pada Agustus turun 0,1 persen, setelah pada bulan Juli indeks penentu harga komoditas itu tidak tumbuh (0 persen) dari Juni 2022.
Adapun secara tahunan (year on year/yoy), inflasi AS pada Agustus sebesar 8,3 persen.
Jika dilihat berdasarkan komponennya, inflasi inti AS mencapai 6,3 persen secara yoy, lebih tinggi dari Juli sebesar 6,2 persen secara yoy. Secara bulanan, inflasi inti meningkat 0,6 persen, juga lebih tinggi dari perkiraan ekonom.
"Kami mengharapkan sesuatu yang lebih positif, tetapi data Agustus tidak menunjukkan itu. Saya pikir inflasi tetap ada," ujar Economics Professor Loyola Marymount University, Sung Won Sohn, dikutip Rabu (14/9/2022).
Komoditas BBM menjadi satu-satunya kategori yang mengalami penurunan secara signifikan dari Juli, yakni sebesar 10,6 persen. Di sisi lain, hampir seluruh kategori komoditas mengalami peningkatan harga, termasuk hunian yang meningkat 0,7 secara mom.
Realisasi inflasi yang masih tinggi tentu akan menjadi pertimbangan bank sentral AS, The Federal Reserve, dalam pertemuan pekan depan. Kenaikan suku bunga yang agresif menjadi semakin mungkin terjadi.
"The Fed tidak akan senang sampai dengan pasar kerja dan upah tumbuh secara signifikan, dan inflasi inti turun ke targetnya," ujar Senior Economist Moody's Analytics, Mark Zandi.
https://money.kompas.com/read/2022/09/14/054740726/di-luar-dugaan-inflasi-as-kembali-meningkat
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan