Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tren Pertumbuhannya Terus Meningkat, Paylater Diyakini Mampu Jaga Daya Beli Masyarakat

JAKARTA, KOMPAS.com - Pertumbuhan Paylater terus berkembang dalam beberapa tahun terakhir, terutama sebagai metode pembayaran di e-commerce.

Merujuk pada riset tahunan yang dilakukan Kredivo dan Katadata Insight Center bertajuk Perilaku Konsumen e-commerce Indonesia, penggunaan Paylater di e-commerce meningkat hingga 38 persen pada tahun 2022 dari tahun sebelumnya yaitu 28 persen.

Selain itu, tercatat juga 50 persen konsumen telah menggunakan Paylater lebih dari 1 tahun dan 49 persen konsumen menggunakan Paylater setidaknya 1 kali dalam sebulan.

VP Marketing & Communications Kredivo, Indina Andamari mengatakan, faktor durasi proses persetujuan, pengalaman bertransaksi, dan syarat pengajuan merupakan keunggulan Paylater yang dirasa paling memuaskan sehingga banyak yang menggunakannya.

"Mengacu pada riset terbaru Kredivo bersama Katadata Insights Center, mayoritas masyarakat memilih Paylater karena faktor fleksibilitas pembayaran, proses pendaftaran cepat dan mudah, dan adanya jaminan pengawasan dari OJK," ujarnya dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (20/9/2022).

Sedangkan dari sisi Industri, lanjut dia, pertumbuhan Paylater didorong oleh kesenjangan akses kredit di Indonesia, pesatnya adopsi digital di berbagai sektor, popularitas e-commerce, dan kemampuan Paylater dalam menjangkau masyarakat underbanked untuk mendapatkan akses kredit.

Berdasarkan hasil temuan tersebut, menurut dia, Paylater diprediksi semakin menjadi pilihan masyarakat seiring kondisi ekonomi nasional yang diikuti dengan penyesuaian berbagai kebijakan.

Indina menambahkan, Paylater dinilai tidak hanya menjaga daya beli masyarakat, namun juga memiliki peran untuk meningkatkan transaksi bagi penjual yang juga berpotensi terdampak akibat kondisi ekonomi saat ini.

"Integrasi e-commerce dan merchant dengan Paylater seperti Kredivo, dapat memberikan nilai tambahan kepada merchant dalam memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan nilal transaksi pembelanjaan konsumennya hingga 3 kali lipat. Selain itu, rata-rata jumlah pembelian (average of basket size) juga naik lebih dari 2 kali lipat," jelasnya.

"Sedangkan dari sisi konsumen, perkembangan Paylater berpotensi meningkatkan inklusi keuangan bagi konsumen yang belum memiliki akses ke keuangan digital, serta penggunaannya yang mudah menjadikan Paylater sebagai metode pembayaran yang semakin diminati oleh konsumen untuk belanja dimanapun dan kapanpun," sambung Indina.

Sementara itu, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Nailul Huda mengatakan, kondisi ekonomi yang dialami masyarakat saat ini akan berpengaruh terhadap daya beli masyarakat yang semakin menurun akibat kenaikan tingkat inflasi.

Pada akhirnya, konsumsi masyarakat akan melambat.

Fenomena ini pun, menurut dia, sebenarnya selain menjadi tantangan bagi masyarakat, namun juga bisa menjadi peluang besar bagi industri Paylater.

"Prinsip kerja Paylater yang memungkinkan masyarakat membeli kebutuhan dengan membayar secara berkala dan proses persetujuan yang mudah, akan menjadi stimulus bagi daya beli masyarakat. Jika pola konsumsi masyarakat masih bisa terjaga, maka roda ekonomi pun akan tetap dapat bergerak," jelas Nailul.

Untuk diketahui survei yang dilakukan oleh Kredivo dan Katadata Insight Center ini menggunakan 3.500 responden yang tersebar di seluruh Indonesia pada Maret 2022.

https://money.kompas.com/read/2022/09/20/164000726/tren-pertumbuhannya-terus-meningkat-paylater-diyakini-mampu-jaga-daya-beli

Terkini Lainnya

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke