Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jamin Ketersediaan Pupuk untuk Petani, Pupuk Kaltim Tingkatkan Kapasitas dan Infrastruktur

KOMPAS.com – Sebagai anak usaha Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Pupuk Kalimantan Timur atau Pupuk Kaltim (PKT) berkomitmen untuk memberikan kontribusi terbaik bagi negara. Upaya tersebut diberikan lewat pemenuhan kebutuhan pupuk berkualitas terbaik dan menjamin ketersediaannya bagi para petani Indonesia.

Direktur Utama PKT Rahmad Pribadi mengatakan, pihaknya menyediakan berbagai jenis pupuk yang sudah memiliki kualitas terbaik sesuai dengan ketentuan dari Kementerian Pertanian (Kementan) dan Badan Standardisasi Nasional (BSN).

"Jadi, seluruh produk kami sudah memiliki sertifikat standar nasional Indonesia (SNI),” kata Rahmad dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (22/11/2022).

Sementara, untuk memastikan kecukupan pupuk di Tanah Air, PKT senantiasa menjaga pendistribusiannya agar pupuk tersalurkan dengan baik hingga ke wilayah-wilayah yang menjadi tanggung jawab perusahaan.

“Kami selalu memastikan ketersediaan pupuk di gudang-gudang PKT dan memastikan jumlahnya selalu melebihi dari ketentuan stok 2 minggu yang ditetapkan pemerintah,” ucap Rahmad.

Terkait pendistribusian pupuk, Rahmad memaparkan bahwa PKT memiliki dua sistem untuk hal tersebut, yaitu Distribution Planning and Control System (DPCS) dan Retail Management System atau Sistem RMS.

“Distribusi juga dilakukan dengan memanfaatkan teknologi sehingga pengawasan (bisa dilakukan secara) terpusat dan real-time. Selain itu, kami juga terus berinovasi, seperti pengembangan produk dan memproduksi pupuk hayati,” jelas Rahmad.

Untuk menjaga kualitas pupuk, PKT menggunakan sistem aplikasi berbasis pertanian presisi atau precision agriculture yang dikembangkan oleh ilmuwan Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) Institut Pertanian Bogor (IPB), Jawa Barat. Sistem itu bernama PreciPalm.

PreciPalm digunakan untuk meningkatkan efisiensi pemupukan di lahan kebun kelapa sawit hingga 30 persen. Aplikasi ini juga mampu mengoptimalkan produktivitas hasil kelapa sawit secara berkelanjutan dalam jangka panjang.

“PreciPalm memanfaatkan Satelit 2A untuk memberi informasi unsur hara tanaman secara real-time. Kemudian, data tersebut akan diolah untuk menghasilkan rekomendasi dosis pemupukan di lahan terkait,” jelas Rahmad.

Berdayakan petani

Selain memberikan kualitas pupuk terbaik, PKT juga melakukan pemberdayaan petani di berbagai daerah melalui program Mari Kita Majukan Usaha Rakyat (Makmur).

Dalam menjalankan program tersebut, PKT menggandeng sejumlah stakeholders di industri pertanian, mulai dari petani, distributor pupuk dan pestisida, pemerintah daerah, offtaker, hingga lembaga keuangan dan asuransi.

“Kami menyadari bahwa apa yang PKT lakukan tidak cukup dengan menyediakan produk berkualitas saja. PKT juga harus mendorong produktivitas pertanian dan pemberdayaan petani sehingga dapat membentuk ekosistem pertanian yang mandiri,” jelas Rahmad.

Dengan demikian, PKT dapat ikut membantu meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia melalui program Makmur.

“Kami mengetahui bahwa (program) Makmur memberikan manfaat yang nyata. Contohnya, hingga Oktober 2022, PKT telah membina sebanyak 26.588 petani dengan luas tanam mencapai 53.525 hektare (ha) dan telah mencapai 89 persen dari target (60.000 Ha),” ucap Rahmad.

Dengan peningkatan itu, Rahmad melanjutkan bahwa PKT telah membantu menyejahterakan petani lewat keuntungan hasil panen yang juga ikut meningkat dengan rata-rata mencapai 121 persen.

“Ke depan, Makmur akan terus dikembangkan melalui tiga hal, yaitu permodalan, offtaker, dan pengembangan program,” ujar Rahmad.

Adapun permodalan disiapkan melalui lembaga keuangan alternatif, seperti koperasi, distributor financing, dan financial technology (fintech). Selain itu, PKT memastikan dukungan bank kantor pusat agar pencairan pinjaman kepada para petani bisa selesai tepat waktu.

Selanjutnya, pengembangan offtaker dilakukan agar para petani mendapatkan penjamin komoditas yang kuat secara finansial. PKT juga akan memastikan kualitas hasil panen terjaga dengan menyediakan mesin pengawet hasil panen.

Lalu, PKT akan melakukan pengembangan program dengan menetapkan program Makmur untuk tanaman pangan dan perkebunan di wilayah Sulawesi, Kalimantan, Jawa, serta Bali dan Nusa Tenggara atau Bali Nusra.

Siap hadapi tantangan global

Dengan berbagai inisiasi dan inovasi yang dilakukan, Rahmad menegaskan bahwa PKT siap menantang pasar global yang penuh dengan dinamika. Terlebih, PKT telah menerapkan strategi mitigasi kondisi pasar global pada 2022 guna menjaga stabilitas rantai pasok dan kinerja.

“Kami telah merencanakan beberapa mitigasi, seperti mengamankan pasokan bahan baku dan penjajakan sumber pemasok bahan baku dari berbagai negara alternatif,” ucap Rahmad.

Selain itu, PKT juga akan melakukan efisiensi yang tidak hanya berfokus pada cost leadership, tetapi juga dengan memaksimalkan infrastruktur yang ada di seluruh rantai bisnis, terutama rantai pasok.

“Kami juga akan meningkatkan kapasitas di pelabuhan dan infrastruktur yang dimiliki perusahaan serta menambah kapasitas produksi. Intinya, PKT akan memastikan pasokan terus terjaga,” ucap Rahmat.

Sejumlah rencana program juga telah direncanakan oleh PKT dalam bingkai roadmap yang dirancang untuk 40 tahun ke depan.

“Kami akan mengembangkan hilirisasi industri petrokimia yang berbasis renewable resources guna mencapai dominasi pasar di wilayah Asia Pasifik melalui (penerapan) Growth Strategy,” ucap Rahmad.

Sebagai informasi, Growth Strategy sendiri dibagi menjadi 3 pilar, yaitu Operational and Supply Chain Excellence, Diversification Excellence, dan Geographical Expansion Excellence. Rahmad optimistis, dengan target yang jelas dan semangat yang besar, PKT mampu membawa industri petrokimia Indonesia bersaing di pasar Asia Pasifik dalam 5 tahun ke depan. 

https://money.kompas.com/read/2022/11/22/145100426/jamin-ketersediaan-pupuk-untuk-petani-pupuk-kaltim-tingkatkan-kapasitas-dan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke