Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pemerintah Minta Bulog Serap Kedelai Lokal dengan Skema HAP hingga Impor

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan, implementasi ini dilakukan untuk mendorong percepatan Pengelolaan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP).

“CPP kedelai perlu diiringi penguatan di hulu melalui peningkatan produksi kedelai dalam negeri. Produksi dapat ditingkatkan apabila ada kepastian harga jual dan harga beli. Kepastian tersebut salah satunya yang kami siapkan dalam closed loop ini,” ujarnya dalam siaran resminya, Selasa (1/11/2022).

Penetapan harga acuan pembelian (HAP) 

Arief menjelaskan, dalam closed loop diatur Harga Acuan Pembelian/Penjualan (HAP) kedelai lokal di tingkat petani ditetapkan sebesar Rp 10.775 per kilogram dan HAP kedelai di tingkat konsumen sebesar Rp 12.000 per kilogram.

Angka tersebut berdasarkan usulan perubahan HAP komoditas kedelai tahun 2022.

Lewat skema ini Bulog diminta membeli kedelai lokal dari petani dan menjual kepada Gakoptindo/Kopti dengan harga sesuai HAP.

"Diharapkan penetapan harga acuan tersebut dapat menstimulus minat para petani menanam kedelai dan menjaga keberlangsungan usaha produsen tahu-tempe,” jelas Arief.

Impor bila produksi dalam negeri tidak cukup

Selain menyerap kedelai lokal, Bulog juga menerima importasi kedelai apabila produksi dalam negeri tidak mencukupi. “Kedelai yang diserap oleh Bulog juga akan disimpan menjadi Cadangan Pangan Pemerintah untuk dijadikan instrument pengendalian stok dan harga sepanjang tahun,” paparnya.

Dalam pelaksanaan skema wajib serap kedelai lokal, Bapanas melibatkan peran serta sejumlah kementerian/lembanga, seperti Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, dan Kementerian BUMN untuk penanganan aspek hulu, serta Kemenkop UKM dan Kementerian Perindustrian dari aspek hilir atau peningkatan industri/usaha koperasi tahu dan tempe.

Menurut Arief, upaya peningkatan produktivitas kedelai lokal melalui wajib serap kedelai lokal ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memastikan stabilitas ketersediaan komoditas pangan nasional, melalui peningkatan produksi dalam negeri, menjamin ketercukupan pangan dalam negeri, dan sekaligus memberikan kontribusi bagi kecukupan pangan dunia.

Arief berharap, dengan sosialisasi Strategi dan kebijakan kedelai nasional termasuk closed loop wajib serap kedelai lokal tersebut, para perajin tahu dan tempe dapat memperoleh gambaran skema dan mengetahui peran dan fungsi masing-masing Kementerian/Lembaga serta stakeholder kedelai lainnya dalam upaya mewujudkan CPP komoditas kedelai.


Produksi kedelai nasional 

Adapun berdasarkan data BPS, Kementan, dan Kemendag yang diolah Bapanas, produksi kedelai nasional pada tahun 2021 sebesar 240.000 ton dengan presentase daerah penghasil kedelai paling tinggi adalah Jawa Timur 31,29 persen, disusul Jawa Tengah dan Jawa Barat masing-masing 15,44 persen dan 11,94 persen.

Sedangkan perkiraan stok kedelai nasional sampai dengan akhir 2022 berada di posisi surplus 250.000 ton, jumlah tersebut setelah melalui realisasi importasi.

Secara harga, berdasarkan data Panel Harga Pangan Bapanas per 28 Oktober 2022, untuk tingkat produsen harga rata-rata kedelai secara nasional di posisi Rp 10.100 per kilogram, dengan harga tertinggi di provinsi Jambi Rp 11.000 per kilogram, dan harga terendah Rp 9.000 per kilogram di provinsi NTB.

Sedangkan untuk tingkat Konsumen, harga rata-rata nasional Rp 14.283 per kilogram, dengan harga tertinggi di provinsi Sulawesi Barat Rp 16.000 per kilogram dan terendah Rp 13.000 per kilogram di provinsi DKI Jakarta.

https://money.kompas.com/read/2022/11/01/103708026/pemerintah-minta-bulog-serap-kedelai-lokal-dengan-skema-hap-hingga-impor

Terkini Lainnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Earn Smart
Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Whats New
Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Whats New
Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Whats New
Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Whats New
Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Whats New
Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Whats New
Uji Coba Bandara VVIP IKN Akan Dilakukan pada Juli 2024

Uji Coba Bandara VVIP IKN Akan Dilakukan pada Juli 2024

Whats New
Menteri Basuki Bakal Pindah ke IKN Juli 2024 dengan 2 Menteri Lain

Menteri Basuki Bakal Pindah ke IKN Juli 2024 dengan 2 Menteri Lain

Whats New
Harga Emas Dunia Stabil di Tengah Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Stabil di Tengah Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
Pemerintah Susun Rancangan Aturan Dana Abadi Pariwisata, untuk Apa?

Pemerintah Susun Rancangan Aturan Dana Abadi Pariwisata, untuk Apa?

Whats New
Soal Wajib Sertifikat Halal di Oktober, Kemenkop-UKM Minta Kemenag Permudah Layanan untuk UMKM

Soal Wajib Sertifikat Halal di Oktober, Kemenkop-UKM Minta Kemenag Permudah Layanan untuk UMKM

Whats New
Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Kerja Sama dengan Israel

Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Kerja Sama dengan Israel

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke