Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi mengatakan sejumlah alasan mengapa Bank BJB optimistis menhadapi prediksi resesi global tahun depan.
Pertama, Indonesia sudah beberapa kali menghadapi krisis dan indonesia berhasil melewati itu semua dengan baik. "Dari sisi indikator makro pun kondisi indonesia masih lebih baik dibandingkan krisis sebelumnya," ujar Yuddy melalui keterangannya, Selasa (15/11/2022).
Kedua, optimisme menyusul indikator perekonomian Indonesia yang masih stabil terutama ekonomi domestik masih cukup memadai. Sebab, di sektor ril, konsumsi masyarakat masih berada pada tren yang positif.
Ketiga, Bank BJB juga masih memiliki eksposur yang minimum terhadap dampak yang terjadi atas resesi global ini, baik karena keterkaitan dengan debitur berorientasi ekspor maupun eksposur terkait valuta asing.
Keempat, kondisi likuiditas perbankan Indonesia masih cukup baik di tengah tantangan kondisi inflasi dan suku bunga.
Yuddy menilai dengan melihat situasi dan kondisi saat ini, Bank BJB masih dapat mengelola biaya dana dengan baik dan likuiditas yang mencukupi.
"Namun demikian, tingginya inflasi telah mendorong kenaikan suku bunga sehingga perbankan perlu melakukan manajemen likuiditas dengan baik agar biaya dana tetap terkelola dengan baik," kata Yuddy.
Perbankan harus lakukan manajemen likuiditas
Menurut Yuddy, perbankan perlu melakukan manajemen likuiditas dengan baik agar biaya dana tetap terkelola dengan baik di tengah ancaman resesi global 2023.
Penyebabnya, suku bunga Bank Indonesia 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) pada 22 Oktober 2022 yang berada di posisi 4,75 persen, dipastikan mempengaruhi debitur untuk membayar cicilan kredit.
Kemudian, bisnis saat ini belum pulih dari pandemi dan kenaikan suku bunga kemungkinan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia dan berimbas pada perekonomian Nasional.
Strategi Bank BJB hadapi ancaman resesi global
Untuk itulah Bank BJB sudah mempersiapkan diri dengan menyiapkan berbagai strategi untuk mengantisipasi serta upaya mempertahankan debitur, antara lain dengan meningkatkan pelayanan dan pemberian fasilitas yang tidak dimiliki bank lain.
"Terhadap debitur akan ada dampaknya karena kemampuan bayar akan tertekan. Oleh sebab itu, perbankan perlu selektif dalam penyaluran dan berhati-hati dalam melakukan penyesuaian, sebab belum seluruh kalangan debitur pulih sepenuhnya dari dampak pandemi," imbuh Yuddy.
https://money.kompas.com/read/2022/11/15/164039626/bank-bjb-optimistis-hadapi-prediksi-resesi-global-2023