Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Wall Street Rontok, IHSG Dibuka Melemah

Melansir data RTI, pada sesi perdagangan hari ini IHSG dibuka turun pada level 7.251,17 dari penutupan Selasa kemarin pada level 7.318,62. Terpantau selama 15 menit pertama indeks saham nasional bergerak di zona merah, namun merangkak naik, di mana pada pukul 09.15 WIB IHSG berada pada level 7.286,74 (turun 0,54 persen).

Sebanyak 323 saham melaju di zona merah dan 115 saham hijau. Sedangkan 182 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi mencapai Rp 5,95 triliun dengan volume 7,40 miliar saham.

Sebagian besar indeks sektoral terkoreksi, dengan sektor material dasar mencatatkan koreksi paling dalam, yakni sebesar 1,47 persen. Sementara itu, sektor transportasi dan logistik menjadi satu-satunya indeks sektoral yang menguat, yakni 0,22 persen.

Bursa regional kompak bergerak di zona merah, di mana Nikkei anjlok 2,18 persen ke 27.991,82, Hang Seng Hong Kong ambles 2,34 persen ke 18.873,83, Shanghai Komposit turun 0,67 persen ke 3.242,34, dan Straits Times melemah 0,93 persen ke 3.259,25.

Wall Street rontok

Sebelumnya, indeks-indeks saham Amerika Serikat atau Wall Street juga ditutup anjlok pada sesi perdagangan Selasa waktu setempat. Indeks Dow Jones turun 3,94 persen ke 31.104,97, S&P 500 ambles 4,32 persen ke 3.932,69, dan Nasdaq anjlok 5,16 persen ke 11.633,57.

Anjloknya Wall Street tidak disebabkan oleh realisasi inflasi AS pada periode Agustus kemarin kembali meningkat secara bulanan (month on month/mom), meskipun harga bahan bakar minyak (BBM) mulai turun. Realisasi ini di luar dugaan para ahli.

Dilansir dari CNN, Biro Statistik Tenaga Kerja AS mengumumkan, indeks harga konsumen (IHK) pada Agustus meningkat sebesar 0,1 persen dari bulan sebelumnya. Padahal para ekonom memproyeksi IHK Negeri Paman Sam pada Agustus turun 0,1 persen, setelah pada bulan Juli indeks penentu harga komoditas itu tidak tumbuh (0 persen) dari Juni.

Adapun secara tahunan (year on year/yoy), inflasi AS pada Agustus sebesar 8,3 persen. Meskipun masih tinggi, realisasi ini lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 8,5 persen.

Jika dilihat berdasarkan komponennya, inflasi inti AS mencapai 6,3 persen secara yoy, lebih tinggi dari Juli sebesar 6,2 persen secara yoy. Secara bulanan, inflasi inti meningkat 0,6 persen, juga lebih tinggi dari perkiraan ekonom.

"Kami mengharapkan sesuatu yang lebih positif, tetapi data Agustus tidak menunjukan itu. Saya pikir inflasi tetap ada," ujar Economics Professor Loyola Marymount University, Sung Won Sohn.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

https://money.kompas.com/read/2022/09/14/094806426/wall-street-rontok-ihsg-dibuka-melemah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke