Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Listrik di Rumah Kecil tapi Pakai Kompor Listrik 1.000 Watt, Memangnya Bisa?

KOMPAS.com - Pemerintah tengah gencar-gencarnya mengampanyekan konversi penggunaan kompor berbahan bakar elpiji diganti dengan kompor listrik, termasuk kompor induksi.

Pemerintah bahkan akan membagi-bagikan secara gratis paket lengkap kompor listrik seharga Rp 1,8 juta untuk ratusan ribu kepala keluarga dalam program tersebut.

Jika berhasil, program konversi kompor listrik ini juga diharapkan bisa jadi solusi masalah kerugian PLN akibat kelebihan pasokan atau oversupply listrik PLN, terutama untuk jaringan Jawa-Bali, seiring banyaknya pembangkit baru yang terus dibangun.

Sementara secara terpisah, PLN sendiri juga giat mengampanyekan konversi kompor listrik. Setelah Solo dan Denpasar, DKI Jakarta akan menjadi sasaran pilot project konversi elpiji 3 kg ke kompor induksi berikutnya.

Sebagai informasi saja, kompor listrik yang dijual di pasaran umumnya membutuhkan konsumsi listrik 800 watt sampai 1.000 watt setiap satu tungkunya. Jika satu kompor memiliki dua tungku dan dinyalakan bersama, tentulah listrik yang dibutuhkan dua kali lipatnya.

Lalu bagaimana jika sambungan listrik di rumah hanya masuk golongan 900 VA, bahkan masih banyak rumah tangga miskin yang jadi sasaran program konversi kompor listrik hanya memiliki tengangan 450 VA?

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, bagi masyarakat yang termasuk golongan pelanggan 450 VA dan 900 VA, tetap bisa memakai kompor listrik hingga 1.000 watt.

Darmawan bilang, dalam program konversi kompor listrik yang diinisiasi PLN, pihaknya akan menyediakan jalur khusus sehingga tidak akan sampai mengganggu sambungan listrik yang sudah terlanjur terpasang di rumah.

"Meskipun disediakan jalur kabel khusus memasak oleh PLN, daya listrik KPM tidak mengalami perubahan. Yang 450 VA tetap 450 VA, yang 900 VA juga tetap 900 VA," kata Darmawan dikutip dari Kompas TV, Senin (26/9/2022).

Selain itu, ia menegaskan, kalau pelanggan PLN golongan 450 VA maupun 900 VA tidak akan dipaksa untuk menambah daya.

"Kami juga memastikan, tidak ada pengalihan daya 450 VA ke 900 VA sebagaimana yang sempat beredar di masyarakat," ungkap Darmawan.

Lanjut dia, selama ini perusahaan setrum negara itu juga sudah menguji coba penggunaan kompor listrik dengan sasaran rumah tangga kurang mampu di dua kota, yaki Surakarta dan Denpasar.

"Arahan pemerintah sangat jelas dan PLN menindaklanjuti dengan berbagai perbaikan pada program uji coba di dua kota tersebut. Kami terus memberikan pendampingan kepada masyarakat penerima manfaat, sampai benar-benar dapat mengoperasikan penggunaannya secara mandiri dan beralih sepenuhnya ke kompor listrik," kata Darmawan.

Uji coba tersebut juga terus diawasi dan dievaluasi. Kendala-kendala teknis yang dialami KPM dalam menggunakan peralatan memasak seperti panci dan wajan menjadi masukan untuk dilakukan perbaikan.

Tapi secara keseluruhan, Darmawan menilai program ini menunjukkan progres yang positif. Konsumsi kWh dari penggunaan kompor listrik semakin besar dan KPM mulai merasakan biaya memasak menggunakan kompor listrik lebih murah dari pada LPG 3 kg.

"PLN akan melaporkan data pemantauan dan evaluasi program uji coba kompor listrik di dua kota tersebut secara periodik untuk menjadi pertimbangan pemerintah dalam mengambil kebijakan selanjutnya," ujarnya.

PLN klaim lebih irit

Sebelumnya, Darmawan menyebut, salah satu kelebihan memasak dengan menggunakan kompor induksi lebih hemat dibandingkan dengan menggunakan kompor elpiji 3 kg. Adapun penghematan energi yang diperoleh yakni kisaran 10-15 persen.

“Menggunakan kompor induksi biaya memasaknya bisa lebih hemat 10-15 persen,” kata Darmawan dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI pada 14 September 2022.

Darmawan memerinci, harga keekonomian dari elpiji 3 kg tanpa subsidi adalah Rp 19.698 per kg. Sementara itu, harga elpiji per kg setelah disubsidi dari pemerintah adalah Rp 4.250 per kg.

Dengan kata lain, pemerintah memberikan subsidi senilai Rp 15.448 per kg atau Rp 46.344 per tabungnya.

Itu belum menghitung ongkos transportasi. Dengan rantai pasok distribusi hingga ke masyarakat, menurut Darmawan, maka harga elpiji 3 kg setelah disubsidi pemerintah mencapai Rp 5.250 per kg.

Sementara itu, harga keekonomian listrik untuk kompor induksi yakni Rp 11.792 per kg listrik ekivalen dengan sekitar 7,18 Kwh.

Dalam uji penelitian yang sudah dilakukan, PLN melepas biaya listrik untuk memasak ekuivalen Rp 4.550 yang dibayar masyarakat. Artinya, per kalori memasak dibandingkan dengan elpiji akan lebih murah Rp 700.

Selisih Rp 700 itu didapatkan dari selisih apabila masyarakat menggunakan elpiji subsidi senilai Rp 5.250 per kg dengan kompor listrik yang menghabiskan Rp 4.550.

Namun, Darmawan tak menjelaskan apakah tarif listrik yang digunakan untuk hitungan kompor listrik tersebut juga menggunakan tarif listrik subsidi sebagaimana pada elpiji.

Sementara itu, saat ditemui di kantor pusat PLN pada 21 September 2022, Darmawan Prasodjo menyebut dalam program konversi kompor elpiji ke kompor listrik, masyarakat bisa hemat hingga Rp 8.000 per kilogram elpiji.

“Jadi dari per kilogram gas elpiji yang dikonversi ke kompor listrik, terdapat penghematan biaya sekitar Rp 8.000 per kilogram gas elpiji,” kata Darmawan.

Dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, VP Hubungan Masyarakat PLN Greg Adi mengaku belum bisa berkomentar soal program konversi kompor listrik.

Saat ditanya lebih lanjut soal hitungan apakah konsumsi listrik kompor listrik lebih murah dibandingkan dengan kompor elpiji. Pesan singkat yang dikirimkan juga tidak dibalas Greg Adi.

Kompor induksi

Sebagai informasi, kompor induksi juga sejatinya merupakan kompor listrik, tetapi memanaskan makanan dengan cara yang sama sekali berbeda dibanding kompor listrik konvensional.

Kompor induksi menggunakan kumparan tembaga, yang menciptakan arus magnet dengan panci atau wajan di atas permukaannya. Alih-alih meneruskan panas dari permukaan ke peralatan masak ke makanan, kompor induksi memanaskan peralatan masak secara langsung.

Hasilnya adalah panci atau wajan yang dipanaskan secara merata dan lebih sedikit energi panas yang hilang di sepanjang jalan.

Selain itu, hal lain yang perlu diketahui, kompor induksi memerlukan jenis panci dan wajan tertentu untuk digunakan. Kompor induksi hanya bekerja dengan peralatan masak yang terbuat dari bahan feromagnetik.

Secara khusus, itu berarti panci atau wajan stainless steel, besi cor, dan baja karbon. Panci dan wajan yang terbuat dari aluminium dan tembaga tidak cocok untuk kompor induksi.

Artinya, apabila masyarakat ingin beralih ke kompor induksi, ada biaya tambahan yang harus disiapkan, yakni alat masak khusus kompor induksi yang harga di pasaran lazimnya lebih mahal dari alat masak biasa.

https://money.kompas.com/read/2022/09/26/112407526/listrik-di-rumah-kecil-tapi-pakai-kompor-listrik-1000-watt-memangnya-bisa

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke