Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jalankan Tanggung Jawab Sosial, PKT Bersama BNPT Beri Dana Bantuan untuk Korban Terorisme

KOMPAS.com – PT Pupuk Kalimantan Timur (Kaltim) atau PKT menjalin kerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) untuk memberikan bantuan kepada korban terorisme, khususnya masyarakat Kaltim. Kerja sama itu diresmikan pada Senin (10/10/222) dan dihadiri langsung oleh perwakilan para korban aksi terorisme yang terjadi pada 2005 dan 2016.

Direktur Utama PKT Rahmad Pribadi mengatakan bahwa PKT berkomitmen mendukung pemerintah dalam melakukan upaya penanggulangan terorisme dengan memberikan kontribusi sesuai perannya di masyarakat.

“Aksi terorisme ini menjadi pembelajaran bagi kita semua untuk saling menghargai antar-sesama serta memberikan pendidikan tentang urgensi menghargai nilai-nilai kemanusiaan dan tindakan yang dapat menyakiti orang lain,” kata Rahmad dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa.

Melalui perjanjian kerja sama tersebut, PKT dan BNPT berkomitmen menyalurkan dana bantuan pendidikan dan kesehatan dengan total Rp 407.244.000 kepada seluruh korban aksi terorisme yang terjadi pada 2005 di lokasi tugas Korps Brigade Mobil Daerah (Brimobda) Kaltim yang ada di Desa Loki, Maluku.

Selain itu, bantuan juga diberikan kepada keluarga korban serangan bom molotov di Gereja Oikumene, Samarinda, Minggu (13/11/2016).

Rahmad melanjutkan, program pemulihan yang dilakukan pihaknya bersama BNPT tidak hanya melalui pemberian dana saja, tetapi juga memenuhi hak-hak lain korban, seperti bantuan medis serta rehabilitasi psikososial dan psikologis.

“Kami berharap, bantuan ini dapat memberikan semangat untuk para korban agar bisa menempuh pendidikan dan menjalani pemulihan, baik dari dampak fisik maupun psikologis, serta ekonomi dan sosial yang telah dialami oleh para korban,” ujar Rahmad.

Sementara itu, Kepala BNPT Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi Dr Boy Rafli Amar, MH menjelaskan bahwa negara telah mengukuhkan komitmen dalam pemenuhan hak dan perlindungan korban terorisme.

Komitmen itu telah digaungkan pemerintah di mata dunia dalam acara The First United Nation Global Congress of Victim of Terrorism yang digelar di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa, New York, Amerika Serikat, Kamis (8/9/2022).

Pada acara itu, Boy menyebutkan bahwa negara bertanggung jawab penuh atas pemenuhan hak, kebutuhan, peningkatan kesejahteraan, dan pengobatan para korban aksi terorisme yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia.

Pemenuhan hak dan kebutuhan korban terorisme dilakukan baik melalui BNPT maupun kolaborasi dengan multi-stakeholder.

Boy berharap, kerja sama dengan PKT dapat memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat dan menjadi bentuk dukungan pada pemerintah dalam melawan segala bentuk intoleransi radikal terorisme yang menjadi musuh Indonesia. Apalagi, menurutnya, negara ini mengedepankan kesatuan dan persatuan.

“Kami ikhtiar dengan semua pihak dan mengajak semua untuk berkolaborasi agar jati diri bangsa tetap exist sepanjang masa. Oleh karena itu, kerja sama ini bukan hanya lingkup internal, melainkan merupakan bentuk berkontribusi kepada masyarakat. Semoga usaha-usaha yang dilakukan oleh PKT dan seluruh jajaran senantiasa membawa berkah dan sukses memberikan perhatian kepada para penyintas,” ucap Boy.

Masih terus berjuang

Untuk diketahui, aksi terorisme yang terjadi di Brimobda Kaltim di Maluku menelan korban jiwa. Salah satunya, Briptu Slamet Priyanto, yang terkena tembakan teroris. Slamet meninggalkan seorang anak bernama Muqsith Syahid Aljabbar.

Sementara, pada serangan di Gereja Oikumene, setidaknya empat anak menjadi korban. Satu-satunya korban meninggal adalah Intan Banjarnahor yang saat itu masih berusia 3 tahun.

Sementara, tiga anak lainnya mengalami luka bakar yang cukup serius. Ada Anita Cristabel yang saat itu mengalami luka bakar sebanyak 20 persen.

Lalu, Alvaro Aurelius Tristan yang mengalami luka bakar sebesar 40 persen. Luka bakar Alvaro sebagian besar berada di sekitar kepala dan sangat sensitif.

Hingga kini, Alvaro masih menjalani perawatan. Setelah sempat dirawat di Samarinda, keluarganya memutuskan membawa Alvaro untuk melakukan pengobatan di Kuala Lumpur, Malaysia. Menurut pengakuan sang ibu, Martina Piur Novita Tagala, Alvaro dirawat secara intensif selama enam bulan pasca-kejadian.

Saat ini, keadaan Alvaro sudah menunjukkan perkembangan positif dan bisa beraktivitas dengan baik.

“Uang untuk berobat memang ada. Kami tidak tahu ke depan bagaimana. Maka dari itu, ketika tahu (ada bantuan dari PKT), saya bahagia sekali. Ternyata, selama ini ada yang peduli dengan kami. Dana yang diberikan akan dipakai untuk persiapan pendidikan Alvaro,” tutur Martina.

Korban ketiga adalah Trinity Hutahaean yang mengalami luka bakar sebesar 60 persen di area wajah, tangan, dan kaki. Setelah kejadian tragis itu, keluarga langsung membawa Trinity ke China untuk mendapatkan perawatan intensif.

Ibu Trinity, Sarina Gultom, menceritakan bahwa kondisi anaknya yang sekarang sudah berusia 9 tahun itu semakin membaik. Pelan-pelan, jaringan kulit Trinity mulai pulih dan pergerakannya bertambah lentur.

“Saya sangat terharu dan kaget bisa menerima dana sebanyak itu. Terima kasih kepada PKT atas perhatiannya kepada korban bom. Terima kasih juga kepada BNPT yang sudah mencari dana untuk kami. Kami akan gunakan sebaik-baiknya untuk pengobatan Trinity,” tutur Sarina.

https://money.kompas.com/read/2022/10/11/161500126/jalankan-tanggung-jawab-sosial-pkt-bersama-bnpt-beri-dana-bantuan-untuk-korban

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke