Direktur Utama TIKI Yulina Hastuti mengatakan, pihaknya belum berencana menaikkan tarif lantaran masih ingin berfokus pada pertumbuhan organik.
"Untuk di TIKI pada saat ini belum ada rencana untuk menaikkan harga atau perubahan tarif. Jadi kami masih berfokus pada pertumbuhan organik," ujarnya saat wawancara eksklusif secara virtual, Rabu (21/9/2022).
Walau demikian, lanjut dia, perusahaan tetap masih melakukan evaluasi akan dampak dari kenaikan BBM terhadap biaya operasional. Jika memang nantinya perusahaan harus menaikan tarif, mau tak mau TIKI akan ikut menaikan tarifnya.
"Tapi yang pasti sejauh ini belum ada rencana untuk menaikkan tarif. Kami akan mengupayakan langkah-langkah dengan mengelola operasional kami dengan lebih efisien. Salah satunya dengan pemanfaatan teknologi digital," jelas dia.
Lebih lanjut dia membeberkan, selama berdiri 52 tahun untuk melayani jasa pengiriman ke masyarakat, pihaknya memiliki berbagai strategi yang akan terus dilakukan seiring banyaknya pemain logistik yang bermunculan.
Strategi itu di antaranya, TIKI memfokuskan pada 3 area layanan yaitu operational excellences (kecepatan, keamanan dan real-time tracking), customer intimacy (kemudahan transaksi mulai dari proses booking, penjemputan barang hingga pilihan pembayaran) dan product leadership (inovasi layanan berbasis teknologi).
"Kami selalu berusaha menjaga komitmen dan kualitas pelayanan kepada para pelanggan setia kami. Dari sisi tarif, kami juga sangat kompetitif. Contohnya saja, layanan terbaru kami yaitu Tiki Putar, yang merupakan layanan instant courier courier dengan jaminan waktu pengantaran hingga 3 jam, kami memberikan tarifnya sangat kompetitif," jelas dia.
Dia menambahkan, jika selama ini di pasaran layanan instant courier dikenakan tarif berdasarkan jarak antaran atau kilometer, TIKI tidak memberlakukan sistem tarif demikian.
"Tarif Tiki Putar kami flat yaitu Rp 15.000 per 2 kilogram," ucapnya.
https://money.kompas.com/read/2022/09/21/130317226/harga-bbm-naik-tiki-belum-berencana-menaikkan-ongkir