Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Suku Bunga Acuan Terus Naik, Simak Rekomendasi Saham BTN

Kenaikan tersebut akan ditransmisikan pada suku bunga kredit, seperti kredit pemilikan rumah (KPR). Suku bunga KPR diproyeksi mengalami kenaikan, terutama yang bersifat floating.

Lantas, bagaimana dampak potensi kenaikan suku bunga KPR terhadap PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN), yang merupakan bank dengan spesialisasi KPR?

Dalam riset terbarunya, Analis Bahana Sekuritas Yusuf Ade Winoto dan Nathania Giovanna mengatakan, permintaan KPR BTN akan tetap kuat, yang didorong oleh fokus pemerintah dalam penyaluran subsidi perumahan. Ini kemudian akan tetap menjaga tingkat pertumbuhan pendapatan perusahaan.

Pada periode 2016 sampai 2021, subsidi pemerintah ke sektor perumahan terus meningkat dengan tingkat pertumbuhan tahunan majemuk (compounded annual growth rate/CAGR) sebesar 41,2 persen. Untuk 2022, anggaran subsidi meningkat 13,1 persen menjadi Rp 25,53 triliun, dan untuk 2023 indikatif anggaran subsidi perumahan meningkat 16,8 persen menjadi Rp 29,53 triliun.

"BBTN menjadi penerima manfaat utama dari pertumbuhan anggaran perumahan subsidi karena porsi KPR subsidi mencapai 48 persen dari total KPR BBTN," tulisnya dalam riset tersebut dikutip, Selasa (22/11/2022).

Selain itu, BBTN juga bisa mengamankan porsi terbesar dari KPR Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) karena memiliki hubungan yang kuat dengan pengembang, khususnya pengembang perumahan murah.

Faktor lainnya adalah pengalaman panjang di bisnis KPR, proses bisnis yang mapan dan mencapai skala ekonomi yang tinggi serta nasabah yang besar dan setia.

Riset Bahana juga menyatakan, BBTN juga diuntungkan oleh tren yang kuat dari permintaan KPR. Ini tercermin dari rasio KPR terhadap produk domestik bruto (PDB) meningkat secara bertahap, dari 2,5 persen pada 2011 menjadi 3,5 persen pada 2021.

Di industri perbankan KPR juga terus meningkat secara konsisten dengan CAGR 11,6 persen pada periode 2011-2021. Selain itu, BTN berhasil mendongkrak pangsa pasar di industri KPR, dari 24,6 persen di tahun 2011 menjadi 37,4 persen di tahun 2021.

Bahana memberikan rekomendasi beli untuk saham BBTN dengan target harga 12 bulan pada Rp 1.950. Nilai ini setara dengan kenaikan 29,14 persen dibandingkan harga saham BBTN yang ditutup di level Rp 1.510 pada Senin (21/11/2022) kemarin.

Target harga dari Bahana tersebut setara dengan 0,75x nilai buku (price to book value) atau di bawah 1x nilai buku. Target nilai buku dari BBTN ini lebih rendah dibandingkan peer group karena BBTN memiliki rasio intermediasi (loan to deposits ratio) yang tinggi dan net interest margin (NIM) yang rendah.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

https://money.kompas.com/read/2022/11/22/140600526/suku-bunga-acuan-terus-naik-simak-rekomendasi-saham-btn

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke