Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

BI Tengah Godok Insentif agar Devisa Hasil Ekspor SDA Betah Parkir di Dalam Negeri

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) bersama kementerian dan lembaga tengah menggodok program khusus agar devisa hasil ekspor (DHE) sumber daya alam (SDA) dari para eksportir agar betah parkir di perbankan dalam negeri.

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti mengatakan, program khusus ini di luar dari insentif pajak progresif yang selama ini diberlakukan dalam rekening khusus untuk devisa hasil ekspor berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 123 Tahun 2015.

"Ini yang terus kami godok dan dalam waktu dekat instrumen ini akan kami keluarkan dan tentunya kita berharap DHE SDA yang selama ini berada di luar untuk bisa masuk kembali ke sini karena beberapa insentif selain pajak," ujarnya saat konferensi pers virtual, Kamis (17/11/2022).

Dia melanjutkan, program khusus ini akan dilakukan melalui mekanisme pasar, likuiditas terjamin, dana devisa hasil ekspor bisa di-repricing atau diputar ulang (rollover), dan harganya akan sangat kompetitif dibandingkan dengan penempatan dana di luar negeri.

Adapun mekanisme pasar yang dimaksud ialah dana ditempatkan kepada perbankan untuk kemudian perbankan akan memasukkan dana tersebut ke BI sebagai bagian dari operasi moneter valuta asing (valas).

Dari operasi moneter valas tersebut, BI tentu akan memberikan tingkat bunga yang atraktif dan kompetitif dibandingkan negara lain.

Dia menjelaskan, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2019, BI membentuk rekening khusus untuk para eksportir dapat memarkirkan devisa hasil ekspor di dalam negeri.

Dalam rekening khusus tersebut, selama ini para eksportir sudah diberikan insentif pajak progresif oleh pemerintah di mana semakin besar dan semakin lama devisa hasil ekspor diparkirkan di dalam negeri maka pajaknya akan semakin kecil bahkan bisa mencapai 0 persen jika DHE ditempatkan di atas 6 bulan.

Selama ini, insentif tersebut cukup membuat ppara eksportir patuh untuk menempatkan dananya di dalam negeri, tetapi devisa hasil ekspor yang parkir di rekening khusus tersebut tidak dapat ditahan untuk jangka waktu yang lama karena interest rate yang diberikan perbankan tidak kompetitif.

Oleh karenanya, dia berharap program khusus ini akan menambah ketertarikan para eksportir untuk meletakkan dananya di dalam negeri karena melengkapi insentif yang selama ini sudah diberikan pemerintah.

Terlebih lagi, dalam program khusus tersebut, BI akan memberikan kemudahan untuk settlement di mana jika biasanya settlement menghabiskan waktu tiga hari menjadi hanya satu hari.

"Jadi ada berbagai fitur-fitur yang menarik terkait dengan program ini," kata Destry.

Dengan demikian, diharapkan devisa hasil ekspor yang ditempatkan di luar negeri dapat kembali parkir di Indonesia.

https://money.kompas.com/read/2022/11/18/141000126/bi-tengah-godok-insentif-agar-devisa-hasil-ekspor-sda-betah-parkir-di-dalam

Terkini Lainnya

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke