Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

India Setop Ekspor Beras, Indonesia Jadi Salah Satu Negara yang Paling Terdampak

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah India telah menerapkan kebijakan larangan ekspor beras pecah atau broken rice. Selain itu, menerapkan tarif bea keluar sebesar 20 persen untuk beberapa jenis beras yang berlaku sejak 9 September 2022.

Kebijakan untuk mengendalikan harga beras di pasar domestik itu, bakal berdampak terhadap sejumlah negara, sebab India menyumbang sekitar 40 persen beras di pasar global, mengekspor ke lebih dari 150 negara. Lembaga analisis Nomura pun menilai, Indonesia dan Filipina merupakan negara yang paling rentan terhadap larangan tersebut.

“Dampak larangan ekspor beras oleh India akan dirasakan baik secara langsung oleh negara-negara yang mengimpor dari India, maupun secara tidak langsung oleh seluruh importir beras, karena berdampak pada harga beras global,” tulis Nomura dalam laporannya yang dikutip dari CNBC, Senin (19/9/2022).

Filipina akan terdampak karena lebih dari 20 persen kebutuhan konsumsi berasnya berasal dari impor. Komoditas beras dan produk turunannya pun menyumbang 25 pesen terhadap tingkat inflasi pangan Filipina, menurut data Statista.

Sementara untuk Indonesia, Nomura melaporkan bahwa RI melakukan impor untuk memenuhi 2,1 persen dari kebutuhan konsumsi berasnya. Komoditas beras pun menyumbang sekitar 15 persen pada tingkat inflasi pangan Indonesia.

Selain Filipina dan Indonesia, negara Asia lainnya yang mengimpor beras adalah Singapura. Negara itu memenuhi 28,07 persen kebutuhan beras nasionalnya dengan mengimpor beras, di antaranya dari India, menurut data Trade Map.

Meski demikian, dampak dari larangan kebijakan ekspor beras oleh pemerintah India itu, tak membuat Singapura menjadi negara yang rentan, sebab porsi komoditas beras terhadap inflasi Singapura sangat rendah.

"Negara ini (Singapura) tidak rentan seperti Filipina dan Indonesia, karena pangsa beras di keranjang indeks harga konsumen (IHK) cukup kecil,” kata Sonal Varma, kepala ekonom di salah satu perusahaan jasa keuangan India.

Pangsa ekspor beras India di pasar global cukup besar dengan menjangkau 150 negara. Ekspor berasa India mencapai 21,5 juta ton pada tahun 2021, melebihi dari total pengiriman dari empat eksportir biji-bijian terbesar berikutnya, yakni Thailand, Vietnam, Pakistan, dan Amerika Serikat (AS).

Tetapi produksi berasa India telah menurun sebesar 5,6 persen secara tahunan (year on year) pada 2 September 2022, akibat curah hujan monsun di bawah rata-rata sehingga mempengaruhi panen.

Varma mengatakan, tahun ini pola hujan monsun terjadi secara tidak merata dalam beberapa bulan terakhir. Padahal, Juli dan Agustus adalah bulan 'paling penting' untuk curah hujan yang menentukan tingkat penanaman benih padi

"Negara-negara bagian India penghasil beras besar seperti Benggala Barat, Bihar dan Uttar Pradesh menerima curah hujan 30 persen hingga 40 persen lebih sedikit," kata Varma.

"Meskipun curah hujan meningkat menjelang akhir Agustus, namun semakin terlambat penaburan (benih padi), semakin besar risiko bahwa hasil panen akan makin rendah," tutupnya.

https://money.kompas.com/read/2022/09/19/212000426/india-setop-ekspor-beras-indonesia-jadi-salah-satu-negara-yang-paling

Terkini Lainnya

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke