Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Transmisi Suku Bunga

Inflasi global akan diikuti kontraksi kebijakan bank sentral. Penyesuaian suku bunga bank sentral akan menjadi penopang kredibilitas kebijakan moneter.

2. ………….. Inflation rates are currently elevated in many countries. Central banks will act where necessary to ensure price stability in line with their respective mandates, while remaining committed to clear communication of their policy stances. Central bank independence is crucial to achieving these goals and inflation rates are currently elevated in many countries. Central banks will act where necessary to ensure price stability in line with their respective mandates, while remaining committed to clear communication of their policy stances. Central bank independence is crucial to achieving these goals and buttressing monetary policy credibility.

Penyesuaian suku bunga bank sentral di negara maju terutama di Amerika dan Eropa sudah mulai diberlakukan awal tahun 2022, kemudian diikuti oleh negara-negara Asia.

Indonesia baru melakukan penyesuaian kebijakan suku bunga pada Agustus 2022. Kebijakan kenaikan suku bunga BI ini sudah dikategorikan terlambat.

Setelah itu, dalam tiga bulan berturut-turut, bulan September hingga November 2022, Bank Indonesia menaikkan suku bunga BI, 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR).

Pada September dan November 2022, bahkan mengalami kenaikan sebesar 50 bps, sehingga suku bunga BI7DRR menjadi 5,25 persen.

Kenaikan 50 bps (basis point) bulan November ini juga diperlakukan untuk fasilitas deposito dan pinjaman kepada bank umum.

Dalam hal bank umum akan menempatkan dana di BI diberikan Suku bunga Deposit Facility dengan kenaikan sebesar 50 bps menjadi 4,50 persen.

Sebaliknya jika bank umum membutuhkan likuiditas, maka suku bunga pinjaman atau Lending Facility dari Bank Indonesia adalah sebesar 6,00 persen atau naik 50 bps dibandingkan bulan sebelumnya.

Dengan demikian, sejak Agustus 2022, BI sudah menaikkan suku bunga 7DRR sebesar 150 bps atau 1,5 persen.

Kebijakan tersebut sangat tepat untuk dapat meredam tingkat inflasi dan nilai tukar. Sekaligus meningkatkan tingkat kepercayaan pelaku pasar keuangan.

Lazimnya, kenaikan suku bunga 7DRR diikuti oleh suku bunga penjaminan dari Lembaga Penjamin Simpanan atau LPS.

Kenaikan suku bunga penjaminan akan diikuti oleh kenaikan suku bunga simpanan di bank umum sehingga menarik likuiditas dari peredaran.

Namun, LPS baru menaikkan suku bunga LPS sebesar 25-50 bps, menjadi 3,7 persen berlaku mulai 1 Oktober 2022.

"LPS menetapkan untuk menaikkan tingkat bunga penjaminan di bank umum dan BPR sebesar 25 basis poin, dan valuta asing bank umum 50 basis point," kata Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa dalam Konferensi Pers, Selasa (27/9/2022).

Purbaya mengatakan, kalau kenaikan ini mulai berlaku efektif mulai 1 Oktober 2022 hingga 31 Januari 2023. Kenaikan ini dipengaruhi adanya gejolak ekonomi global.

Kenaikan suku bunga BI hingga 150 bps baru direspons kenaikan bunga penjaminan sebesar 25 bps. Kenaikan bunga LPS bisa jadi akan dilakukan pada awal 2023.

LPS memberikan alasan tidak melakukan kenaikan suku bunga, yakni kondisi perbankan mengalami kelebihan likuditas dan permintaan dana pinjaman masih lemah.

Transmisi suku bunga

Apakah kenaikan suku bunga BI akan ditransmisikan ke suku bunga turunannya? Faktanya, kenaikan suku bunga BI sebagian diikuti oleh suku bunga pasar uang.

Sejak Agustus 2022, suku bunga pasar uang naik 150 bps atau 1,5 persen. Transmisi kenaikan suku bunga kebijakan telah mendorong peningkatan suku bunga di pasar uang.

Demikian juga suku bunga kebijakan BI telah mendorong kenaikan Imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara atau SBN tenor jangka pendek hampir 150 bps.

Meskipun demikian, imbal hasil SBN tenor jangka panjang masih tetap. Pasar obligasi lebih sensitif pada portofolio SBN yang berdurasi pendek ketimbang jangka panjang.

Sementara itu, meskipun adalah pengaruhnya, kenaikan suku bunga perbankan, baik suku bunga dana maupun suku bunga kredit, masih normal.

Suku bunga deposito 1 bulan Oktober 2022 naik sekitar 0,5 persen, dari 2,9 persen pada bulan Juli 2022 menjadi 3,40 persen.

Suku bunga kredit bank umum bulan Oktober 2022 rata-rata hanya meningkat 10 bps saja, dari 8,95 persen pada Juli menjadi 9,10 persen pada saat ini.

Masih terbatasnya kenaikan suku bunga tersebut karena bank masih mengalami kelebihan likuiditas. Lag atau efek tunda dari transmisi kebijakan kenaikan suku bunga BI pada suku bunga simpanan dan pinjaman diperkirakan akan terjadi dalam tiga bulan.

Yang masih cukup menggembirakan adalah pertumbuhan kredit perbankan rata-rata tahunan masih tinggi, yakni hampir 12 persen per Oktober 2022.

Pembiayaan Bank Syariah bahkan lebih agresif lagi, yakni mengalami pertumbuhan pembiayaan tahunan di atas 18 persen.

Kenaikan intermediasi perbankan didukung kekuatan dari sisi permintaan kredit dan perbaikan kondisi dan pelayanan perbankan sendiri dari sisi penawaran.

Telah terlihat adanya pemulihan awal kinerja korporasi dan rumah tangga. Kemampuan keuangan dan kapasitas membayar dari korporasi, khususnya sektor pertambangan, migas, dan perdagangan membaik.

Tingkat pembelian barang-barang konsumsi oleh rumah tangga juga meningkat. Pertumbuhan kredit UMKM tahunan, tercatat kenaikan sekitar 17 persen.

Perbankan juga memperbaiki tata kelola, prudensial, manajemen risiko, namun dengan standar persyaratan satu pilar memungkinkan ekspansi pembiayaannya. Perbankan juga membidik penyaluran kredit secara selektif.

Kondisi Perbankan

Kondisi perbankan pada umumnya masih cukup kuat. Rata-rata Modal Perbankan lebih dari cukup dengan rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio /CAR tetap tinggi sebesar 25 persen, jauh di atas CAR minimum 12 persen.

Risiko perbankan juga tetap rendah dilihat dari kinerja rasio kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) mencapai 0,77 persen (NPL neto) dan 2,78 persen (NPL bruto)

Dana pihak ketiga perbankan tumbuh hampir 10 persen, menunjukkan kuatnya likuiditas perbankan.

Peningkatan DPK terjadi pada kelompok korporasi dan rumah tangga sejalan dengan berlanjutnya pemulihan ekonomi nasional.

Masalahnya tingkat rasio pinjaman atau LDR perbankan umumnya belum optimal dibanding dengan masa sebelum covid-19.

Dalam jangka pendek, Perbankan di Indonesia akan mengalami dampak kenaikan suku bunga. Meskipun kondisi perbankan masih kuat, kenaikan suku bunga BI akan mengganggu pertumbuhan pinjaman ke sektor riil.

Tidak hanya akan mengganggu pinjaman nasabah baru, namun pengusaha yang memiliki outstanding pinjaman harus menyesuaikan kenaikan bunga pinjaman.

Suku bunga pinjaman dalam waktu dekat diperkirakan mencapai 10 persen, di atas rata-rata saat ini 9 persen.

Kenaikan suku bunga pinjaman akan memberatkan pengusaha nasabah, khususnya pengusaha UMKM dan sektor industri manufaktur serta perdagangan retail yang sedang dalam masa pemulihan.

Inflasi secara musiman juga mengalami kenaikan akhir tahun, tampaknya BI masih akan menaikkan suku bunga lagi bulan Desember atau Januari. Belum lagi faktor risiko global masih akan terus mengancam inflasi.

Sampai saat ini transmisi kenaikan suku bunga masih terbatas pada sektor keuangan saja. Penarikan dana masih terbatas.

Risiko inflasi domestik dengan demikian masih ada. Kedepan apabila BI terus menaikkan suku bunga tentu bunga LPS akan naik pula dan diikuti dengan kenaikan bunga perbankan.

Era suku bunga rendah sudah berakhir. Kini Perbankan harus mampu menyesuaikan kembali dengan suku bunga yang tidak lagi rendah.

Suku bunga tinggi akan ditransmisikan ke nasabah dan konsumen akhir. Bisa jadi konsumen akan menghentikan laju belanja untuk sementara.

Mudah-mudahan masa tunggunya tidak lebih dari tiga hingga enam bulan. Kondisi ekonomi global secara umum dalam masa menurun dan menghadapi ancaman resesi.

Nasihat yang paling bijaksana bagi para pengusaha dan konsumen adalah bersiap-siap menghadapi badai ekonomi yang akan datang dengan konsolidasi dan penghematan serta efisiensi bisnis sedini mungkin.

https://money.kompas.com/read/2022/11/28/053222826/transmisi-suku-bunga

Terkini Lainnya

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke