Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Salin Artikel

Pengamat: Biaya Penggunaan Kompor Listrik Bisa Lebih Rendah 10-15 Persen, asalkan...

Direktur Eksekutif Institute for Essential Service Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengatakan, setidaknya terdapat beberapa manfaat jika program ini dijalankan dengan benar.

Salah satunya, biaya yang dikeluarkan masyarakat jika menggunakan kompor induksi dapat 10-30 persen lebih rendah dibandingkan penggunaan kompor gas

"Manfaatnya adalah buat masyarakat, memasak dengan kompor induksi 10-15 persen lebih lebih rendah daripada memasak dengan menggunakan elipji 3 kg," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (20/9/2022).

Namun, kata dia, penerapan konversi kompor gas ke kompor listrik ini harus dibarengi dengan pengkonversian daya listrik masyarakat miskin dengan benar.

Hal ini agar masyarakat miskin tidak terbebani dengan biaya pembayaran listriknya di mana untuk menggunakan kompor listrik ini masyarakat harus menambah daya listrik.

"Yang bikin masyarakat bertanya-tanya, 'kalau misal daya kami dinaikkan lalu tarif listriknya berapa?' Ya kalau tarif listriknya sama dengan tarif listrik pelanggan PLN yang biasa, ya gak ada penghematan dari sisi biaya bagi pengguna kompor induksi," ucapnya.

"Bisa lebih rendah itu karena ada tarif listriknya (tetap disubsidi), kan yang elpiji disubsidi. Kita bandingkannya begitu," ungkapnya.

Seperti diketahui, program konversi dari kompor gas ke listrik ini dilakukan pemerintah untuk rumah tangga miskin yang terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

Adapun tarif listrik yang disubsidi pemerintah yaitu dengan daya 450 volt ampere (VA) dan 900 VA.


Dengan adanya peralihan dari kompor gas ke induksi ini, maka pemerintah perlu menambah daya listrik masyarakat miskin dari 450 VA dan 900 VA menjadi misalnya 2.200 VA. Penambahan daya listrik ini dapat menambah biaya listrik yang dibayar oleh masyarakat.

Untuk itu, dia menyarankan agar pemerintah dapat menaikkan daya listrik masyarakat miskin tapi tetap memberikan tarif listrik subsidi kepada mereka agar biaya yang ditanggu masyarakat tidak bertambah.

"Jadi walaupun listriknya naik jadi 2.200, tarifnya tetap diberikan tarif subsidi. Misalnya awalnya dia 450 VA ya sudah meski dayanya jadi 2.200 VA tapi tarifnya tetap tarif subsidi, Rp 415 per kWh," jelas Fabby.

Dengan begitu, maka masyarakat dapat merasakan manfaat dari konversi kompor gas ke kompor listrik ini, yaitu biaya yang dikeluarkan masyarakat 10-15 persen lebih rendah dibandingkan penggunaan kompor gas.

https://money.kompas.com/read/2022/09/21/094500626/pengamat-biaya-penggunaan-kompor-listrik-bisa-lebih-rendah-10-15-persen

Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+