Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cerita Luhut ke AS, Ungkap Banyak Masalah Kelautan Saat Bertemu Majelis Umum PBB

Di sana, Luhut bertemu dengan Majelis Umum PBB (The United Nations General Assembly/UNGA). Dalam pertemuan tersebut membahas mengenai kemaritiman.

"Juga, saya baru saja kembali dari UNGA di New York, mengadakan dialog dan pertemuan. Banyak masalah, termasuk laut dan keberlanjutannya," kata Luhut secara virtual dalam pertemuan Ocean 20, Senin (26/9/2022).

Lebih lanjut kata Luhut, Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan sumber daya alam (SDA) yang melimpah. Menurutnya, sebagai negara maritim, ada dua hal tidak dapat dipisahkan.

Pertama, sekitar 75 persen wilayah Indonesia tertutup oleh air laut. Kedua, memiliki 17.500 pulau dengan garis pantai lebih dari 108.000 kilometer (km).

"Dengan semua ini berkah, Indonesia memiliki banyak potensi, termasuk keanekaragaman hayati laut yang kaya mangrove, padang lamun, dan terumbu karang, tenaga kerja 191 juta orang, dan pertumbuhan ekonomi digital 20 persen pada 2021-2025," sambungnya.

Indonesia kata dia, memiliki komitmen yang kuat dan telah mengambil tindakan untuk melindungi secara berkelanjutan, mengelola, dan memulihkan sumber daya alam, mengembangkan ekonomi RI ke tahap ekonomi biru (blue econony).

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional/RPJMN merupakan panduan penting untuk mencapai sasaran tersebut. Untuk itu, Indonesia berkomitmen dan mendukung pengembangan kerja sama strategis melalui Kemitraan Aksi Agenda Biru Nasional.

Kemitraan antara Pemerintah Indonesia, PBB, pembangunan mitra, dan pemangku kepentingan terkait akan mendorong percepatan pembangunan di sektor tersebut sumber daya kelautan, di bawah tujuan utama target RPJMN.

"Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi dan tim PBB di Indonesia bekerja sama dengan kementerian terkait lainnya, lembaga pemerintah, dan komunitas diplomatik untuk mendukung peran Indonesia sebagai pemimpin global dalam Agenda Biru," tutur Luhut.

"Pertama, Blue Health, kita perlu segera mengatasi praktik yang tidak berkelanjutan di laut kita. Ada kebutuhan untuk menjaga kesehatan laut melalui investasi infrastruktur untuk masyarakat pesisir, perlindungan habitat pesisir dan laut," papar Luhut.

"Kedua, Sustainable Blue Food, isu ini sangat krusial dengan pangan global saat ini. Kita perlu mengamankan kapasitas lokal dalam budidaya dan penangkapan yang berkelanjutan perikanan," lanjut dia.

Ketiga, Inovasi Biru. Luhut bilang, pemerintah akan merancang kerangka kerja yang tepat untuk penelitian dan pemanfaatan teknologi baru untuk laut yang berkelanjutan di Indonesia, khususnya di pulau-pulau kecil dan pesisir.

Pilar terakhir adalah Blue Finance. Lembaga keuangan menyediakan pembiayaan, investasi, dan asuransi yang diperlukan untuk hal-hal yang berhubungan dengan sektor kelautan dan membawa dampak positif pada penghidupan generasi sekarang dan yang akan datang.

"Kami berharap, di bawah Presidensi G20 India berikutnya, Ocean bisa menjadi arus utama baru agenda G20. Sebagai penutup, saya ingin mengundang Anda untuk bergabung dengan acara Ocean-20 kami pada 13-14 November 2022 di Nusa Dua, Bali. Mari wujudkan aksi nyata dan kolaborasi untuk kesehatan dan laut yang berkelanjutan sekarang dan di masa depan," pungkas Luhut.

https://money.kompas.com/read/2022/09/26/201000826/cerita-luhut-ke-as-ungkap-banyak-masalah-kelautan-saat-bertemu-majelis-umum

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke