Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sepakat Bantu Ringankan Utang Negara Rentan dan Miskin, G20 Sudah Kumpulkan Dana Rp 1.272 triliun

BADUNG, KOMPAS.com - Para kepala negara anggota G20 sepakat untuk meringankan utang negara-negara miskin sebagai upaya mendukung pemulihan negara yang rentan. Kesepakatan itu tertuang dalam Leaders’ Declaration atau Deklarasi Pemimpin G20 Bali pada poin 33.

Negara-negara G20 yang merupakan anggota Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) telah mengumpulkan 81,6 miliar dollar AS atau sekitar Rp 1.272 triliun (asumsi kurs Rp 15.600 per dollar AS) untuk membantu negara-negara miskin.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, dana yang terkumpul itu merupakan ekuivalen dari hak penarikan khusus atau special drawing rights (SDR) negara-negara anggota IMF. Ini merupakan bagian dari program resilience and sustainability trust (RST) oleh IMF.

"Dana 81,6 miliar dollar AS ini berasal dari anggota-anggota IMF dengan pangsa dari kepemilikannya di IMF itu dipinjamkan untuk bisa menalangi kebutuhan negara-negara miskin," ungkapnya dalam konferensi pers di Media Center, BICC, Nusa Dua, Bali dikutip Jumat (18/11/2022).

Menurutnya, penggunaan SDR anggota IMF untuk negara-negara miskin itu, merupakan sesuatu yang diminta kepada negara-negara yang yakin bahwa mereka tidak akan menggunakan SDR-nya dalam waktu dekat sehingga bisa digunakan negara lain.

"Jadi ini secara volunter, bisa meminjamkan SDR-nya untuk dikontribusikan sebagai sumber yang dipakai oleh negara yang sedang mengalami krisis," imbuh Sri Mulyani.

Ia menjelaskan, banyak negara yang sulit pulih di tengah krisis pangan dan energi global yang terjadi saat ini, karena ruang fiskal dan moneternya sudah terpakai pada saat mengatasi tekanan ekonomi akibat pandemi Covid-19.

Maka, melalui poin ke-33 dalam Leaders’ Declaration G20 disepakati untuk membantu negara berpenghasilan rendah, negara bagian kecil, bahkan negara berpenghasilan menengah yang rentan dalam menghadapi tantangan jangka panjang yang menimbulkan risiko ekonomi makro.

"Pada dasarnya paragraf (poin) 33 itu menyangkut kemampuan dari lembaga-lembaga multilateral untuk bisa merespons negara-negara yang mengalami kesulitan, pertama karena pandemi," kata dia.

"Jadi mereka sendiri (negara-negara rentan) sesudah pandemi, itu sudah banyak yang sudah menggunakan ruang fiskal dan moneternya. Oleh karena itu, ketika dihantam dengan adanya krisis pangan dan krisis energi, banyak (negara) menjadi tidak sustainable (berkelanjutan)," lanjut Sri Mulyani.

Adapun pembentukan RST oleh IMF tersebut, sekaligus menjadi salah satu kesepakatan konkret yang dihasilkan di bawah Presidensi G20 Indonesia. Harapannya, lewat program ini dapat membantu ketersediaan pembiayaan bagi negara-negara rentan dan miskin.

https://money.kompas.com/read/2022/11/18/144000626/sepakat-bantu-ringankan-utang-negara-rentan-dan-miskin-g20-sudah-kumpulkan

Terkini Lainnya

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke