Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Wujudkan Transisi Energi, Anak Usaha Pertamina Incar "Green Financing"

Green finance sendiri merupakan konsep pembiayaan yang bertujuan untuk menciptakan produk serta layanan keuangan yang ramah lingkungan dan pembangunan berkelanjutan. 

Seperti halnya yang dilakukan oleh Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Ahmad Yunianto, bahwa perseroan akan memanfaatkan berbagai skema pendanaan yang disediakan oleh sejumlah lembaga.

Selain dari lembaga-lembaga multilateral, PGE juga menjajaki blended financing yakni pendanaan yang mengoptimalkan pemanfaatan dana dari publik maupun filantropi untuk memobilisasi pembiayaan komersial.

"Kami sudah mendapatkan dukungan dari skema pendanaan dari JICA, kemudian World Bank, dan kami melihat potensi yang terbuka dari berbagai sumber termasuk di G20 ini apakah ada blended sustainable financing," ujarnya di sela-sela acara SOE International COnference, Senin (17/10/2022).

Menurut Ahmad, dana dari green financing akan dimanfaatkan untuk pengembangan pemanfaatan panas bumi metode Co Generation dengan teknologi binary.

Hal tersebut memungkinkan perseroan bersama mitra yang digandeng bisa meningkatkan kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga panas bumi dengan belanja modal yang lebih efisien.

"Tentunya kami secara aktif berusaha membangun kemitraan strategis agar bisa bersinergi baik dengan perusahaan di dalam negeri maupun LN," jelasnya.

Selain PGE, perusahaan lain di bawah Pertamina Subholding yang mengincar green financing adalah PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN).

Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Heru Setiawan menuturkan bahwa perseroan punya inisiatif untuk mengembangkan bisnis biomethane sebagai subtitusi gas alam.

Untuk mengembangkan bisnis tersebut, PGN memanfaatkan limbah cair minyak kelapa sawit menjadi energi baru terbarukan. Hal ini juga sejalan dengan target pemerintah Indonesia dan komitmen BUMN dalam mengurangi emisi karbon agas tercapainya Net Zero Emission pada tahun 2060.

"Sekarang ada 3 project di sumatera dan 1 project yang akan masuk pipeline berada di Kalimantan dengan nilai investasi 10 juta dollar AS hingga 20 juta dollar AS per project. Selain partnership, kami juga masuk ke project financing untuk mendapatkan green financing," ungkap dia.

Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Power Indonesia Dannif Danusaputro menuturkan bahwa energi baru terbarukan menjadi masa depan Pertamina.

Meski jenis energi ini masih mahal, namun perseroan terus berupaya untuk mengembangkan bisnis ini dengan masuk ke berbagai sektor, mulai dari baterai kendaran listrik, hidrogen, serta pemanfaatan sumber energi lainnya.

DIperkirakan, untuk pengembangan bisnis ini akan menelan investasi hingga 200 miliar dollar AS hingga 2060.

"Untuk pengembangan ini, kami akan berusaha untuk mendorong lahirnya berbagai regulasi yang ada guna mewujudkan ekosistem energi baru terbarukan di Indonesia," ungkap Dannif. 

https://money.kompas.com/read/2022/10/17/214448226/wujudkan-transisi-energi-anak-usaha-pertamina-incar-green-financing

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke