Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kapitalisasi META Terus Anjlok, Hegemoni “Big Tech” FAANG Berakhir?

Lima perusahan teknologi yang tergabung dalam FAANG (Facebook/META, Amazon, Apple, Netflix, dan Google (Alphabet)) kini tengah berjuang menghadapi penurunan valuasi pasar.

Selama bertahun-tahun FAANG menjadi perusahaan-perusahaan sebagai investasi yang paling cemerlang. Namun, laporan keuangan terkini menunjukkan bahwa hegemoni kelompok Big Tech ini sebagai perusahaan yang cuan terus tergerus.

Sebagai contoh, saham META, bila kita membeli pada lima tahun lalu saat masih bernama Facebook, kini nilai sahamnya sudah anjlok 49 persen. Padahal di saat bersamaan indeks S&P 500 justru mengalami kenaikan 45 persen. Perusahaan milik Mark Zuckerberg itu kini tak hanya menghapus keuntungan saat pandemi, tapi juga turun pada posisi tahun 2015.

Meskipun kelima saham Big Tech tersebut masih memberikan kontribusi lebih dari 13 persen dari kapitalisasi pasar S&P, narasi bahwa FAANG merupakan perusahaan yang cuan sepertinya sudah berakhir untuk selamanya.

Mengutip Marketwatch, saham META berada di peringkat 10 berdasarkan nilai valuasinya pada Selasa pekan lalu. Posisi ini jatuh di bawah Visa Inc, untuk pertama kalinya sejak Agustus tahun ini.

Berdasarkan catatan Companiesmarketcap, kapitalisasi pasar META pada 31 Agustus 2021 tercatat 1,07 triliun dollar AS, namun tahun ini turun hampir separuhnya menjadi tinggal 562,19 miliar dollar AS.

Adapun kapitalisasi pasar terbesar di dunia, yakni lebih dari 1 triliun dollar AS adalah Apple 2,2 triliun dollar AS, Saudi Aramco 2,03 triliun, Microsoft 1,6 triliun dollar AS, dan Alphabet 1,1 triliun dollar AS.

"Meta, seperti perusahaan media sosial lainnya, telah terpengaruh secara negatif oleh langkah yang dilakukan Apple dalam bisnis periklanan serta antisipasi umum dari pengeluaran iklan yang lebih rendah karena kita mungkin akan mengalami resesi," kata Nick Mazing, direktur penelitian di Sentieo.

Dia menilai, Apple telah menghancurkan kerajaan teknologi iklan di platform Meta, dan kini telah berdampak pada iklan-iklan di Facebook.

“Faktor tambahan termasuk persaingan dari TikTok dan skeptisisme investor mengenai upaya perusahaan dalam pengembangan metaverse ,” kata Mazing.

Eksekutif di Meta telah memperingatkan tentang dampak tekanan inflasi dan masalah ekonomi lainnya terhadap bisnis, salah satunya adalah Sheryl Sandberg, yang saat itu menjabat sebagai chief operating officer perusahaan.

Sandberg mengatakan kepada investor bahwa resesi memberikan tekanan ke pasar untuk memastikan anggaran biaya dialokasikan dengan cara yang banar. Dia juga mengatakan, alat yang dimiliki META akan membantu memaksimalkan investasi para investor.

“Kita tampaknya telah memasuki penurunan ekonomi yang akan berdampak luas pada bisnis periklanan digital," ungkap Chief Executive Mark Zuckerberg.

https://money.kompas.com/read/2022/11/07/111000526/kapitalisasi-meta-terus-anjlok-hegemoni-big-tech-faang-berakhir-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke