Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI Stabil di 5 Persen

Proyeksi pertumbuhan ekonomi tersebut melesat dibandingkan realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2021 yang tumbuh 3,7 persen.

Proyeksi ekonomi itu tertuang dalam laporan East Asia and the Pacific Economic Update edisi Oktober 2022. Adapun perkiraan ekonomi RI di 2023 itu lebih rendah dari laporan sebelumnya yang diproyeksi mampu tumbuh 5,3 persen.

Pertumbuhan ekonomi Malaysia, Filipina, Vietnam

Tak seperti Indonesia yang ekonominya diramal stabil di 5,1 persen, ekonomi negara-negara tetangga diperkirakan memiliki tren berbeda antara 2022 dan 2023. Beberapa di antaranya diproyeksi pertumbuhan ekonomi di tahun depan akan melambat dibandingkan tahun ini.

Seperti Malaysia, ekonominya diproyeksi mampu tumbuh 6,4 persen di 2022, lebih tinggi dari realisasi di 2021 yang tumbuh 3,1 persen. Namun, pada 2023 pertumbuhannya diproyeksi melambat menjadi sebesar 4,2 persen.

Begitu pula dengan Filipina yang pertumbuhan ekonominya diproyeksi mencapai 6,5 persen di 2022, lebih tinggi dari pertumbuhan di 2021 yang sebesar 5,7 persen. Tetapi pertumbuhan ekonomi melambat di 2023 menjadi sebesar 5,8 persen.

Tren sama juga diramal terjadi pada Vietnam yang diproyeksi ekonominya tumbuh 7,2 persen di 2022, melesat dari pertumbuhan ekonomi 2021 yang sebesar 2,6 persen. Meski demikian, ekonomi Vietnam diproyeksi melambat di 2023 dengan tumbuh sebesar 6,7 persen.

Pertumbuhan ekonomi Thailand dan Kamboja

Namun, untuk Thailand dan Kamboja, tren pertumbuhan ekonominya berbeda yakni diproyeksi meningkat dari tahun ke tahun.

Pertumbuhan ekonomi Thailand pada 2022 diproyeksi mencapai 3,1 persen, lebih tinggi dari pertumbuhan di 2021 yang sebesar 1,5 persen. Kinerja positif itu diperkirakan berlanjut di 2023 dengan tumbuh mencapai 4,1 persen.

Begitu pula dengan ekonomi Kamboja yang diproyeksi tumbuh 4,8 persen di 2022, lebih tinggi dari pertumbuhan pada tahun 2021 yang mencapai 3 persen. Laju ekonomi Kamboja di 2023 pun diperkirakan bisa tumbuh sebesar 5,2 persen.

"Pertumbuhan ekonomi di sebagian besar negara kawasan Asia Timur dan Pasifik (EAP) rebound pada paruh pertama 2022, tetapi China kehilangan momuntem dengan ekonomi melambat," tulis Bank Dunia dalam laporannya.


Pertumbuhan ekonomi Asia Timur dan Pasifik

Menurut laporan tersebut, ekonomi di sebagian besar negara kawasan Asia Timur dan Pasifik pulih berkat permintaan domestik yang meningkat setelah tertekan pandemi Covid-19. Namun, China dengan kebijakan pembatasannya yang berlanjut akibat wabah varian Omicron, membuat aktivitas ekonomi negara itu terganggu.

Selain itu, dipengaruhi peningkatan permintaan global yang mendorong kinerja ekspor barang -barang manufaktur dan komoditas dari negara-negara kawasan Asia Timur dan Pasifik. Selain itu, dipengaruhi kebijakan terbatas sejauh ini dari fiskal dan moneter.

"Sebagian besar wilayah (Asia Timur dan Pasifik) diproyeksi tumbuh lebih cepat dan memiliki inflasi yang lebih rendah pada tahun 2022," tulis laporan itu.

Meski demikian, Bank Dunia memberikan catatan, bahwa kondisi pertumbuhan ekonomi di 2023 bisa terganggu akibat sejumlah faktor. Terdiri dari faktor perlambatan ekonomi global, peningkatan utang dan distorsi kebijakan negara tersebut.

Langkah-langkah kebijakan saat ini yang diambil untuk menahan laju inflasi dan utang, telah menambah distorsi yang ada di pasar pangan, bahan bakar, dan keuangan yang dapat merusak tren pertumbuhan.

https://money.kompas.com/read/2022/10/06/190000026/bank-dunia-proyeksi-pertumbuhan-ekonomi-ri-stabil-di-5-persen

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke