Namun sebagai orang kerap tidak memahami apa itu suku bunga acuan BI. Namun, tidak ada salahnya mengetahui pengertian dari suku bunga acuan karena pergerakan suku bunga acuan ini berkaitan dengan perekonomian negara.
Untuk itu, Kompas.com akan membantumu memahami apa itu suku bunga acuan dalam ulasan berikut ini.
Pengertian Suku Bunga Acuan Secara Umum
Secara umum, pengertian suku bunga acuan adalah besaran bunga yang ditetapkan bank sentral setiap bulannya untuk menjadi acuan produk simpanan dan pinjaman bank serta lembaga keuangan lainnya.
Penetapan suku bunga acuan tiap bulannya bertujuan untuk menjaga stabilitas nilai mata uang dan mengurangi jumlah uang yang beredar.
Pasalnya, suku bunga acuan ini menjadi acuan perbankan dan lembaga keuangan lain untuk menentukan besaran bunga simpanan dan pinjamannya.
Namun, bank sentral tidak bisa serta merta menetapkan naik-turunnya suku bunga acuan ini. Umumnya, penetapan suku bunga akan didasari pada tingkat inflasi, jumlah permintaan pada barang, kondisi ekonomi, dan sebagainya.
Oleh karenanya, fungsi dari suku bunga acuan di antaranya untuk mengendalikan laju inflasi, menjaga daya beli masyarakat, menstabilkan nilai tukar mata uang, hingga mendorong pertumbuhan ekonomi.
Lantas bagaimana jika suku bunga acuan naik? Apa dampaknya ke perbankan?
Menurut Ekonom sekaligus Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira, kenaikan suku bunga acuan akan berimbas pada bunga simpanan perbankan seperti deposito.
Kemudian karena bunga deposito bank naik, maka perbankan harus mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk membayar bunga kepada para deposan.
Hal itulah yang membuat bank akhirnya menaikkan suku bunga kredit untuk menambal biaya pemberian bunga deposito yang lebih tinggi.
"Jadi itu alur transmisinya suku bunga acuan naik, bunga deposito naik untuk jaga likuiditas perbankan, deposannya happy, uangnya tetap di perbankan disimpan tidak jadi dialihkan ke aset lainnya. Tapi bank harus menanggung biaya bunga yang lebih tinggi dan dia akan mengkompensasikan ke bunga kredit yang lebih mahal," ujar Bhima kepada Kompas.com, Jumat (26/10/2022).
Sementara jika suku bunga acuan turun, Bhima bilang, perbankan akan lebih lambat menurunkan bunga kreditnya atau tidak secepat saat bank sentral menaikkan suku bunga acuan.
"Waktu bunga acuan turun, bank relatif lambat menyesuaikan bunga kredit turunnya, tapi kalau BI menaikkan suku bunga 25 bps bank akan cepat merespons menaikkan subung pinjaman," jelasnya.
Apa Itu Suku Bunga Acuan BI?
BI selaku bank sentral Indonesia melakukan penguatan kerangka operasi moneter melalui suku bunga acuan bernama BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) yang berlaku efektif sejak 19 Agustus 2016 menggantikan BI Rate.
Penguatan operasi moneter melalui suku bunga acuan ini juga dilakukan oleh bank sentral negara lain seperti Amerika Serikat (AS) yang memiliki suku bunga acuan bernama Fed Funds Rate (FFR).
Dikutip dari laman resmi BI, kebijakan moneter melalui suku bunga acuan merupakan best practice international dalam pelaksanaan operasi moneter. Pasalnya, besaran suku bunga acuan dapat membantu bank sentral mencapai sasaran inflasi yang ditetapkan.
Sementara itu, BI menggunakan BI7DRR karena dapat secara cepat memengaruhi pasar uang, perbankan, dan sektor riil.
Instrumen kebijakan ini juga memiliki hubungan yang lebih kuat ke suku bunga pasar uang. Pasalnya, sifat BI7DRR lebih transaksional atau diperdagangkan di pasar, dan mendorong pendalaman pasar keuangan, khususnya penggunaan instrumen repo.
Dengan penggunaan instrumen BI7DRR sebagai suku bunga kebijakan baru, terdapat tiga dampak utama yang diharapkan BI, yakni:
Demikian penjelasan singkat terkait pengertian suku bunga acuan.
https://money.kompas.com/read/2022/10/26/093000526/pengaruhi-bunga-kpr-dan-deposito-apa-itu-suku-bunga-acuan-bi-