Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

BI Tak Akan Agresif Naikkan Suku Bunga Acuan Jika Inflasi Terkendali

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) memastikan tidak akan agresif menaikkan suku bunga acuan selama inflasi masih terkendali.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, hal ini lantaran kondisi di Indonesia berbeda, di mana tingkat inflasi nasional masih realtif terkendali dibandingkan negara-negara lain.

Selain itu, BI optimistis dampak lanjutan atau second round effect dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dapat dikendalikan dengan sinergi yang sangat erat antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

"Dengan itu tentu saja second round bisa lebih terkendali dan inflasi kita tentu saja juga relatif terkendlai dibandingkan negara lain. Keperluan kenaikan suku bunga lebih agresif tidak diperlukan di Indonesia," ujarnya saat konferensi pers, Kamis (23/9/2022).

Kenaikan suku bunga acuan yang sebesar 50 basis poin (bps) pada Kamis kemarin merupakan upaya BI untuk menurunkan ekspektasi inflasi Indeks Harga Konsumen dan inflasi inti.

Berdasarkan perhitungan BI, diperkirakan inflasi IHK tahun ini akan melebihi 6 persen dan inflasi ini mencapai 4,6 persen. Angka ini melebihi target sasaran inflasi BI di 2022 yang sekitar 3 persen plus minus 1 persen.

Tekanan inflasi IHK diperkirakan meningkat akibat penyesuaian harga BBM subsidi di tengah masih tingginya harga energi dan pangan global

Sementara, inflasi inti dan ekspektasi inflasi diprakirakan meningkat akibat second round effect dari penyesuaian harga BBM dan menguatnya tekanan inflasi dari sisi permintaan.

Oleh karenanya, BI akan terus memantau perkembangan ekonomi global dan domestik serta second round effect akibat kenaikan harga BBM setelah kebijakan suku bunga acuan di level 4,25 persen.

"Kami akan memantau bulan ke bulan dan meperkuat respons kebijakan yang diperlukan dari sisi moneter, makroprudensial, dan lainnya," jelas Perry.

Sebagai informasi, tekanan inflasi global semakin tinggi seiring dengan ketegangan geopolitik, kebijakan proteksionisme yang masih berlangsung, serta terjadinya fenomena heatwave di beberapa negara.

Inflasi di negara maju maupun emerging market meningkat tinggi, bahkan inflasi inti berada dalam tren meningkat sehingga mendorong bank sentral di banyak negara melanjutkan kebijakan moneter agresif.

Perkembangan terkini menunjukkan kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (Fed Fund Rate) yang lebih tinggi dan diprakirakan masih akan meningkat.

https://money.kompas.com/read/2022/09/23/180800426/bi-tak-akan-agresif-naikkan-suku-bunga-acuan-jika-inflasi-terkendali

Terkini Lainnya

Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Whats New
Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Work Smart
Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Earn Smart
Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Whats New
Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Earn Smart
Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Earn Smart
Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Whats New
Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Work Smart
Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Whats New
IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

Whats New
Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Whats New
Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Work Smart
Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Whats New
Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Whats New
PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke