Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Beramai-ramai Mendorong UMKM Masuk Ekosistem Ekonomi Digital

Ia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi digital salah satunya didorong oleh penetrasi UMKM yang masuk ke dalam ekosistem digital.

"Di awal pandemi baru 8 juta UMKM yang terhubung digital. Dalam 2 tahun, jumlah itu tumbuh 153 persen. Oktober tahun ini ada 20,24 juta UMKM sudah terhubung ke ekosistem digital," ujar dia dalam Kompas100 CEO FORUM: Mendorong UMKM dan Ekonomi Kreatif Naik Kelas Melalui Go Digital, Kamis (24/11/2022).

Ia menargetkan, pada tahun 2023, sebanyak 30 juta UMKM dapat terhubung ke ekosistem digital.

Pihaknya saat ini sedang fokus untuk mendorong UMKM di kota-kota kecil untuk terhubung dalam ekosistem digital.

Teten menjabarkan, menurut survei Google, Temasek, dan Bain, nilai ekonomi digital Indonesia sebesar Rp 416 triliun pada tahun 2021.

"Hari ini ekonomi digital kita 40 persen dari ekonomi digital Asean," ujar dia.

Upaya Tokopedia

Menanggapi hal tersebut, Co-Founder & Vice Chairman Tokopedia Leontinus Alpha Edison mengatakan, sejak awal pihaknya telah membantu UMKM untuk masuk ke dalam ekosistem digital.

Leon mengeklaim, saat ini 90 persen produk di Tokopedia merupakan hasil dari UMKM.

"Kami mempercepat layanan respons pertanyaan, dan update pengiriman barang, juga respons ketika produk bermasalah, refund, dan kirim ulang," ucap dia.

Leon mengungkapkan, saat pandemi inisiatif hyperlocal disebut mendorong peningkatan transaksi UMKM.

Dengan teknologi geotagging, pembeli akan mendapatkan penawaran produk dari lokasi yang paling dekat dari tempat tinggalnya.

"Kami bisa bantu UMKM dan pembeli dengan pengalaman belanja yang cepat, karena lokasi yang dekat," jelas dia.

Upaya Bank DKI

Sedangkan, Direktur Kredit UMK & Syariah Bank DKI Babay Parid Wazdi mengatakan, selain memberikan pembiayaan, pihaknya juga memberikan pembinaan kepada UMKM.

"Saat ini kami telah membina sebanyak 300.000 jakpreneur (UMKM). Pembinaan mulai dari membuat lapiran keuangan kecil-kecilan sampai mengurua izin," kata dia.

Dari pembinaan ini, harapannya UMKM yang naik kelas dapat tersentuh pembiayaan perbankan. Dengan begitu, mereka dapat mengakses pembiayaan yang lebih besar.

Babay mengungkapkan, banyak UMKM yang belum bisa membuat prioritas kebutuhan.

"Belum bisa membedakan kebutuhan bisnis dan kebutuhan keluarga. Ketika ini campur aduk, di situlah kredit macet bermula," jelas dia.


Upaya ALAMI

Kemudian, CEO ALAMI Dima Djani menyebut, pandemi Covid-19 mengakselerasi jumlah masyarakat yang ingin membuka usaha, terutama yang ingin mengusung konsep syariah.

Untuk itu, pihaknya juga gencar mengadakan ARQAM Accelerator untuk dapat mempertemukan UMKM dengan investor.

Selain urusan bisnis, ALAMI juga menekankan pentingnya UMKM untuk memperhatikan unsur keberlanjutan dan keterlacakan produknya.

Sebab, saat ini industri global mulai menaruh perhatian dalam hal tersebut.

"Kita juga menambah nilai untuk pasar global agar dilihat, yakni sustainbility.

Dari awal mindset-nya seperti itu harus sudah ada, ESG overlap dengan konsep syariah," jelas dia.

3 jenis modal untuk UMKM dari PNM Mekaar

Sedangkan, Kepala Divisi Pengembangan Kapasitas Usaha PNM Dicky Fajrian mengatakan, pihaknya memberikan tiga jenis modal untuk UMKM yakni pembiyaan, pengetahuan, dan sosial.

Pihaknya juga terus mendorong PNM Mekaar yakni program pembiayaan yang dilakukan secara berkelompok untuk ibu-ibu prasejahtera.

"Saat ini jumlah nasabah PNM Mekaar sudah ada di angka 13,3 juta nasabah, itu ibu-ibu semua dan prasejahtera semua," ujar dia.

Dicky bilang, tantangan dalam menjalankan program ini adalah bagaimana melakukan edukasi kepada ibu-ibu prasejahtera.

Untuk dapat mempercepat pelayanan pembiayaan, saat ini PNM terus melakukan pendekatan secara digital kepada nasabah dan mitranya di lapangan.

https://money.kompas.com/read/2022/11/24/190000326/beramai-ramai-mendorong-umkm-masuk-ekosistem-ekonomi-digital

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke