Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cegah Karhutla, PHE Jambi Merang Kenalkan Inovasi Sekat Kanal Terpal dan Sekat Bakar

Upaya cegah karhutla ini diinisiasi PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Jambi Merang, yang merupakan bagian dari Subholding Upstream Pertamina, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR)-Regional Sumatera, Zona 1. 

Program cegah karhutla di Desa Muara Medak berupa program restorasi lahan gambut, bernama program Regu Peduli Air (REPAIR).

"Program ini merupakan replikasi program sebelumnya di desa lain yang sukses, yakni program Kelompok Tanggap Api Desa Mendis (Ketan Adem)," kata Handri Ramdhani, Manager Communication Relations & CID PHR-Regional Sumatera, di Jambi, melalui keterangannya, Minggu (13/11/2022). 

Ia mengatakan, sebelumnya sistem penanggulangan bencana kebakaran yang ada tidak mampu mengatasi api. Warga pun lebih sering ikhlas menerima kenyataan pahit menghirup asap kebakaran sambil terus mengawasi si jago merah agar tidak menjalar ke pemukiman.

Dalam program REPAIR bentukan PHE Jambi Merang, tugasnya adalah menjaga ketersediaan air di Sekat Kanal.

“Kondisi karhutla berulang berangsur berubah saat terpal plastik mulai digunakan warga sebagai bahan utama membuat sekat air. Ide tersebut didorong oleh tim PHE Jambi Merang,” ujar Edi Susanto, Ketua Gapoktan Berkah Hijau Lestari. Gapoktan Berkah Hijau Lestari membawahi 14 Kelompok Tani Hutan (KTH) dengan 879 anggota petani.

Edi mengatakan, Gapoktanhut Berkah Hijau Lestari bersama PHE Jambi Merang membangun 16 unit Sekat Kanal Terpal. Ini jadi salah satu inovasi terbaru yang terbukti sangat membantu warga menghalau api.

“Konsepnya bukan ada api baru dipadamkan. Jadi sebelum kemarau datang kita lihat tinggi muka air. Kalau air dibawah 40 cm kita harus memasang sekat agar air tidak terus turun dan lahan gambut tetap basah,” ujar Edi.

Program sekat bakar

PHE Jambi Merang juga memberikan berbagai bantuan agar warga tetap bisa meningkatkan perekonomian selain menjaga wilayahnya dari kobaran si jago merah dengan memperkenalkan Sekat Bakar.

Metode ini khusus untuk menghalau api di lahan gambut dengan memanfaatkan tanaman yang sulit untuk terbakar seperti nanas, jelutung, dan Pinang. Selain bisa menghambat jalaran api, tanaman-tanaman tersebut juga bernilai ekonomi.

Hingga kini sudah dua hekare lahan yang dimanfaatkan untuk ditanami Nanas dengan harga untuk satu buah berkisar Rp 1.500-Rp 2.500. Luasan itu ditargetkan terus bertambah. “Kami sih niatnya kalau bisa jadi 8 ha untuk tanam Nanas. Jadi dari yang 2 ha sekarang nanti bisa produksi bibit sendiri, sehingga mengurangi ongkos,” ujar Edi selaku ketua RT.

“Keberhasilan program di SDN Mendis kami replikasikan di SDN 2 Sukajaya di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Bayung Lencir, menjadi Sekolah Cinta Bumi Bebas Plastik,” ujar Handri.

Program Sekolah Cinta Bumi Bebas Plastik di SDN 2 Sukajaya dimulai pada 2019. Tujuan program ini adalah memupuk nilai peduli lingkungan sejak dini. 

Dalam program ini, selain murid-murid SD diajak peduli lingkungan, juga diajak memilah dan mengolah sampah. Bahkan SD ini juga menerapkan bank sampah. 

Sampah yang ditukarkan tersebut dihargai Rp 2.000 per kilogram untuk botol plastik, cup plastik Rp 2.000 per kilogram, kertas dan kardus Rp 3.000 per kilogram, aluminium Rp 4.000 per kilogram. Sampah tersebut akan dijual kepada pengepul.

“Sampah yang dijual ada tiga jenis, botol plastik, kardus, dan kertas,” ujar Kholita, Guru SDN 2 Sukajaya.

https://money.kompas.com/read/2022/11/13/093348826/cegah-karhutla-phe-jambi-merang-kenalkan-inovasi-sekat-kanal-terpal-dan-sekat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke