Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[POPULER MONEY] Boros Mana Masak Pakai Kompor Listrik Vs Elpiji? | Masyarakat Telanjur Nyaman dengan Elpiji

Pemerintah tengah gencar-gencarnya mengampanyekan konversi penggunaan kompor berbahan bakar elpiji diganti dengan kompor listrik, termasuk kompor induksi.

Pemerintah bahkan akan membagi-bagikan secara gratis paket lengkap kompor listrik seharga Rp 1,8 juta untuk ratusan ribu kepala keluarga dalam program tersebut.

Jika berhasil, program konversi kompor listrik ini juga diharapkan bisa jadi solusi masalah kerugian PLN akibat kelebihan pasokan atau oversupply listrik PLN, terutama untuk jaringan Jawa-Bali, seiring banyaknya pembangkit baru yang terus dibangun.

Sementara secara terpisah, PLN sendiri juga giat mengampanyekan konversi kompor listrik. Setelah Solo dan Denpasar, DKI Jakarta akan menjadi sasaran pilot project konversi elpiji 3 kg ke kompor induksi berikutnya.

Lalu boros mana masak pakai kompor listrik vs Elpiji? Simak di sini

2. Gonta-ganti Kebijakan: Minyak Tanah ke Elpiji, Elpiji ke Jargas, Kini Elpiji ke Kompor Listrik

Pemerintah tengah gencar-gencarnya mengampanyekan konversi penggunaan kompor berbahan bakar elpiji diganti dengan kompor listrik maupun kompor induksi.

Pemerintah bahkan akan membagi-bagikan secara gratis paket lengkap kompor listrik seharga Rp 1,8 juta untuk ratusan ribu kepala keluarga dalam program tersebut.

Kampanye konversi elpiji ke kompor listrik seakan jadi ironi saat proyek pembangunan jaringan gas (jargas) untuk pelanggan rumah tangga belum optimal.

Melalui sambungan jargas, masyarakat diharapkan mau beralih dari elpiji diganti dengan menggunakan gas alam melalui pipa distribusi.

Apa saja kebijakan pemerintah terkait kompor ini? Baca di sini

3. Fakta Shell, Raksasa Minyak Dunia yang Asal-usulnya dari Indonesia

Siapa tak kenal dengan Shell, salah satu perusahaan minyak dan gas terbesar dunia. Perusahaan ini sejatinya adalah perusahaan Belanda namun terdaftar di Inggris.

Tak banyak tahu jika perusahaan ini bermula dari Indonesia saat masih dijajah Belanda. Shell adalah perusahaan tua yang sudah berdiri di Hindia Belanda dan masih tetap eksis hingga saat ini.

Dikutip dari laman resminya, Shell awalnya terbentuk dari Aeilko Jans Zijklert, seorang Eropa asal Jawa Timur yang memutuskan pindah ke Pantai Timur Sumatera.

Aeilko Jans Zijklert bekerja di perkebunan tembakau setelah pemerintah Hindia Belanda membuka investasi perkebunan partikelir di Sumatera di tahun 1880. Di masa itu pula, Hindia Belanda tengah menerapkan tanam paksa.

Selengkapnya simak di sini

4. Konversi Kompor Listrik, Pengamat: Masyarakat Telanjur Nyaman dengan Elpiji

Pemerintah saat ini tengah melakukan uji coba konversi kompor elpiji ke kompor listrik atau induksi. Namun, hal ini dinilai masih perlu dilakukan beberapa evaluasi agar ke depannya penyaluran subsidi bisa lebih tepat sasaran.

Direktur Celios Bhima Yudhistira mengungkapkan, dalam upaya mengurangi ketergantungan masyarakat dengan kompor elpiji, pamerintah harus konsisten. Hal ini mengingat pola masyarakat yang sudah telanjur nyaman dengan penggunaan kompor elpiji, karena proses memasak yang lebih cepat.

“Budaya masyarakat menggunakan kompor listrik sepertinya butuh waktu lebih lama untuk diubah. Jangankan orang miskin, kelompok menengah atas sebenarnya sudah lama mengenal kompor listrik. Tapi mereka nyaman pakai Elpiji karena proses memasak lebih cepat,” kata Bhima kepada Kompas.com, Rabu (21/9/2022).

Bhima mengungkapkan, ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan penting, jika pemerintah ingin melakukan konversi kompor elpiji ke kompor listrik. Pertama, dalam hal daya listrik di mana pemerintah harus benar-benar memastikan hal ini tidak membebani masyarakat.

Selengkapnya baca di sini

5. BNI Siap Bantu Tursinih yang Tak Bisa Cairkan Bansos gara-gara Tanda Titik di KTP

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI telah menugaskan kantor cabang BNI di Indramayu untuk membantu penerima bantuan sosial (bansos) yang tidak bisa mencairkan dana bansos karena terdapat tanda titik di bagian nama pada KTP dan Kartu Keluarga milik penerima.

Penerima bansos, Tursinih (62), tidak dapat menggunakan kartu bansos yang berupa kartu debit BNI untuk mencairkan dananya. Padahal bansos ini sudah diterima sejak 21 Mei 2021. Tursinih mengaku keluarganya telah menghubungi pihak BNI via telepon.

Namun menurut pegawai Bank BNI yang dihubungi, bank tidak bisa meneruskan proses transaksi jika ada tanda baca titik di kartu ATM Tursinih. Sebab, komputer server bank tidak bisa membaca tanda titik di nama Tursinih.

Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo Budiprabowo mengatakan, berdasarkan penelusuran BNI, kejadian ini memang terjadi di Indramayu. Namun, bukan terjadi di kantor cabang BNI melainkan di e-Warong agen46 atau laku pandai BNI.

Simak selengkapnya di sini

https://money.kompas.com/read/2022/09/23/054000526/-populer-money-boros-mana-masak-pakai-kompor-listrik-vs-elpiji-masyarakat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke