Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kala Gelombang PHK Startup Digital Masih Berlanjut...

Kabar pengurangan karyawan awalnya datang dari platform edutech Zenius, kemudian disusul platform keuangan digital LinkAja, platform e-commerce JD.ID.  Dan, terkini Shopee Indonesia.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda mengatakan, tren PHK karyawan pada industri startup digital ini masih akan berlanjut.

"Saya rasa musim "dingin" industri startup digital masih akan berlanjut, di mana kalau kita ketahui bersama, sebelum Shopee, ada beberapa startup lokal kita yang PHK karyawan dan bahkan tutup usaha," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Senin (19/9/2022).

Menurut dia, hal ini lantaran para perusahaan startup ini mulai kesulitan dalam pendanaan. Sebab startup digital ini ketergantungan terhadap pendanaan dalam mengoperasikan bisnis mereka.

Di sisi lain, persaingan di industri digital ini semakin ketat sehingga startup harus lebih ekstra dalam memberikan berbagai promo untuk menarik pengguna. Lagi-lagi, ini membutuhkan dana yang tidak sedikit.

Oleh karenanya, banyak startup yang melakukan efisiensi biaya dengan melakukan PHK karyawan. Meskipun biasanya melakukan PHK merupakan pilihan terakhir yang dimiliki perusahaan.

"Jika pendanaan masih seret dan persaingan semakin ketat, saya rasa masih akan ada lagi perusahaan digital yang melakukan efisiensi berupa PHK karyawan, bahkan tutup usaha," ucapnya.

Penjelasan perusahaan soal PHK

Berdasarkan berita sebelumnya, manajemen Zenius, LinkAja, JD.ID, hingga Shopee sudah buka suara terkait pengurangan tenaga kerja beberapa waktu lalu.

Pertama, manajemen Zenius, yang menyatakan bahwa PHK dilakukan lantaran perusahaan sedang mengalami kondisi makro ekonomi terburuk dalam beberapa dekade terakhir.

"Mengenai pengurangan karyawan, saat ini kita sedang mengalami kondisi makro ekonomi terburuk dalam beberapa dekade terakhir," ujar manajemen dalam keterangannya kepada Kompas.com.

"Untuk beradaptasi dengan dinamisnya kondisi makro ekonomi yang memengaruhi industri, Zenius perlu melakukan konsolidasi dan sinergi proses bisnis untuk memastikan keberlanjutan. Setelah melalui evaluasi dan review peninjauan ulang komprehensif, Zenius mengumumkan bahwa lebih dari 200 dari karyawan harus meninggalkan Zenius," sambungnya.

Sementara itu, PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) alias LinkAja menjelaskan, kebijakan pengurangan jumlah tenaga kerja telah disepakati lantaran perusahaan ingin melakukan reorganisasi SDM.

Head of Corporate Secretary Group LinkAja Reka Sadewo, penyesuaian organisasi SDM ini dilakukan atas dasar relevansi fungsi SDM tersebut pada kebutuhan dan fokus bisnis perusahaan saat ini.

"Sebagai sebuah perusahaan start up yang berkembang pesat, LinkAja diharapkan terus bisa agile dan adaptif dalam melakukan penyesuaian bisnis untuk memastikan pertumbuhan perusahaan yang sehat, positif dan optimal. Menjawab tantangan ini memang akan ada beberapa perubahan signifikan yang akan dilakukan LinkAja, terutama berkaitan dengan fokus dan tujuan bisnis perusahaan, salah satunya adalah dengan reorganisasi SDM," ujar Reka kepada Kompas.com, Rabu (25/5/2022).

Alasan yang tidak jauh berbeda disampaikan oleh JD.ID. Director of General Management JD.ID Jenie Simon mengatakan, pihaknya terus melakukan penyesuaian terhadap operasional bisnis. Upaya restrukturisasi juga dilakukan perusahaan sebagai bentuk penyesuaian.

"JD.ID juga melakukan pengambilan keputusan seperti tindakan restrukturisasi yang mana di dalamnya terdapat juga pengurangan dengan jumlah karyawan," kata dia.

Sementara Head of Public Affairs Shopee Indonesia Radynal Nataprawira mengatakan, keputusan melakukan PHK karyawan merupakan langkah terakhir yang harus ditempuh perusahaan setelah menyesuaikan beberapa perubahan kebijakan bisnis.

"Kondisi ekonomi global menuntut kami untuk lebih cepat beradaptasi serta mengevaluasi prioritas bisnis agar bisa menjadi lebih efisien. Ini merupakan sebuah keputusan yang sangat sulit," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (19/9/2022).

Dia menjelaskan, langkah efisiensi ini sejalan dengan fokus perusahaan secara global untuk mencapai kemandirian dan keberlanjutan, yang merupakan dua komponen penting dalam menjalankan bisnis di tengah ketidakpastian ekonomi global saat ini.

"Perusahaan akan berfokus ke pertumbuhan bisnis yang mandiri serta berkelanjutan, dan kami ingin memperkuat dan memastikan operasional perusahaan kami stabil di situasi ekonomi saat ini," ucapnya.

https://money.kompas.com/read/2022/09/20/090500226/kala-gelombang-phk-startup-digital-masih-berlanjut-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke